Showing posts with label romance. Show all posts
Showing posts with label romance. Show all posts

Friday, 16 November 2018

Kisah Lelaki Penabung Rindu




Suatu hari, hiduplah lelaki tampan. Namun ketampanannya hanya diakui oleh keluarganya. Walaupun hanya keluarganya yang memuji ketampananya, lelaki itu tetap bahagia. Ia selalu membagikan sedekah dalam bentuk senyuman. Bahkan suka senyum-senyum sendiri di depan cermin.

Dia telah lama menjomblo. Satu-persatu perempuan silih berganti menjadi gebetannya. Namun tak ada satupun wanita yang berhasil meluluhkan hatinya. Perasaannya pada seorang wanita tidak pernah dalam. Dia belum menemukan wanita yang membuatnya benar-benar jatuh hati.
Continue Reading...

Friday, 20 April 2018

Bolehkah?




Bolehkah aku memerhatikanmu dari jauh?
Bolehkah aku melihat gambarmu lama-lama? Gambar di saat kamu berada di sebelahku.

Bolehkah aku membaca chat masukmu segera?
Namun bolehkah aku sedikit lama membalas chatmu? Karena aku harus menghapus berkali-kali typo karena tanganku yang terlalu gemetar.

Bolehkah aku gugup saat bertemu kamu? Karena aku harus memikirkan apa yang harus kulakukan.
Bolehkah aku senyum-senyum sendiri setelah berpapasan denganmu?
Bolehkah aku mendengar lagi suaramu dari sebrang telpon sana? Walau hanya 30 detik.
Bolehkah aku mengganti lirik setiap lagu yang kunyanyikan menjadi namamu?

Bolehkah aku memikirkan wajahmu malam nanti?
Bolehkah aku rindu kamu? Rindu yang menyiksa namun paling kunikmati.
Bolehkah aku sayang kamu? Rasa sayang yang tak perlu kau miliki juga.
Continue Reading...

Saturday, 2 December 2017

Kriteria Mantu Idaman Nyokap





Lelaki tulen yang sudah menginjak usia 24 mungkin akan mengalami kejadian ditanyain kapan nikah sama orang tuanya. Karna biasanya umur 24 itu rawan. Temen-temen nyokap pasti ada yang udah nimang cucu. Jadi wajar kalo doi nanya ke anaknya kapan nikah. Karna dia juga pengen nimang cucu kayak temen-temennya.

Begitu juga gue sebagai lelaki 100% tulen yang sudah berusia 24. Namun yang nyokap gue lakukan bukan sekedar nanyain kapan gue akan menikah, namun nyokap langsung meminta kriteria menantu yang ia inginkan.

Padahal gue udah suka sama cewek. Sebut aja namanya Ima Maulidya Azwari, anaknya ibu hajah Neneng. Nama panjangnya itu bukan nama sebenarnya ya guys. Gue uda cukup lama naksir sama si Ima. Dari semenjak Negara Api menyerang. Udah lama banget kan! Ima ini Cewek Sunda asli. Logat Sundanya juga kental. Lembut jadinya. Dia tinggal enggak jauh dari tempat tinggal gue.

Mangkanya tiap nyokap menyebut kriteria menantu yang ia idamkan, gue selalu kepikiran Ima. Apakah Ima sesuai dengan kriteria nyokap, atau enggak.

Nah, ini lah kriteria menantu idaman nyokap gue.

Continue Reading...

Friday, 24 November 2017

Jomblo Selektif





Gue dikenal sebagai jomblo mengenaskan sama temen-temen gue di kampus. Citra gue rusak di mata mereka. Pokoknya tiap gue kumpul bareng mereka, kesannya gue yang paling ngenes. Kesepian, enggak punya pacar. Gagal terus tiap menggebet.

Memang sih gue ini jomblo. Kejombloan gue sudah menahun. Bahkan dari lahir sampe sudah bisa bikin cewek lahiran gini, gue cuma satu kali punya pacar. Namun gue jomblo bukan karna enggak laku. Tapi gue jomblo karna selektif memilih pasangan.

Gini-gini gue pernah nolak cewek SEBELUM dia nembak gue. Gue juga pernah nolak cewek SAAT dia nembak gue. Dan terakhir, ini paling absurd, gue pernah menolak untuk jadi SELINGKUHAN. Beuh!

Jadi ceritanya begini.

Semester awal kuliah

Continue Reading...

Thursday, 16 November 2017

Aku Memang Gila



Sore itu, kita berkendara di bawah langit mendung
Udara mulai lembab
Bulir air jatuh sedikit-demi sedikit dari langit
Cahaya matahari mulai meredup di ufuk barat

Aku membelokan kaca sepion sebelah kiri
Melihat pantulan wajahmu di dalamnya
Wajah yang teduh dibalut kerudung abu mancung

Kau menoleh, membalas tatapanku di dalam kaca sepion itu
Sesaat kemudian kau getarkan hatiku dengan senyum tipis
Senyum tipis yang manis

Continue Reading...

Monday, 30 October 2017

Teruntuk Kamu, Aku Berharap





Malam yang basah
Kau dan aku duduk berdampingan
Di pinggir jalan yang bising dengan kendaraan
Berlindung dari titik-titik hujan

Dari sudut mata, aku memerhatikanmu lamat-lamat
Tatapan teduhmu membuat hatiku hangat, di tengah malam yang dingin lembab
Deru nafasmu menahan dinginnya udara malam
Menjadi alunan yang sangat menyenangkan untuk didengar

Continue Reading...

Sunday, 29 October 2017

Cecep’s Story


Di sebuah dunia yang fana ini, hiduplah segumpal lelaki kusut bernama Cecep. Tubuhnya jangkung, agak sedikit membungkuk posturnya. Rambutnya ikal. Hidung melebar. Wajahnya bundar. Perutnya bulat mencuat. Cecep tinggal di sebuah desa pelosok di Garut Jawa Barat. Ia berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Ibunya seorang ibu rumah tangga, dan ayahnya seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan konveksi dengan penghasilan biasa-biasa saja. terkadang harus pinjam uang ke kerabat atau menggadaikan perhiasan ke pegadaian untuk memenuhi kebutuhan mendesak seperti biaya sekolah dan kuliah cecep beserta dua adiknya.

Cecep baru saja lulus SMA. Cecep lulus dengan nilai biasa saja. Namun dengan nilainya yang pas-pasan Cecep berniat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri terkemuka. Namun Allah berkehendak lain. Ia gagal test SNMPTN Undangan sehingga banting setir masuk ke perguruan tinggi swasta enggak terkenal di Garut. Sebuah Univ swasta yang membuat cecep minder saat orang tanya, “Kuliah dimana?”

Cecep jawab, “Di Universitas Swasta Biasa Aja.”

Dan orang selalu menanggapi dengan, “Hah? Itu dimana yah? Kok belum pernah denger. Kampus Ilegal yah?”

Continue Reading...

Sunday, 24 September 2017

Pemeran Utama


Mungkin kamu sudah lupa saat kita beriringan menuju rumah. Lebih tepatnya, aku yang sedikit membuntutimu sepanjang jalan ke rumah. Kita sama-sama berada diatas motor, motor yang berbeda. Kau melaju sendiri di depan dengan skuter metik mu. Aku beberapa meter di belakang menunggangi motor bebek jadul andalanku.

Dari balik helm, kerudungmu melambai terhempas angin. Aku menatap lamat-lamat dirimu dari belakang. Saat itu Waktu seakan berjalan lebih lambat. Namun detak jantungku entah mengapa berdebar lebih cepat. Entah mengapa. Entah mengapa? Ah, tentu bukan ‘entah mengapa.’ Bukan tanpa sebab. Jelas ada sebab. Sebab yang sudah sejak lama ada.

Sepanjang jalan aku memerhatikanmu. Seakan mata ini tidak pernah berkedip. Tak mau kamu luput sedetik pun dari pandanganku. Ah, ini mungkin terlalu berebihan. Namun semakin lama, semakin tak karuan jantungku memandangimu.
Padahal ini baru berada jauh beberapa meter di belakangmu. Di belakang yang mungkin kau tak akan tahu.

Bagaimana jantungku nanti kalau aku di dekatmu, didepanmu, di dalam cerita hidupmu dan menjadi pemeran utama di dalamnya. Pemeran utama?

Ah, apa lagi ini.

Yah, itulah sebab yang membuat jantungku tidak karuan. Sebab yang telah ada lama.  Sebab yang selalu kunikmati tiap berada di dekatmu. Eh bukan, bukan di dekatmu, namun agak jauh darimu, dari belakangmu, dari tempat yang mungkin kamu tidak tahu.

Namun apa mungkin sosok yang selalu jauh berada di belakangmu dan tersembunyi ini bisa menjadi pemeran utama dalam cerita hidupmu. Apakah mungkin aku menjadi pemeran utama itu?
Continue Reading...

Sunday, 9 July 2017

Kenapa Memilihku?


Aku tak lagi merasakan lunglai di tubuhku. Semua rasa lelah yang ku rasakan setelah mengajar di kampus hilang saat aku menginjakkan kaki di rumah. Terutama saat langkah kaki pertamaku memasuki kamarku dan istriku. Ini adalah rumah yang sebenarnya. Rumah tempatku kembali dari penat. Tempat dimana sumber kebahagiaanku berasal.

Malam itu aku tidur menyamping, menghadap ke kanan. Wajah Rani tepat di hapanku. Wajah yang segar, manis, cantik. Tak pernah berubah dari saat pertama kali aku menatapnya sedekat ini, tujuh tahun lalu. Ya baiklah, perubahannya hanya sedikit. Sedikit lebih tembam.

Kang, apa alasan akang memilihku?” tiba-tiba Rani bersua. Ia tersenyum malu-malu. Ah, hatiku selalu lumpuh tiap menatap raut wajahnya seperti ini.

Tangan kiriku melayang, membelai rambutnya. Lalu turun sedikit. Ibu jariku mengelus-eleus tulang pipinya. “Karna aku butuh didampingi kamu dalam hidupku,” ucapku.

Senyum Rani melebar. Tangannya memainkan kaus yang ku pakai. Pandangannya merunduk. Aku tahu, itu tandanya Rani sedang salah tingkah.

“Lalu, kenapa kamu mau menerimaku, di saat banyak lelaki yang mengejarmu?” tanyaku balik. Tangan kiriku beralih, menggenggam jemarinya. Tangan kananku ku tekuk, kujadikan alas kepalaku, walau bantal sudah mengalasi kepalaku.

Continue Reading...

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter