Sebagai mahasiswa, menjalani kegiatan ospek adalah hal yang wajib. Alesannya sih di masa tersebut, mahasiswa akan diperkenalkan dengan lingkungan universitas. Mereka akan diberi informasi sekitar tata tertib, badan-badan organisasi, sampai masalah administrasi di kampus. Benar-benar tujuan yang mulia. Tapi sayangnya yang gue rasain saat ospek cuman satu: bosen!
Gimana enggak bosen, sepanjang ospek, cama (red: calon mahasiswa) lebih banyak mendengarkan materi yang ngebosenin. Ditambah lagi dengan kondisi ruangan yang enggak mendukung: panas, sempit, gaduh. Dalam keadaan tersebut, mana bisa cama berkonsenterasi dengan materi yang diberikan saat itu. Yang ada mereka pada nguap, kipas-kipas, bahkan pura-pura pingsan supaya dibawa ke UKS dan terbebas dari siksaan materi yang membosankan.
Gue sendiri juga merasakan siksaan seperti itu, terutama saat ospek di tingkat universitas. Gue mendapatkan sebuah ruangan yang menyerupai ruangan spa saat itu. Saking panasnya, kami serasa dipanggang. Rasanya benar-benar menyiksa. Sampai-sampai, upaya kami mengipas-ngipas badan sendiri pun enggak berguna. Dan akhirnya, materi seputar universitas saat itu enggak masuk di pikiran. Karna yang gue pikirkan cuma “bagaimana menghilangkan panas ini.”
Yang menambah kebosanan saat itu adalah tempat duduk cama dan cami (red: calon mahasiswi) di ruangan dipisah oleh panitia. Para cama di sebelah kanan, sedangkan para cami di sebelah kiri. Ini enggak asik banget. Padahalkan para cami bisa menjadi alternatif penyejuk saat gue dan cama lainnya kepanasan. Terutama para cami yang berwajah bening, cantik, dan enak dipandang. Gue bisa membayangkan, suasana panas saat itu pasti enggak bakal berasa saat gue memandangi cami bening di sebelah gue. Gue lirik dia diam-diam. Sesekali gue ajak ngobrol. Itung-itung PDKT. Siapa tahu bisa dijadikan gebetan. Dan gue jamin, dengan ber-PDKT saat materi ospek diberikan, pasti panas enggak bakal berasa, dan waktu bakal berasa cepat berlalu.