Showing posts with label cerita. Show all posts
Showing posts with label cerita. Show all posts

Monday, 19 September 2022

Sebuah Comeback

 


Rasanya sudah lama sekali gue enggak menulis. Terakhir gue rutin nulis di blog pada tahun 2018. Saat itu gue sedang menjalani Pendidikan Profesi Guru di UPI Bandung. Di sana banyak sekali cerita yang gue alamin tiap harinya. Dari cerita tentang teman gue yang absurd (namanya Alam), kejadian horor, rasanya jadi tukang susu, sampai drama percintaan yang gagal total. Jadi hampir tiap hari ada aja cerita yang ingin gue tulis di blog.

 

Continue Reading...

Tuesday, 28 December 2021

Bukan Gagal, Tapi Berhasil Dengan Gaya

Tahun 2021 hampir berakhir, tetapi gue belum nulis apapun di blog ini. Semenjak bekerja, rasanya badan ini gampang lemas. Mungkin itulah yang membuat gue jadi males nulis lagi di blog. Well, ini juga gue maksain nulis supaya setidaknya ada satu tulisan di tahun 2021 ini.

 

Di akhir tahun, pasti kita akan memikirkan kembali apa saja yang telah kita lakukan. Semacam melakukan flashback lah. Begitu juga dengan yang gue lakukan. Di malam yang sedang hujan rintik-rintik ini, gue melakukan flashback tentang apa saja yang gue dapatkan dan lakukan tahun ini.

 

Namun rasanya enggak ada sesuatu yang spesial yang gue lakukan. Semuanya biasa saja seperti tahun-tahun lalu.

 

Tetapi gue kepikiran tentang kegagalan-kegagalan yang pernah gue alami dari tahun-tahun sebelumnya.

 

Continue Reading...

Tuesday, 2 June 2020

Kamu Bukan Boneka



Akhir-akhir ini daftar trending Youtube sedang dihebohkan oleh sebuah video klip. Video itu berhasil bertengger di top trending youtube mengalahkan video Sour Candy-nya Lady Gaga dan Blackpink. Lebih lebih mengalahkan video Happy Family-nya Ruben Onsu lho. Gila gak tuh.

Kekeyi Rahmawati lah pemilik Video tersebut.

Karena gue penasaran, gue ikutan tonton videonya. Alhamdulillah di lima detik pertama gue langsung pengen uninstall youtube.

Seperti yang kita tahu Kekeyi adalah Beauty Vlogger yang sempat viral dan akhirnya terkenal. Iya juga membuat video mukbang dan video-video absurd di kanal Youtube-nya. Namun ia malah sering dibully karena tingkahnya yang menurut gue konyol sih. Gue sendiri melihat tingkahnya Kekeyi empet. Sebel aja gitu. Entah kenapa. Melihat video mukbangya yang begitu aneh. Belum lagi video tarian-tarian absurdnya. Belum lagi kisah percintaannya yang nyebelin. Semua videonya bikin jemari ini ingin membully, sumpah.
Continue Reading...

Tuesday, 27 November 2018

Orang yang Aneh, Namun Aku Suka




Namanya Alam. Ia gemar menjemur dalemannya di jemuran kecil di depan kamarnya. Sampai-sampai dalemannya mendominasi jemuran itu. Padahal jemuran itu punya bertiga. Dua orang teman kamarnya sampai hampir tidak kebagian lahan untuk jemur handuk.

Alam adalah teman gue di Kuliah Program Pendidikan Guru ini. Kami tinggal satu asrama. Kamar kami bersebelahan. Satu kamar ditempati oleh tiga mahasiswa. Gue satu kamar dengan Nanda dan Maul, Alam satu kamar dengan dua orang lainnya. Gue sering berkunjung ke kamar Alam. Berbincang ria dengannya sambil memerhatikan sikap aneh yang dia miliki. Termasuk suka jemur sempak sembarangan di jemuran.
Continue Reading...

Wednesday, 21 November 2018

Kelas yang Akan Dirindukan




Apa yang orang lain bilang adalah benar. Bahwa waktu berlalu begitu cepat, tanpa kita sadari. Gue juga merasakan hal yang sama. Kali ini gue merasa waktu berlalu lebih cepat dari kereta Shinkansen. Kini di hadapan gue hanya tersisa waktu satu bulan dari waktu satu tahun yang gue punya.

Dalam menjalani Pendidikan Profesi Guru ini, gue akan menghadapi perpisahan

Satu kelas yang akan gue rindukan kelak. Kelas PPG Pendidikan Bahsa Inggris. Di sini gue menemukan keluarga, semangat, pelajaran.  Sungguh gue pasti akan rindu.

Kami akan berpisah, kemudian menjalani hidup masing-masing. Lalu menikah dengan pasangan masing-masing. Menemukan keluarga baru, semangat baru, kebahagiaan baru.

Namun rindu pada kelas ini akan selalu ada.

Gue akan menikmati sisa waktu yang ada, sebelum akhirnya gue akan merindukan kelas ini kelak.


Continue Reading...

Friday, 16 November 2018

Kisah Lelaki Penabung Rindu




Suatu hari, hiduplah lelaki tampan. Namun ketampanannya hanya diakui oleh keluarganya. Walaupun hanya keluarganya yang memuji ketampananya, lelaki itu tetap bahagia. Ia selalu membagikan sedekah dalam bentuk senyuman. Bahkan suka senyum-senyum sendiri di depan cermin.

Dia telah lama menjomblo. Satu-persatu perempuan silih berganti menjadi gebetannya. Namun tak ada satupun wanita yang berhasil meluluhkan hatinya. Perasaannya pada seorang wanita tidak pernah dalam. Dia belum menemukan wanita yang membuatnya benar-benar jatuh hati.
Continue Reading...

Monday, 12 November 2018

Asrama Berhantu




Hari ini di asrama gue cuma tidur-tiduran di kasur, main hape, terus makan. Sungguh bukan kegiatan yang produktif. Semenjak kegiatan PPL selesai gue jadi bingung mau ngapain. Padahal masih ada Penelitian Tindakan Kelas yang harus di garap. Memang dasar lagi malas aja guenya. Bukannya ngegarap PTK, yang ada gue malah nonton Youtube. Dan saat itu gue nonton Paranormal Experience di Youtube Channel-nya Raditya Dika. Dia ngomongin sebuah rumah tua di Jogja yang sangat angker.

Awalnya gue males banget. Apaan sih ini rumah hantu enggak jelas. Eh tapi semakin gue tonton, malahan jadi seru. Dan gue jadi nonton itu seharian. Dari part satu, sampai part empat. Tiap partnya berdurasi sampai satu jam lebih. Betapa gabutnya gue hari itu. Tapi sumpah, seru banget. Gue memang suka dengan cerita pengalaman misitis kaya gitu.

Seharian gue nonton Paranormal Experience, gue jadi kepikiran menulis cerita mistis yang gue alami selama tinggal di asrama ini.

Jadi gue sekarang tinggal di asrama. Gue tinggal di sini selama menjalankan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sekarang sudah bulan ke 10 gue tinggal di sini. Perlu kalian tahu, asrama ini lumayan serem.

Asrama tempat gue tinggal ada di Bandung. Asrama ini masih berada di dalam  lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Lokasi asrama berada di pojokan kampus. Tempatnya menyendiri dan sepi. Di sebelah timur, asrama bersebelahan dengan garasi bus kampus.
Continue Reading...

Saturday, 10 November 2018

Akhirnya Berpisah




Gue benci dengan perpisahan. Karena gue selalu pengen nangis tiap  berpisah. Cengeng memang. Namun gue belajar dari sebuah perpisahan, bahwa hal yang kita miliki sekarang sesungguhnya begitu berharga. Kita tidak akan benar-benar menyadarainya sampai kita harus berpisah dengannya.

“Anak-anak,” teriak gue di kelas 7E.

Seluruh peserta didik diam mendengarkan gue  yang akan bicara.  Entah mengapa hari itu mereka lebih bisa dikendalikan. Padahal sehari-hari kelakuan mereka begitu brutal dan bikin gue emosi.

“Besok dan seterusnya bapak tidak mengajar kalian lagi,” ucap gue.

“Hah? Kenapa Pak?” tanya seorang murid,  Sidya namanya. Dia murid yang tenang dan pintar.

“Tugas bapak sudah selesai,” ucap gue dengan wajah cool.
Continue Reading...

Tuesday, 6 November 2018

Mas Mau Bojo Kayak Gimana?




“Mas?” kata Nana dari belakang.

“Iya?” jawab gue sambil memalingkan pandangan ke kaca sepion. Melihat pantulan wajah Nana di dalamnya.

“Mas mau bojo yang kayak gimana?” tanya Nana.

“...”

“Mas, kok diem? Nanti aku ngantuk,” protes Nana setelah pertanyaannya enggak gue gubris.

“Bojo’ tuh apa sih?” tanya gue yang sebenarnya bingung apa itu “Bojo.”

Nana ketawa di balik masker motor yang ia kenakan. “Istri.’ Itu Bahasa Jawa.”

Gue manggut-mangggut.

Kemudian Nana menjelaskan bahwa ‘bojo’ bisa berarti istri atau suami.

Nana adalah perempuan Jawa tulen. Saat kami ngobrol, Nana suka keceplosan menggunakan Bahasa Jawa. Seperti “menggok,” “nggih,” atau “bojo.” Aksen Jawa Nana juga begitu kental, bahkan saat ia sedang bicara Bahasa Indonesia. Dengan kata lain, Nana ini ngapak banget. Pelafalan huruf “D,” dan “K”-nya medok. Gue pernah mencoba menirukan bahasa ngapaknya Nana. Namun gue gagal total. Bahasa ngapaknya sungguh sulit untuk ditiru.

Sore itu langit nampak mendung. Gue berkendara di atas motor, membonceng Nana sepulang mengajar. Kami sedang menjalankan praktik mengajar, biasa disebut PPL. Entah apa penyebabnya tiba-tiba sore itu Nana menanyakan gue mau istri yang seperti apa kelak. Terus terang, gue juga bingung mau yang seperti apa.

“Hmm... kalo kamu?” Gue malah bertanya balik. “Kamu mau bojo yang seperti apa?”

Continue Reading...

Friday, 7 September 2018

Marah Kepada Murid



Sumpah judul di atas enggak bagus sama sekali. Gue enggak punya ide untuk memberi judul yang baik saat ini. Intinya gue mau cerita di saat gue marah kepada murid.

Saat ini gue sedang menjalani PPL di suatu sekolah di Lembang Jawa Barat. Gue menjalani praktik ngajar selama tiga bulan. Seperti yang mahasiswa PPL lainnya rasakan, gue juga males menjalani PPL ini. Males menghadapi siswa-siswa. Tingkahnya pasti susah diatur. Berdasarkan pengalaman gue waktu PPL sebelumnya, siswa paling sering bikin kesel, bikin BT, bikin emosi.

Namun demi menjalankan amanah dari negara untuk menjadi guru profesional, gue hadapi semua hal menyebalkan itu. Sungguh jiwa nasionalisme gue tidak usah dipertanyakan lagi. Begitu juga jiwa nasionalisme seluruh guru di Indonesia. yang harus dipertanyakan mah jiwa nasionalisme pemerintah tuh. Masih suka korupsi untuk memperkaya diri sendiri. Hih!

Betul saja apa yang gue duga sebelumnya. Saat gue masuk ke kelas IX-G gue langsung dihadapkan dengan siswa-siswa yang nyebelin.

“Oke. Listen up!” kata gue meminta perhatian kepada siswa. Namun mereka seakan tidak mau mendengarkan. Gue ngomong di depan kelas, masih ada aja siswa yang ngobrol di belakang seakan mereka pikir guru yang menerangkan di depan kelas sama sekali enggak penting.

Continue Reading...

Friday, 6 July 2018

Rintihan Kamar 203



Kalau dilihat dari judulnya, kesannya ini tulisan horor. Tapi tenang, ini bukanlah tulisan seram. Jadi kamu jangan membayangkan gue akan bercerita tentang sebuah kamar kosong bernomor 203. Tiap malemnya suka terdengar suara rintihan, “Ahh... Hmm... Aduhh...”

Jadi cerita ini bermula setelah kami, mahasiswa PPG UPI Bandung, melakukan Kemah Kepramukaan dan Wisata ria ke Pangandaran. Kegiatan itu berlangsung kurang lebih empat hari. Nah sepulang kami dari Pangandaran, satu-persatu mahasiswa bertumbangan. Mereka jatuh sakit.

Gue yang melihat teman-teman jatuh sakit Cuma bisa mengelus dada sambil bergumam, “Ya Allah, kasian bener mereka. Untung saya sehat.”

Continue Reading...

Sunday, 24 June 2018

Inikah Arti Merindu



Gue dikenal sebagai orang rumahan. Seumur hidup hampir enggak pernah ninggalin rumah. Waktu usia SD gue diajak Tante nginep di rumahnya. Tapi gue menolak enggak mau. Gue nangis kejer.

Entah kenapa, gue selalu enggak nyaman kalau jauh dari rumah. Rasanya lebih nikmat tidur di rumah sendiri, walaupun rumah yang kecil. Ngobrol bercengkrama dengan keluarga.

Memasuki masa kuliah, gue masih enggan jauh dari rumah. Di saat teman-teman berlomba mendaftar ke perguruan tinggi di luar kota, gue malah nyari kampus yang deket dengan rumah. Males aja ngebayangin harus tinggal jauh dari rumah dan orangtua.
Continue Reading...

Saturday, 7 April 2018

Santainya Orang Hebat adalah Kerja Kerasnya Aku



Saat ini gue sedang melaksanakan Pendidikan Profesi Guru. Atau disingkat PPG. Ini merupakan persyaratan baru untuk menjadi guru. Sesudah seorang calon guru menyelesaikan studi S1, bukan serta merta mereka bisa menjadi guru. Mereka harus menjalani kembali PPG selama satu tahun. Memang, jadi guru enggak gampang bro. Tapi sayang gajihnya gampangan.

Gue menjalani PPG di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Bahasa Inggris. Satu kelas terdiri dari 19 orang. Selama di kelas, gue menemukan beragam karakter mahasiswa. Kami berasal dari beragam daerah asal, latar belakang yang berbeda, dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Dari tingkat kecerdasan itu, sudah jelas gue termasuk ke dalam kaum oon di kelas.

Sempat beberapa kali kami berlatih mengerjakan soal TOEFL dan IELTS. Dan hasil nilai gue cuma kisaran 60-an. Nilai TOEFL gue sama persis dengan wajah gue yang nampak kelahiran tahun 60-an.

Continue Reading...

Sunday, 31 December 2017

2017 yang Unyu



Tahun 2017 akan berakhir dalam hitungan jam. Semuanya terasa singkat. Padahal baru tahun lalu gue melewati pergantian tahun 2016 ke 2017 di Pulau Nias. Kini gue akan mengalami pergantian tahun lagi. Namun di Pulau Jawa.

Gue kembali mengingat apa saja yang gue lakukan sepanjang tahun 2017 ini. Kayaknya gue masih banyak dosa di tahun ini. Masih banyak kesalahan yang perlu gue perbaiki di tahun kedepan. Masih suka kepancing untuk ngomongin temen di belakang. Masih suka bikin nyokap cemberut bete. Dan masih belum konsisten ibadah dengan baik.

Gue juga belum merasa ada prestasi apa-apa yang bisa gue banggakan. Belum bisa tampil di tivi jadi peserta Dangdut Academy.

Namun ada satu capaian yang membuat gue bersukur. Karna capaian ini digapai tidak mudah bagi gue pribadi. Gue beruntung bisa ikut dalam program SM-3T. Kepanjangannya: Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Ini adalah program pemerintah yang menugaskan guru untuk mengajar di daerah terpencil di pelosok Indonesia. Sungguh program yang kece!

Tiap tahun program ini banyak peminatnya. Tembus sampai lebih dari 90.000 pelamar. Namun kuota yang disediakan enggak sampai sebanyak itu. Cuma 1/3-nya. Dan gue beruntung bisa termasuk dalam 1/3 bagian itu.

Dengan program ini, mata gue terbuka. Pendidikan di Indonesia sungguh timpang banget. Bertugas di Nias Selatan, gue menemui siswa yang masih belum bisa berbahasa Indonesia. Sehari-hari dia berkomunikasi pakai bahasa daerah. Gue jadi bingung sendiri ngajar ni bocah. Sampai-sampai gue meminta salah seorang temannya yang bisa berbahasa Indonesia untuk menjadi penerjemah gue.

Di sisi lain gue heran, tiap kurun waktu tertentu, pemeintah merubah kurikulum. Padahal masalah  mendasar pendidikan Indonesia adalah di pemerataannya. Enggak ada yang salah menurut gue dengan kurikulum pendidikan Indonesia. Kurikulum kita udah kece banget. Yang salah justru ketimpangan pendidikan. Gue berharap pemerintah menguras energi berpikir mereka untuk meratakan pendidikan, bukan untuk merubah-ubah kurikulum pendidikan. Walaupun menurut gue kurikulum juga penting banget.

Dan masalah yang dihadapi siswa di pelosok juga mengenai insfrastruktur. Kondisi jalan di tempat gue mengajar: desa Boronadu, Nias Selatan, bener-bener kacau. Jalan penghubung antar desa cuma terbuat dari batu kali yang di susun. Iya beneran. Batu kali. Batu gede-gede yang biasa dipake untuk pondasi bangunan. Kebayang enggak tuh naik motor lewat jalan yang tersusun dari batu kali gede begitu. Udah gitu jalannya naik turun curam, khas perbukitan. Jalanan kayak gitu sungguh menguras fisik. Menghancurkan badan. Bahkan Valentino Rossi kalo tiap hari bawa motor di jalan begitu bisa turun berok tuh gue yakin.
Continue Reading...

Saturday, 2 December 2017

Kriteria Mantu Idaman Nyokap





Lelaki tulen yang sudah menginjak usia 24 mungkin akan mengalami kejadian ditanyain kapan nikah sama orang tuanya. Karna biasanya umur 24 itu rawan. Temen-temen nyokap pasti ada yang udah nimang cucu. Jadi wajar kalo doi nanya ke anaknya kapan nikah. Karna dia juga pengen nimang cucu kayak temen-temennya.

Begitu juga gue sebagai lelaki 100% tulen yang sudah berusia 24. Namun yang nyokap gue lakukan bukan sekedar nanyain kapan gue akan menikah, namun nyokap langsung meminta kriteria menantu yang ia inginkan.

Padahal gue udah suka sama cewek. Sebut aja namanya Ima Maulidya Azwari, anaknya ibu hajah Neneng. Nama panjangnya itu bukan nama sebenarnya ya guys. Gue uda cukup lama naksir sama si Ima. Dari semenjak Negara Api menyerang. Udah lama banget kan! Ima ini Cewek Sunda asli. Logat Sundanya juga kental. Lembut jadinya. Dia tinggal enggak jauh dari tempat tinggal gue.

Mangkanya tiap nyokap menyebut kriteria menantu yang ia idamkan, gue selalu kepikiran Ima. Apakah Ima sesuai dengan kriteria nyokap, atau enggak.

Nah, ini lah kriteria menantu idaman nyokap gue.

Continue Reading...

Friday, 3 November 2017

Balada Cinta Anak Pelosok



Tahun 2016 lalu gue jadi guru bantu dari pusat untuk mengajar di daerah pedalaman Indonesia. Gue ditugaskan di Pulau Nias. Tepatnya di pedalaman Kabupaten Nias Selatan, Kecamatan Boronadu. Gue mengajar di salah satu SMP.

Anak SMP di sini kelakuannya masih kayak anak SD. Udah SMP masih main kejar-kejaran. Udah gitu kalo ketangkep sama temennya, nangis. Udah nangis ngadunya ke guru. Cemen! Kayak gue waktu dulu ajah. Namun gue enggak menyangka juga, di balik kelakuan mereka yang kayak anak SD, mereka mulai tumbuh dewasa. Mereka mulai pacar-pacaran.

Gue bingung ngebayangin gimana anak pedalaman gini saat pacaran. Ini bentuk pacarannya kayak gimana coba? Kalo anak kota kan asik gitu. Pulang sekolah janjian jalan bareng, nonton ke bioskop. Atau bisa juga janjian ketemu di taman deket sekolah, nongkrong di sana sampe magrib sampe dicariin orang tuanya dikira hilang.

Lah, anak pedalaman gimana? Di sini enggak ada bioskop. Cuma bisa nonton tivi. Itu juga pake genset karna listrik belum ada.

FYI, orang di sini kalo nonton tipi ada jadwalnya, yakni tiap jam 8 malem. Yang ditonton sinetron alay. Itu juga nontonnya bareng-bareng di rumah warga yang punya tivi. Karna di sini cuma sedikit warga yang punya genset untuk nonton tivi. Cuma orang yang sanggup beli bensin 20 rebu tiap malem yang punya tivi di rumah. Mangkanya, punya tivi di rumah aja sudah dianggap kaya oleh warga di sini.

Karna di sini enggak ada bioskop, mungkin bocah SMP jadinya janjian nonton sinetron bareng di rumah tetangga.

Continue Reading...

Sunday, 29 October 2017

Cecep’s Story


Di sebuah dunia yang fana ini, hiduplah segumpal lelaki kusut bernama Cecep. Tubuhnya jangkung, agak sedikit membungkuk posturnya. Rambutnya ikal. Hidung melebar. Wajahnya bundar. Perutnya bulat mencuat. Cecep tinggal di sebuah desa pelosok di Garut Jawa Barat. Ia berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Ibunya seorang ibu rumah tangga, dan ayahnya seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan konveksi dengan penghasilan biasa-biasa saja. terkadang harus pinjam uang ke kerabat atau menggadaikan perhiasan ke pegadaian untuk memenuhi kebutuhan mendesak seperti biaya sekolah dan kuliah cecep beserta dua adiknya.

Cecep baru saja lulus SMA. Cecep lulus dengan nilai biasa saja. Namun dengan nilainya yang pas-pasan Cecep berniat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri terkemuka. Namun Allah berkehendak lain. Ia gagal test SNMPTN Undangan sehingga banting setir masuk ke perguruan tinggi swasta enggak terkenal di Garut. Sebuah Univ swasta yang membuat cecep minder saat orang tanya, “Kuliah dimana?”

Cecep jawab, “Di Universitas Swasta Biasa Aja.”

Dan orang selalu menanggapi dengan, “Hah? Itu dimana yah? Kok belum pernah denger. Kampus Ilegal yah?”

Continue Reading...

Friday, 29 September 2017

Pemalu




Hallo. Assalamualaikum. Kenalin gue Yoga. Gue ini guru dan gue orangnya pemalu.

Jadi orang pemalu tuh enggak enak. Mau kenalan malu, mau ngobrol malu, mau kentut malu. Gue pernah lagi berada di tengah orang-orang, dan suasananya hening banget. Terus tiba-tiba gue mau kentut. Mau gue keluarin malu, takut ketahuan. Gue tahan enggak enak. Akhirnya gue tahan dan terus tahan sampai akhirnya malah gue nyaris cepirit.

Ngeliat diri sendiri di depan cermin aja gue malu. Malu menyadari wajah gue yang enggak ganteng-ganteng amat.

Continue Reading...

Tuesday, 19 September 2017

Home Sweet Home




Setelah satu tahun terdampar di negeri antah berantah, akhirnya gue kembali pulang ke rumah. Gue kembali menghirup udara pekarangan kota. Kembali bobo di atas kasur kesayangan. Kembali pup di jamban rumah yang paling nyaman. Rasanya bahagiaa banget.

Jadi gini, gue baru saja melakasanakn tugas sebagai guru yang diutus mengajar di tempat terpencil di Indonesia. Gue bertguas di pedalaman Pulau Nias, Provinsi Sumatra Utara. Di sana keadaannya sangat terpencil. Akses susah, jalan hancur, listrik belum ada, Indomaret hanya mitos.

Gue cukup syok harus tinggal di tempat itu selama setahun. Bayangin aja gue terbiasa tinggal di tempat yang cukup maju. Fasilitas lengkap. Jalanan mulus kayak pipi Isyana. Listrik selalu ada, Indomaret bertebaran di mana-mana, bahkan banyaknya ngelebihin banyak warung tradisional di tempat gue. Gegara Indomaret dimana-mana, sampe beli masako doang gue pergi ke Indomaret. Namun gue harus meninggalkan fasilitas serba lengkap itu dan tinggal di tempat yang terpencil.

Continue Reading...

Sunday, 9 July 2017

Kenapa Memilihku?


Aku tak lagi merasakan lunglai di tubuhku. Semua rasa lelah yang ku rasakan setelah mengajar di kampus hilang saat aku menginjakkan kaki di rumah. Terutama saat langkah kaki pertamaku memasuki kamarku dan istriku. Ini adalah rumah yang sebenarnya. Rumah tempatku kembali dari penat. Tempat dimana sumber kebahagiaanku berasal.

Malam itu aku tidur menyamping, menghadap ke kanan. Wajah Rani tepat di hapanku. Wajah yang segar, manis, cantik. Tak pernah berubah dari saat pertama kali aku menatapnya sedekat ini, tujuh tahun lalu. Ya baiklah, perubahannya hanya sedikit. Sedikit lebih tembam.

Kang, apa alasan akang memilihku?” tiba-tiba Rani bersua. Ia tersenyum malu-malu. Ah, hatiku selalu lumpuh tiap menatap raut wajahnya seperti ini.

Tangan kiriku melayang, membelai rambutnya. Lalu turun sedikit. Ibu jariku mengelus-eleus tulang pipinya. “Karna aku butuh didampingi kamu dalam hidupku,” ucapku.

Senyum Rani melebar. Tangannya memainkan kaus yang ku pakai. Pandangannya merunduk. Aku tahu, itu tandanya Rani sedang salah tingkah.

“Lalu, kenapa kamu mau menerimaku, di saat banyak lelaki yang mengejarmu?” tanyaku balik. Tangan kiriku beralih, menggenggam jemarinya. Tangan kananku ku tekuk, kujadikan alas kepalaku, walau bantal sudah mengalasi kepalaku.

Continue Reading...

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter