Monday 20 June 2016

Orang-orang Kampungan


Menurut gue di Indonesia masih banyak orang kampungan. Mereka ini yang bikin Indonesia enggak enak dipandang. Mereka pengacau kestabilan negara ini. Gue risih sama mereka. Bahkan kalo bisa pengen banget rasanya gue nitipin mereka untuk diangkut ke luar angkasa bareng satelit BRI tempo hari.

Orang kampungan yang gue maksud ini berbeda dengan yang digambarkan di FTV. Kalo di FTV orang kampungan digambarkan memiliki gaya bicara yang medhok, kalo diajak ke Jakarta bakal celingukan kayak orang kesasar melihat gedung-gedung tinggi, atau suka menggunakan daster gembel sambil netek-in anaknya. Bagi gue bukan seperti itu orang kampungan. Di mata gue orang kampungan justru orang kota, berpendidikan, tapi otaknya enggak dipake.

Orang yang suka buang sampah sembarangan. Sumpah, ini kampungan banget. Di eropa, orang buang sampah sembarangan bisa kena denda jutaan rupiah. Minimal mereka kena hukuman sosial dengan dicibir dan dilihatin orang sekitar dengan ekspresi tatapan ngelihat orang boker sembarangan.

Sadar enggak sih sewaktu SD kita dididik untuk tidak membuang sampah smebarangan. Jelas sekali bahkan sampai disebutkan oleh guru dampaknya menyebabkan banjir dan penyakit. Tapi justru pendidikan yang dasar banget itu enggak mereka pake saat sudah dewasa. Dasar kampungan! Kayak orang enggak sekolah! Jauh tertinggal pemikirannya dari orang eropa yang maju.

Gue sempat ketemu seorang pemuda gagah dan ganteng. Ia mengenakan almamater kampus terkenal di Indonesia sambil menenteng keresek Indomaret. Keringat menetes perlahan di dahinya karna udara panas yang menyengat kala itu. Kemudian ia mengeluarkan isian dari kresek Indomaret yang ia bawa. Itu eskrim. Dia ngupas eskrim itu, kemudian dengan enaknya ngemut-ngemut eskrim. Lidahnya bermain lihai menjilati ujung eskrim atas sampai kebawah, menyentuh tangkainya. Gue ngiler dibuatnya. Beberapa kali gue menelan ludah. Sumpah, udara panas bikin gue pengen makan eskrim juga, tapi apa daya, uang gue cuma cukup untuk naik angkot pulang.

Pemuda gagah dan ganteng itu membuang sembarangan bungkus eskrimnya. Pengen banget gue pungut tuh bungkus eskrim, lalu gue buang ke tempat sampah. Namun gue membatalkan niat baik itu. Gue khawatir ketika memungutnya, gue tergoda untuk menjilati lelehan eskrim yang tertempel di bungkusnya.

Continue Reading...

Friday 10 June 2016

Pacaran yang Islami



Orang bilang, “Enggak ada yang namanya pacaran Islami. Karna pacaran dalam Islam itu enggak boleh.”

Menurut gue itu salah. Dalam Islam juga boleh kok pacaran, asalkan sebelumnya menikah dulu. Ehehe.

Yup, jadi maksud gue, pacaran yang Islami itu ya yang pacarannya sesudah menikah. Sebagai pasangan pengantin muda, pasti asyik ngejalanin kegiatan seperti orang pacaran. Misalnya nge-date tiap malam minggu. Tujuan ngedate bisa bervariasi. Bisa terkadang nonton, makan di cafe yang mengadakan stand up comedy, seperti Komunitas Stand Up Comedy Cirebon yang sealu rutin mengadakan open mic tiap malem minggu, atau pilihan terakhir gelap-gelapan berdua di kuburan.

Loh, enggak ada salahnya dong mojok gelap-gelapan di kuburan. Kalo digerebek polisi kayak di acara 86, tunjukin surat nikah. Yang penting kan udah nikah. Asal jangan gelap-gelapan di kuburan sambil pesugihan. Itu termasuk musyrik. Kalo udah musrik, rontok dah semua amalan dari awal banget hidup sampe sekarang. Pahala waktu dulu rela beli pecin di warung karna disuruh nyokap padahal lagi asik nonton drama korea, hangus sudah. Gile, rugi benerrr!

Well, menikahlah di usia muda. Biar masih bisa pacaran. Lagi pula pasangan pengantin muda tuh enak dipandang. Apalagi pas di pelaminan. Kayaknya enak gitu melihat sepasang muda mudi yang di atas pelaminan pernikahan. Pengantin ceweknya cantik enak dilhat. Lengannya masih kencang dan kecil, tubuhnya ideal. Sementara pengantin cowok nampak ganteng dan enak dipandang. Rambutnya masih tebal. Perutnya masih rata. Kumis dan jenggotnya masih tipis sehingga wajahnya cute abis. Rasanya kayak nonton pernikahan di FTV.

Jangan sampe kayak pengalaman gue. Waktu itu gue nganterin nyokap menghadiri hajatan pernikahan. Pasangannya tua banget. Yang cowok rambut depannya sudah rontok. Perutnya segede tabung gas elpiji 12 kilo karna kebanyakan lemak. Kumisnya baplang. Yang cewek juga enggak kalah tuanya. Lengannya bengkak segede tiang telepon. Mata gue sepet ngeliat yang beginian. Bawaannya pengen cepet pulang, enggak makan di tempat hajatan. Kalo bisa hidangan dibekel aja pake rantang.

So, nikah aja dulu, pacaran kemudian. Biar bisa menikmati pacaran yang Islami di usia muda gitu.

By the way, ini cuma opini pribadi aja. Kalo belum ada modal untuk nikah dan belum sanggup mental, ya tahan dulu sih. Soalnya gue juga masih jomblo. Hiks!

Sedih kalo diceritain mah.

Demikian postingan gue kali ini. Jadi kesimpulannya pacaran yang Islami itu ada kok. Iyah, ada.

Continue Reading...

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter