Menurut gue di Indonesia masih
banyak orang kampungan. Mereka ini yang bikin Indonesia enggak enak dipandang. Mereka
pengacau kestabilan negara ini. Gue risih sama mereka. Bahkan kalo bisa pengen
banget rasanya gue nitipin mereka untuk diangkut ke luar angkasa bareng satelit
BRI tempo hari.
Orang kampungan yang gue maksud ini
berbeda dengan yang digambarkan di FTV. Kalo di FTV orang kampungan digambarkan
memiliki gaya bicara yang medhok, kalo diajak ke Jakarta bakal celingukan kayak
orang kesasar melihat gedung-gedung tinggi, atau suka menggunakan daster gembel
sambil netek-in anaknya. Bagi gue bukan seperti itu orang kampungan. Di mata
gue orang kampungan justru orang kota, berpendidikan, tapi otaknya enggak
dipake.
Orang yang suka buang sampah
sembarangan. Sumpah, ini kampungan banget. Di eropa, orang buang sampah sembarangan
bisa kena denda jutaan rupiah. Minimal mereka kena hukuman sosial dengan dicibir
dan dilihatin orang sekitar dengan ekspresi tatapan ngelihat orang boker
sembarangan.
Sadar enggak sih sewaktu SD kita
dididik untuk tidak membuang sampah smebarangan. Jelas sekali bahkan sampai
disebutkan oleh guru dampaknya menyebabkan banjir dan penyakit. Tapi justru
pendidikan yang dasar banget itu enggak mereka pake saat sudah dewasa. Dasar kampungan!
Kayak orang enggak sekolah! Jauh tertinggal pemikirannya dari orang eropa yang
maju.
Gue sempat ketemu seorang pemuda
gagah dan ganteng. Ia mengenakan almamater kampus terkenal di Indonesia sambil
menenteng keresek Indomaret. Keringat menetes perlahan di dahinya karna udara
panas yang menyengat kala itu. Kemudian ia mengeluarkan isian dari kresek Indomaret
yang ia bawa. Itu eskrim. Dia ngupas eskrim itu, kemudian dengan enaknya
ngemut-ngemut eskrim. Lidahnya bermain lihai menjilati ujung eskrim atas sampai
kebawah, menyentuh tangkainya. Gue ngiler dibuatnya. Beberapa kali gue menelan
ludah. Sumpah, udara panas bikin gue pengen makan eskrim juga, tapi apa daya,
uang gue cuma cukup untuk naik angkot pulang.
Pemuda gagah dan ganteng itu
membuang sembarangan bungkus eskrimnya. Pengen banget gue pungut tuh bungkus
eskrim, lalu gue buang ke tempat sampah. Namun gue membatalkan niat baik itu. Gue
khawatir ketika memungutnya, gue tergoda untuk menjilati lelehan eskrim yang
tertempel di bungkusnya.