Tuesday 27 November 2018

Orang yang Aneh, Namun Aku Suka




Namanya Alam. Ia gemar menjemur dalemannya di jemuran kecil di depan kamarnya. Sampai-sampai dalemannya mendominasi jemuran itu. Padahal jemuran itu punya bertiga. Dua orang teman kamarnya sampai hampir tidak kebagian lahan untuk jemur handuk.

Alam adalah teman gue di Kuliah Program Pendidikan Guru ini. Kami tinggal satu asrama. Kamar kami bersebelahan. Satu kamar ditempati oleh tiga mahasiswa. Gue satu kamar dengan Nanda dan Maul, Alam satu kamar dengan dua orang lainnya. Gue sering berkunjung ke kamar Alam. Berbincang ria dengannya sambil memerhatikan sikap aneh yang dia miliki. Termasuk suka jemur sempak sembarangan di jemuran.
Continue Reading...

Wednesday 21 November 2018

Kelas yang Akan Dirindukan




Apa yang orang lain bilang adalah benar. Bahwa waktu berlalu begitu cepat, tanpa kita sadari. Gue juga merasakan hal yang sama. Kali ini gue merasa waktu berlalu lebih cepat dari kereta Shinkansen. Kini di hadapan gue hanya tersisa waktu satu bulan dari waktu satu tahun yang gue punya.

Dalam menjalani Pendidikan Profesi Guru ini, gue akan menghadapi perpisahan

Satu kelas yang akan gue rindukan kelak. Kelas PPG Pendidikan Bahsa Inggris. Di sini gue menemukan keluarga, semangat, pelajaran.  Sungguh gue pasti akan rindu.

Kami akan berpisah, kemudian menjalani hidup masing-masing. Lalu menikah dengan pasangan masing-masing. Menemukan keluarga baru, semangat baru, kebahagiaan baru.

Namun rindu pada kelas ini akan selalu ada.

Gue akan menikmati sisa waktu yang ada, sebelum akhirnya gue akan merindukan kelas ini kelak.


Continue Reading...

Friday 16 November 2018

Kisah Lelaki Penabung Rindu




Suatu hari, hiduplah lelaki tampan. Namun ketampanannya hanya diakui oleh keluarganya. Walaupun hanya keluarganya yang memuji ketampananya, lelaki itu tetap bahagia. Ia selalu membagikan sedekah dalam bentuk senyuman. Bahkan suka senyum-senyum sendiri di depan cermin.

Dia telah lama menjomblo. Satu-persatu perempuan silih berganti menjadi gebetannya. Namun tak ada satupun wanita yang berhasil meluluhkan hatinya. Perasaannya pada seorang wanita tidak pernah dalam. Dia belum menemukan wanita yang membuatnya benar-benar jatuh hati.
Continue Reading...

Monday 12 November 2018

Asrama Berhantu




Hari ini di asrama gue cuma tidur-tiduran di kasur, main hape, terus makan. Sungguh bukan kegiatan yang produktif. Semenjak kegiatan PPL selesai gue jadi bingung mau ngapain. Padahal masih ada Penelitian Tindakan Kelas yang harus di garap. Memang dasar lagi malas aja guenya. Bukannya ngegarap PTK, yang ada gue malah nonton Youtube. Dan saat itu gue nonton Paranormal Experience di Youtube Channel-nya Raditya Dika. Dia ngomongin sebuah rumah tua di Jogja yang sangat angker.

Awalnya gue males banget. Apaan sih ini rumah hantu enggak jelas. Eh tapi semakin gue tonton, malahan jadi seru. Dan gue jadi nonton itu seharian. Dari part satu, sampai part empat. Tiap partnya berdurasi sampai satu jam lebih. Betapa gabutnya gue hari itu. Tapi sumpah, seru banget. Gue memang suka dengan cerita pengalaman misitis kaya gitu.

Seharian gue nonton Paranormal Experience, gue jadi kepikiran menulis cerita mistis yang gue alami selama tinggal di asrama ini.

Jadi gue sekarang tinggal di asrama. Gue tinggal di sini selama menjalankan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sekarang sudah bulan ke 10 gue tinggal di sini. Perlu kalian tahu, asrama ini lumayan serem.

Asrama tempat gue tinggal ada di Bandung. Asrama ini masih berada di dalam  lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Lokasi asrama berada di pojokan kampus. Tempatnya menyendiri dan sepi. Di sebelah timur, asrama bersebelahan dengan garasi bus kampus.
Continue Reading...

Saturday 10 November 2018

Akhirnya Berpisah




Gue benci dengan perpisahan. Karena gue selalu pengen nangis tiap  berpisah. Cengeng memang. Namun gue belajar dari sebuah perpisahan, bahwa hal yang kita miliki sekarang sesungguhnya begitu berharga. Kita tidak akan benar-benar menyadarainya sampai kita harus berpisah dengannya.

“Anak-anak,” teriak gue di kelas 7E.

Seluruh peserta didik diam mendengarkan gue  yang akan bicara.  Entah mengapa hari itu mereka lebih bisa dikendalikan. Padahal sehari-hari kelakuan mereka begitu brutal dan bikin gue emosi.

“Besok dan seterusnya bapak tidak mengajar kalian lagi,” ucap gue.

“Hah? Kenapa Pak?” tanya seorang murid,  Sidya namanya. Dia murid yang tenang dan pintar.

“Tugas bapak sudah selesai,” ucap gue dengan wajah cool.
Continue Reading...

Tuesday 6 November 2018

Mas Mau Bojo Kayak Gimana?




“Mas?” kata Nana dari belakang.

“Iya?” jawab gue sambil memalingkan pandangan ke kaca sepion. Melihat pantulan wajah Nana di dalamnya.

“Mas mau bojo yang kayak gimana?” tanya Nana.

“...”

“Mas, kok diem? Nanti aku ngantuk,” protes Nana setelah pertanyaannya enggak gue gubris.

“Bojo’ tuh apa sih?” tanya gue yang sebenarnya bingung apa itu “Bojo.”

Nana ketawa di balik masker motor yang ia kenakan. “Istri.’ Itu Bahasa Jawa.”

Gue manggut-mangggut.

Kemudian Nana menjelaskan bahwa ‘bojo’ bisa berarti istri atau suami.

Nana adalah perempuan Jawa tulen. Saat kami ngobrol, Nana suka keceplosan menggunakan Bahasa Jawa. Seperti “menggok,” “nggih,” atau “bojo.” Aksen Jawa Nana juga begitu kental, bahkan saat ia sedang bicara Bahasa Indonesia. Dengan kata lain, Nana ini ngapak banget. Pelafalan huruf “D,” dan “K”-nya medok. Gue pernah mencoba menirukan bahasa ngapaknya Nana. Namun gue gagal total. Bahasa ngapaknya sungguh sulit untuk ditiru.

Sore itu langit nampak mendung. Gue berkendara di atas motor, membonceng Nana sepulang mengajar. Kami sedang menjalankan praktik mengajar, biasa disebut PPL. Entah apa penyebabnya tiba-tiba sore itu Nana menanyakan gue mau istri yang seperti apa kelak. Terus terang, gue juga bingung mau yang seperti apa.

“Hmm... kalo kamu?” Gue malah bertanya balik. “Kamu mau bojo yang seperti apa?”

Continue Reading...

Saturday 15 September 2018

Lika-liku Tukang Susu



Semenjak menjalani PPL di Lembang, gue jadi punya kesibukan baru, selain mempersiakan materi ajar dan scrolling status orang-orang di WA. Gue dagang susu!

Menjalani PPL di Lembang merupakan sebuah keuntungan besar. Karena lembang melimpah akan makanan khas. Terutama susu murni. Jadilah gue dan teman PPL gue, Nanda, jualan susu murni.

Sebetulnya ide jualan susu ini muncul dari Nanda. Dia yang mengajak gue untuk dagang susu. Susu murni di lembang murah banget. Satu liter besar susu murni cuma seharga Rp 7.000. Sungguh peluang bisnis yang menggiurkan.

Niat kami jualan susu cuma untuk mengganti ongkos bensin yang dipakai tiap berangkat ke sekolah. Jadi kami tidak muluk-muluk mematok penghasilan harus di atas satu miliyar perbulan.

Tiap satu liter susu murni yang kami jual, kami ambil keuntungan dua ribu. Jadi sampai di konsumen seharga Rp. 9.000.

Sistem penjualan kami dengan cara pre order. Jadi pembeli memesan dulu, baru kami belikan. Setiap hari Senin dan Kamis gue dan Nanda belanja susu.

Continue Reading...

Friday 7 September 2018

Marah Kepada Murid



Sumpah judul di atas enggak bagus sama sekali. Gue enggak punya ide untuk memberi judul yang baik saat ini. Intinya gue mau cerita di saat gue marah kepada murid.

Saat ini gue sedang menjalani PPL di suatu sekolah di Lembang Jawa Barat. Gue menjalani praktik ngajar selama tiga bulan. Seperti yang mahasiswa PPL lainnya rasakan, gue juga males menjalani PPL ini. Males menghadapi siswa-siswa. Tingkahnya pasti susah diatur. Berdasarkan pengalaman gue waktu PPL sebelumnya, siswa paling sering bikin kesel, bikin BT, bikin emosi.

Namun demi menjalankan amanah dari negara untuk menjadi guru profesional, gue hadapi semua hal menyebalkan itu. Sungguh jiwa nasionalisme gue tidak usah dipertanyakan lagi. Begitu juga jiwa nasionalisme seluruh guru di Indonesia. yang harus dipertanyakan mah jiwa nasionalisme pemerintah tuh. Masih suka korupsi untuk memperkaya diri sendiri. Hih!

Betul saja apa yang gue duga sebelumnya. Saat gue masuk ke kelas IX-G gue langsung dihadapkan dengan siswa-siswa yang nyebelin.

“Oke. Listen up!” kata gue meminta perhatian kepada siswa. Namun mereka seakan tidak mau mendengarkan. Gue ngomong di depan kelas, masih ada aja siswa yang ngobrol di belakang seakan mereka pikir guru yang menerangkan di depan kelas sama sekali enggak penting.

Continue Reading...

Friday 6 July 2018

Rintihan Kamar 203



Kalau dilihat dari judulnya, kesannya ini tulisan horor. Tapi tenang, ini bukanlah tulisan seram. Jadi kamu jangan membayangkan gue akan bercerita tentang sebuah kamar kosong bernomor 203. Tiap malemnya suka terdengar suara rintihan, “Ahh... Hmm... Aduhh...”

Jadi cerita ini bermula setelah kami, mahasiswa PPG UPI Bandung, melakukan Kemah Kepramukaan dan Wisata ria ke Pangandaran. Kegiatan itu berlangsung kurang lebih empat hari. Nah sepulang kami dari Pangandaran, satu-persatu mahasiswa bertumbangan. Mereka jatuh sakit.

Gue yang melihat teman-teman jatuh sakit Cuma bisa mengelus dada sambil bergumam, “Ya Allah, kasian bener mereka. Untung saya sehat.”

Continue Reading...

Tuesday 3 July 2018

Melepaskan Untuk Menemukan



Waktu berjalan cepat tanpa kita sadari. Rasanya baru kemarin gue jadi anak SMA dan adik gue masih jadi anak SMP yang alay. Sekarang adik gue, Oci, udah mau sidang skripsi aja, dan gue udah sering dipanggil “Om,” atau “Bapak.” Sakit rasanya dipanggil dengan kata-kata itu.

Kadang gue suka mengingat lagi gimana gue suka bikin nangis Oci dulu. Bahkan dari hal yang sepele gue bikin nangis dia. Karena rebutan remote tv misalnya. Oci mau nonton kartun berbie, sedangkan gue mau nonton spongebob. Jadilah kami berantem. Kadang Oci yang manja dan ngadu ngaduin gue ke nyokap, padahal dia yang salah. Dan ujungnya gue diomelin nyokap.
Continue Reading...

Sunday 24 June 2018

Inikah Arti Merindu



Gue dikenal sebagai orang rumahan. Seumur hidup hampir enggak pernah ninggalin rumah. Waktu usia SD gue diajak Tante nginep di rumahnya. Tapi gue menolak enggak mau. Gue nangis kejer.

Entah kenapa, gue selalu enggak nyaman kalau jauh dari rumah. Rasanya lebih nikmat tidur di rumah sendiri, walaupun rumah yang kecil. Ngobrol bercengkrama dengan keluarga.

Memasuki masa kuliah, gue masih enggan jauh dari rumah. Di saat teman-teman berlomba mendaftar ke perguruan tinggi di luar kota, gue malah nyari kampus yang deket dengan rumah. Males aja ngebayangin harus tinggal jauh dari rumah dan orangtua.
Continue Reading...

Friday 20 April 2018

Bolehkah?




Bolehkah aku memerhatikanmu dari jauh?
Bolehkah aku melihat gambarmu lama-lama? Gambar di saat kamu berada di sebelahku.

Bolehkah aku membaca chat masukmu segera?
Namun bolehkah aku sedikit lama membalas chatmu? Karena aku harus menghapus berkali-kali typo karena tanganku yang terlalu gemetar.

Bolehkah aku gugup saat bertemu kamu? Karena aku harus memikirkan apa yang harus kulakukan.
Bolehkah aku senyum-senyum sendiri setelah berpapasan denganmu?
Bolehkah aku mendengar lagi suaramu dari sebrang telpon sana? Walau hanya 30 detik.
Bolehkah aku mengganti lirik setiap lagu yang kunyanyikan menjadi namamu?

Bolehkah aku memikirkan wajahmu malam nanti?
Bolehkah aku rindu kamu? Rindu yang menyiksa namun paling kunikmati.
Bolehkah aku sayang kamu? Rasa sayang yang tak perlu kau miliki juga.
Continue Reading...

Saturday 7 April 2018

Santainya Orang Hebat adalah Kerja Kerasnya Aku



Saat ini gue sedang melaksanakan Pendidikan Profesi Guru. Atau disingkat PPG. Ini merupakan persyaratan baru untuk menjadi guru. Sesudah seorang calon guru menyelesaikan studi S1, bukan serta merta mereka bisa menjadi guru. Mereka harus menjalani kembali PPG selama satu tahun. Memang, jadi guru enggak gampang bro. Tapi sayang gajihnya gampangan.

Gue menjalani PPG di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Bahasa Inggris. Satu kelas terdiri dari 19 orang. Selama di kelas, gue menemukan beragam karakter mahasiswa. Kami berasal dari beragam daerah asal, latar belakang yang berbeda, dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Dari tingkat kecerdasan itu, sudah jelas gue termasuk ke dalam kaum oon di kelas.

Sempat beberapa kali kami berlatih mengerjakan soal TOEFL dan IELTS. Dan hasil nilai gue cuma kisaran 60-an. Nilai TOEFL gue sama persis dengan wajah gue yang nampak kelahiran tahun 60-an.

Continue Reading...

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter