‘Dia itu orangnya Phlegmatis’ kata Widiya.
‘Ha?’ gue menanggapi. Sejenak gue berpikir, apa itu Phlegmatis. Apakah ada kesamaan dengan Melankolis. Gue mikir sambil garuk-garuk kumis. Lama-lama jadi kebelet pipis. Ah, suda lah.
‘Iya, jadi maunya cari aman. Kalo bicara juga takut nyinggung orang. Saya enggak suka sama orang yang begitu. Harusnya ngomong aja apa adanya’ jelas Widiya.
Jleb! Mendengar penjelasan Widiya barusan jiwa gue langsung menggelinjang hebat. Menggelora dahsyat! Gue baru tahu ternyata istilah untuk orang yang berkepribadian seperti itu adalah ‘Phlegmatis.’ Hm... gue rasa gue ini Phlegmatis.
Enggak puas dengan penjelasan Widiya, gue pun coba nyari sumber laen. Gue penasaran! Pilihan gue jatuh pada tukang batagor depan kampus. Gue tanya ke dia apa itu Phlegmatis. Tapi yang ada dia malah enggak tahu. Dasar bego! Maksud gue, dasar gue ini bego. Mana mungkin dia tau. Lagian kenapa gue tanya ke tukang batagor coba. Harusnya satpam kampus! Malemnya gue browsing di internet. Gue cari apa itu Phlegmatis. Setelah gue temukan, disitu penjelasannya lebih mendetail. Gue rasa hampir semua yang disebutkan disana benar-benar gue miliki. Misalnya sifat pendiam, monoton, takut salah, enggak berani bertindak dan masih banyak lagi. Ini linknya, barangkali temen-temen ada yang mau liat http://eisyatipekepribadian.blogspot.com/2011/08/tipe-kepribadian-phlegmatis.html
***
Dari semenjak SD gue adalah sosok yang pendiam. Ketika gue sedang berada di tengah-tengah obrolan bareng temen-temen sekolah, gue enggak ikut berkomentar banyak. Gue lebih sering diam. Yang gue rasakan saat itu adalah enggak ada keinginan untuk ngobrol dan membaur. Begitu juga dengan lingkungan bermain di rumah, gue enggak banyak bicara. Selain itu gue juga enggak senang mengejek temen-temen. Ketika anak-anak seumuran SD senang mengejek temannya, gue malah ngerasa enggak nyaman ketika mengejek. Ya, gue enggak mau menyinggung, dan mungkin juga gue enggak mau terlihat salah. Dari situlah gue jadi dilihat berbeda oleh temen-temen rumah. Maksudnya beda tuh, ya gue jadi terlihat dewasa, sedikit berbeda dengan yang lain. Gue jadi diperhitungkan dan enggak pernah diejek.
Seorang Phlegmatis juga memiliki sifat takut salah dan enggak berani bertindak. Untuk sifat tersebut gue merasakan betul. Contoh kecilnya adalah ketika gue ditunjuk menjadi ketua kelas. Saat itu awal masuk SMA. Saat itu gue rasa menjadi KM sangatlah enggak menyenangkan. Lo bakal mendapat tuntutan dan tekanan. Dan karna sifat takut salah dan enggak berani bertindak itulah gue jadi enggak nyaman dengan tuntutan dan tekanan.
***
Di masa kulah ini gue bertemu orang-orang baru. Mereka memiliki karakter, semangat dan cita-cita yang beragam. Dari situ gue belajar dan pikiran gue mulai terbuka. Gue mulai sadar, dari sekian sifat Phlegmatis diatas, gue ngerasa kebanyakan dari sifat itu adalah negatif. Itu bagi gue ya. Gue rasa sifat pendiam dan pasif itu jelek. Soalnya dengan hanya diam kita enggak bisa mengkomunikasikan perasaan, opini, dan ekspektasi kita ke orang-orang sekitar. Bayangin aja, misal, lo jatuh cinta, terus lo hanya diam dan enggak melakukan apapun. Bahkan untuk sekedar menyapa pun enggak, enggak asik kan? Nah, karna itu kita perlu berkomunikasi dengan baik. Belum lagi sifat monoton, takut salah dan enggak berani bertindak yang dimiliki Phlegmatis. Menurut gue itu jelek banget. Kalo kita monoton, itu artinya kita terjebak dalam comfort zone kita. Dari situ kita mulai enggak berani mencoba hal-hal baru. Kemudian adalah sifat takut salah dan enggak berani bertindak. Menurut gue itu bisa ngebuat kita enggak berkembang. Lagi-lagi kita stuck dan menjadi monoton. Dalam hidup ini harusnya kita bisa mendapatkan hal yang lebih, bukan stuck. Gue jadi belajar dari temen gue, Nanda. Yang gue pelajari dari dia adalah rasa berani: berani mencoba, berani memulai, hampir dalam segala hal. Entah istlahnya apa sifat seseorang yang memiliki keberanian seperti itu. Dan gue jadi berpikrir bahwa hidup ini terlalu berharga untuk tidak diisi dengan kesalahan, pengalaman, dan keberhasilan. Kesalahan bisa membuat kita berpengalaman, dan pengalaman bisa menjadikan kita dekat kepada keberhasilan. Indah bukan jika kumpulan kesalahan, pengalaman dan keberasilan kita bisa kita kenang dan kita ceritakan kepada anak-cucu kita suatu saat nanti.
Well, dengan alasan-alasan diatas, gue akan mulai belajar untuk menjadi pribadi yang enggak begitu Phlegmatis.
Javas juga tipe plegmatis, plus melankolis malahan. dua gabungan tipe itu makin parah hasilnya.
ReplyDeletekalo kamu gmn? soalnya tipenya tidak hanya satu aja, biasanya gabungan dua tipe lho...
Oh, begitu. Gue belom tau.
ReplyDeleteNice share brader :D
ReplyDeletegue baru denger istilah beginian soalnya xD
phlegmatis ???? -___- emang gara2nya pertama karena apa ?? dan phlegma kalo lagi pas ngapain ?? ????
ReplyDeletesepertinya gue juga kena tuh phlegmatis,cuma baru tau aja kalo namanya itu..
ReplyDeletepantesan aja ga tahu nanyanya sama tukang batagor, harus dikasih kode dulu tukang batagornya biar dia tahu :)
ReplyDeletekalo menurut gue orang yang phlegmatis itu ga punya idealis, ngambang sana-sini. Kalo gue tipe orang introvert sih sampai saat ini.
tapi terkadang plegmatis kan juga perlu , contoh sepasang suami istri yang harus setia kan hidup harus gitu terus g boleh nyoba2 istri lain haha
ReplyDeletehemmm,,
ReplyDeleteni bisa menghentikan kreatifitas,, takut berbuat apa2,, sblm bertindak dipikirannya "jangan-jangan ntarrr,," elaaahh,, gak maju2 dehhh,, hehe,,^^