Wednesday 27 January 2016

Nasib Generasi 90-an


Waktu nyokap gue ke rumah sakit nemenin bibi check up, ada pasien remaja perempuan yang menderita penyakit kronis. Di umurnya yang baru lulus SMA, 18 tahun, ia sudah menderita diabetes.

“Itu beneran, Mah?” tanya gue ke nyokap, kurang yakin.

“Mamah juga kaget,” ternyata nyokap juga tercengang.

Gue sempet mikir, mungkin penyebab remaja cewek itu kena diabetes karna keseringan dikasih janji manis sama cowoknya. Namun, gue enggak mau salah perkiraan. Gue tanya langsung ke nyokap, “Emang awal mulanya kenapa, Mah, kok bisa sampai kena diabetes?”

“Dokter bilang kemungkinan karna keseringan minum minuman botol,” nyokap menjelaskan sambil ngulek terasi. Iya, latar tempat kejadian obrolan gue dan nyokap di dapur. Ketika gue melewati dapur sesudah dari kamer mandi untuk mandi pagi, nyokap menghadang sambil bilang, “Yoga, sini mamah mau cerita.” Padahal waktu itu gue masih pake handuk doang.

“Minuman botol? Aqua?” lanjut gue bertanya.

“Ih! Bukan. Minuman botol berasa,” nyokap menjelaskan sambil meninju terasi dengan ulekannya agak kencang.

“Ohh, kayak Fresti, Gud dey, Panta?”

“Nah, iya apalah itu namanya.”

Heran juga gue. Apa masalahnya dengan minuman berasa kayak gitu sampe bisa bikin diabetes?!

“Makanya Yoga, kamu jangan suka minum-minuman itu!”

“Gapapa kali, Mah. Aer putih mah tawar. Enggak enak,” jawab gue sambil hendak berlalu, menuju kamar untuk mengenakan pakaian.

“HEH!!” nyokap menghantamkan ulekan ke terasi dengan kencang, sampai mereka lompat berceceran ke lantai.

Gue kaget dan langsung menghentikan langkah. “I-iya, Mah.”

“SINI DULU!!” perintah nyokap sambil menggerakan dagu, pertanda gue harus menghampirinya.

“A-aku mau ke kamer, Mah. Ini dingin cuma pake handuk doang.” Berdiri hanya mengenakan handuk ternyata bikin gemetaran. Angin sepoy-sepoy masuk lewat bawah handuk, menjalar ke atas melewati benda pusaka yang menggantung bebas tanpa handle, endingnya masuk ke perut.

“Pokoknya... kamu... jangan... MINUM MINUMAN BOTOL!!!” tegas nyokap sambil membanting ulekan ke lantai. Sekarang nyokap ngulek di lantai.
Continue Reading...

Sunday 24 January 2016

The X-Rider


Aku terus mengayuh sepedaku dengan cepat. Ini tidak mudah. Keadaan jalanan yang padat membuatku harus sigap meliak-liuk diantara kendaraan yang merayap. Seperti biasa, lalu lintas Jakarta tidak pernah lengang. Aku menoleh ke belakang, polisi itu masih mengejarku dengan sepeda motornya. Jika aku terus jalan lurus seperti ini, pasti dia dengan mudah menangkapku. Kecepatan sepeda balapku tak  sebanding dengan kecepatan motor polisi itu.

Lampu lalu lintas menyala merah tepat di persimpangan di depanku. Melihat sign “Kiri Jalan Terus,” aku memilih menikung ke kiri agar tidak terjebak kendaraan kendaraan yang mengantri menunggu lampu berubah berwarna hijau. Dengan pengalamanku bersepeda lebih dari lima tahun, dengan mudahnya aku menikung dengan kecepatan tinggi. Sambil membenarkan posisi helm sepeda yang ku kenakan, aku kembali mempercepat kayuhan sepedaku. Sesaat setelahnya, pandanganku kembali ku lemparkan ke belakang, polisi tersebut baru keluar dari tikungan. Dia terlihat kesulitan dengan sepeda motor bertenaga 1000 cc-nya yang harus menikung dengan cepat di tikungan yang dipadati kendaraan terjebak lampu merah. Hampir saja polisi itu menabrak tukang batagor yang sedang berjualan di bahu jalan. Ia nampak tertinggal jauh di belakangku.

“Pengendara sepeda Polygon hitam. Berhenti!” teriak polisi tersebut.

Aku tak menoleh kebelakang. Dari keras suara speakernya sudah menandakan ia tidak lagi berjarak jauh dariku. Dia semakin dekat. Aku harus kembali berbelok untuk menjauhkan jarakku darinya. Namun sepertinya ini akan menjadi sulit. Jalan yang ku lalui ini terlalu panjang. Sama sekali tidak ada tikungan dalam jarak yang dekat. Aku melihat persimpangan yang masih jauh di depan sana. Kuperhitungkan jaraknya sekitar 700 meter.

“Cepat berhenti!”
Continue Reading...

Thursday 21 January 2016

Sold Out



Dari gambar di atas, ada dua betina yang distempel “SOLD OUT.” Kalian jangan menyangka yang enggak-enggak seperti mengira mereka semua adalah korban berdagangan manusia, dan mereka yang dicap SOLD OUT adalah mereka yang sudah terjual. Bukan.. bukan seperti itu.

“SOLD OUT” adalah istilah yang biasa gue pakek untuk menyebut mereka yang sudah menikah. Seperti layaknya barang, mereka sudah dibeli, sudah ada pemiliknya, sudah menjadi hak si pemilik. Mereka dibeli dengan mahar. Mereka sudah ada pemiliknya, yakni sitri atau suaminya. Mereka juga sudah halal sepenuhnya menjadi hak si pemilik. Karna itulah, mereka yang sudah “SOLD OUT” akan terjaga, menjadi pehiasan berharga, dan menjadi pahala bagi dirinya dan juga pemiliknya. Jadi begitu yah ibu-ibu sekalian. Jama’aaaahhhh... oh jama’aaaahh. Alhamdu... lillahhh..

Sorry kalo jadinya kayak pengajian ibu-ibu begini.

Di semester akhir ini, temen-temen gue satu persatu mengakhiri masa lajangnya. Dari yang tadinya cuma satu orang menikah, kini sudah ada lima orang dari teman kelas gue yang sudah menikah. Tiga orang lainnya enggak ada di foto di atas. Melihat fenomena baru ini, gue jadi berfikir, dengan siapa yah gue akan menikah kelak. Kadang kepikiran, gimana rasanya setelah menikah. Apakah beda dengan pacaran gitu. Pasti bahagia menghabiskan hidup berdua terus dengan orang yang disayang. Duhh... melihat mereka yang sudah menikah, gue jadi pengen cepet-cepet.

Continue Reading...

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter