Showing posts with label religi. Show all posts
Showing posts with label religi. Show all posts

Sunday, 6 October 2019

Kesempatan Kedua




Sudah lama rasanya gue tidak menulis di blog. Harus gue akui, kehidupan di dunia nyata menyerap energi gue. Saat ini gue mengajar di sebuah SMA negeri di Kota Kuningan dari pagi sampai sore hari. Sesampainya di rumah, badan sudah lemas semua. Keinginan untuk nulis tidak ada, yang ada inginnya rebahan di kasur, sambil main hape, sesekali melihat foto profil gebetan.

Di sekolah, ada rekan guru yang baru saja mengalami musibah. Anaknya melahirkan, namun bayinya tidak selamat. Sang bayi meninggal karena keracunan air ketuban yang sudah pecah sebelum bayi lahir. Sedih rasanya mendengarnya. Akhirnya gue cerita ke nyokap.

“Bu, anaknya bu Eni melahirkan, namun bayinya meninggal,” curhat gue ke ibu.

“Innalillahi wainnailaihirojiun. Kenapa bisa?” tanya nyokap agak shock.

“Bayinya keracunan air ketuban ibunya. Telat penanganan harusnya langsung disesar,” ucap gue.

“YA ALLAHH,” tetiba nyokoap histeris. “Kamu juga dulu begitu.”

“Hah?” gue kaget.

“Dulu air ketuban ibu juga pecah saat kamu masih di perut. Bahkan sampai tiga hari,” kata ibu heboh.

Gue mendengarkan dengan seksama.

“Pas lahir kamu sudah biru dengan tangan yang keriput,” kata nyokap. “Untung kamu selamat, Nak,” sambungnya sambil mengusap-usap kepala gue dengan mata berkaca-kaca.

Gue speechless. Beruntung banget gue selamat kala itu. Bisa saja gue bernasib sama dengan cucunya bu Eni. Namun, Allah sangat baik sama gue.

Gue membayangkan mungkin saja kala itu gue bisa meninggal, namun Allah bekata, “Kamu harusnya mati keracunan air ketuban. Hm… tapi Aku takdirkan kamu untuk selamat.”

Gue yang dalam kandungan hanya bisa mendengar tak berdaya.

“Ibu dan ayahmu membutuhkan kamu,” ucap Allah melanjutkan. “Kamu enggak jadi mati deh. Aku kasih kamu kesempatan kedua.”

Gue tak berdaya. Hanya terpaku.

Allah bilang lagi, “Kamu akan hidup dan tumbuh besar. Manfaatkanlah hidupmu sebaik mungkin untuk ibadah. Bahagiakanlah ibu dan bapakmu. Kasihilah istri dan anak-anakmu kelak.”

Iya, gue membayangkan itu yang Allah ucapkan ke gue saat gue tidak jadi ditakdirkan meninggal keracunan air ketuban.

Gue sadar, gue mungkin bisa tidak selamat saat itu. Ini adalah kesempatan kedua yang Allah beri. Hidup gue sangatlah berhaga. Tidak akan gue sia-siakan begtu saja. Gue harus membayar kepercayaan Allah kepada gue denan ibadah yang maksimal, menyayangi ibu dan bapak, merawat istri dan anak-anak gue kelak dengan baik.

Terimakasih Ya Allah telah memberiku kesempatan kedua. Termiakasih telah memberiku kehidupan yang berharga.

Continue Reading...

Tuesday, 21 May 2019

Kultum Bersama UYG: Merayu Allah



Assalamualaikum, Netizen!

Berjumpa lagi dengan gue. Tak terasa kita sudah memasuki bulan Ramadhan. Udah jalan dua minggu sih. Telat ya gue baru ngomongin Ramadhan sekarang. Setelah sekian lama enggak nulis blog, akhirnya gue kembali bisa menulis. Kehidupan nyata telah membuat gue males nulis. Padahal banyak kegelisahan dalam hati yang ingin gue ceritakan.

Jadi, sekarang bulan Ramadhan nih. Gue akan mengisi tulisan di blog dengan konten yang lebih bermanfaat dari konten yang biasanya. Postingan ini gue beri nama Kultum Bersama Ustadz Yoga Ganteng, yang disingkat UYG. Bodo amat lah lo mau nerima sebutan itu atau enggak. Yang jelas UYG akan berbagi motivasi keislaman yang akan menggetarkan jiwa, terutama jiwa para jomblo yang masih aja menjalani Ramadhan tahun ini tanpa tambatan hati. Di mana mereka sahur cuma dibangunin toa masjid, bukan kecupan mesra istri di dahi.

Continue Reading...

Tuesday, 6 November 2018

Mas Mau Bojo Kayak Gimana?




“Mas?” kata Nana dari belakang.

“Iya?” jawab gue sambil memalingkan pandangan ke kaca sepion. Melihat pantulan wajah Nana di dalamnya.

“Mas mau bojo yang kayak gimana?” tanya Nana.

“...”

“Mas, kok diem? Nanti aku ngantuk,” protes Nana setelah pertanyaannya enggak gue gubris.

“Bojo’ tuh apa sih?” tanya gue yang sebenarnya bingung apa itu “Bojo.”

Nana ketawa di balik masker motor yang ia kenakan. “Istri.’ Itu Bahasa Jawa.”

Gue manggut-mangggut.

Kemudian Nana menjelaskan bahwa ‘bojo’ bisa berarti istri atau suami.

Nana adalah perempuan Jawa tulen. Saat kami ngobrol, Nana suka keceplosan menggunakan Bahasa Jawa. Seperti “menggok,” “nggih,” atau “bojo.” Aksen Jawa Nana juga begitu kental, bahkan saat ia sedang bicara Bahasa Indonesia. Dengan kata lain, Nana ini ngapak banget. Pelafalan huruf “D,” dan “K”-nya medok. Gue pernah mencoba menirukan bahasa ngapaknya Nana. Namun gue gagal total. Bahasa ngapaknya sungguh sulit untuk ditiru.

Sore itu langit nampak mendung. Gue berkendara di atas motor, membonceng Nana sepulang mengajar. Kami sedang menjalankan praktik mengajar, biasa disebut PPL. Entah apa penyebabnya tiba-tiba sore itu Nana menanyakan gue mau istri yang seperti apa kelak. Terus terang, gue juga bingung mau yang seperti apa.

“Hmm... kalo kamu?” Gue malah bertanya balik. “Kamu mau bojo yang seperti apa?”

Continue Reading...

Saturday, 2 December 2017

Kriteria Mantu Idaman Nyokap





Lelaki tulen yang sudah menginjak usia 24 mungkin akan mengalami kejadian ditanyain kapan nikah sama orang tuanya. Karna biasanya umur 24 itu rawan. Temen-temen nyokap pasti ada yang udah nimang cucu. Jadi wajar kalo doi nanya ke anaknya kapan nikah. Karna dia juga pengen nimang cucu kayak temen-temennya.

Begitu juga gue sebagai lelaki 100% tulen yang sudah berusia 24. Namun yang nyokap gue lakukan bukan sekedar nanyain kapan gue akan menikah, namun nyokap langsung meminta kriteria menantu yang ia inginkan.

Padahal gue udah suka sama cewek. Sebut aja namanya Ima Maulidya Azwari, anaknya ibu hajah Neneng. Nama panjangnya itu bukan nama sebenarnya ya guys. Gue uda cukup lama naksir sama si Ima. Dari semenjak Negara Api menyerang. Udah lama banget kan! Ima ini Cewek Sunda asli. Logat Sundanya juga kental. Lembut jadinya. Dia tinggal enggak jauh dari tempat tinggal gue.

Mangkanya tiap nyokap menyebut kriteria menantu yang ia idamkan, gue selalu kepikiran Ima. Apakah Ima sesuai dengan kriteria nyokap, atau enggak.

Nah, ini lah kriteria menantu idaman nyokap gue.

Continue Reading...

Sunday, 9 July 2017

Kenapa Memilihku?


Aku tak lagi merasakan lunglai di tubuhku. Semua rasa lelah yang ku rasakan setelah mengajar di kampus hilang saat aku menginjakkan kaki di rumah. Terutama saat langkah kaki pertamaku memasuki kamarku dan istriku. Ini adalah rumah yang sebenarnya. Rumah tempatku kembali dari penat. Tempat dimana sumber kebahagiaanku berasal.

Malam itu aku tidur menyamping, menghadap ke kanan. Wajah Rani tepat di hapanku. Wajah yang segar, manis, cantik. Tak pernah berubah dari saat pertama kali aku menatapnya sedekat ini, tujuh tahun lalu. Ya baiklah, perubahannya hanya sedikit. Sedikit lebih tembam.

Kang, apa alasan akang memilihku?” tiba-tiba Rani bersua. Ia tersenyum malu-malu. Ah, hatiku selalu lumpuh tiap menatap raut wajahnya seperti ini.

Tangan kiriku melayang, membelai rambutnya. Lalu turun sedikit. Ibu jariku mengelus-eleus tulang pipinya. “Karna aku butuh didampingi kamu dalam hidupku,” ucapku.

Senyum Rani melebar. Tangannya memainkan kaus yang ku pakai. Pandangannya merunduk. Aku tahu, itu tandanya Rani sedang salah tingkah.

“Lalu, kenapa kamu mau menerimaku, di saat banyak lelaki yang mengejarmu?” tanyaku balik. Tangan kiriku beralih, menggenggam jemarinya. Tangan kananku ku tekuk, kujadikan alas kepalaku, walau bantal sudah mengalasi kepalaku.

Continue Reading...

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter