Gue kaget ngedenger ibu tiba-tiba heboh. Beliau teriak-teriak sambil lari manggil-manggil nama gue. Gue panik! Ada apa dengan ibu saat itu. Lalu gue keluar kamer, dan menghampiri ibu.
'Bu, kenapa teriak-teriak?' tanya gue
'Itu, lagi promosi. Lima ribu!' jawab ibu semangat banget. Ternyata promosi, gue kira ada tim gegana dateng, mangkanya beliau teriak-teriak.
'Apaan yang promosi, Bu?'
'Itu, bakso!'
'...'
Entah apa yang merasuki jiwa ibu saat itu. Hanya karna promosi bakso, beliau jadi teriak-teriak. Ya ampun!Setelah itu ibu nyeritain bakso itu ke gue dan meminta gue untuk beli. Gue pun menuruti. Gue bergegas keluar rumah menuju warung bakso itu. Gue berjalan menyusuri trotoar sambil menahan udara dingin. Iya, tempat tinggal gue berada tepat dipinggir jalan raya besar dan terdapat trotoar di bahu jalan yang dipergunakan oleh pejalan kaki. Dan, iya.... saat itu malam hari, angin berhembus kencang dan dinginnya menembus kulit. Sesampainya diwarung bakso, gue memesan, lalu lanjut pulang.
Diperjalanan pulang, gue melihat sebuah mobil elf yang sedang menurunkan penumpang. Gue perhatikan sejenak mobil itu. Kemudian gue sadar, mobil itu adalah mobil elf yang biasa gue naiki ketika pulang bimbel jaman SMA dulu. Hm... jadi inget bagaimana rasanya ketika SMA dulu. Masih inget banget gimana kekompakan anak-anak kelas, suasana sekolah, kegiatan upacara, lab. komputer yang bau kaos kaki, guru-guru yang care dengan siswanya, dan letihnya pengorbanan untuk menghadapi UAN. Semua detail tersebut masih gue simpen di memori. Bahkan gue suka senyum-senyum sendiri ngingetnya. Terlihat aneh memang senyum dan tertawa sendirian. Ya, tapi memang begitu lah... mengenang masa lalu itu bisa membuat kita tampak aneh.
Continue Reading...