Udah lama gue
enggak menulis. Terakhir kali, gue nulis daftar belanjaan. Beda banget rasanya
menulis daftar belanjaan dengan nulis
kayak gini. Kalo nulis seperti ini, gue butuh imajenasi, pemikiran mendalam,
dan feeling. Sedangkan kalo nulis daftar belanjaan cuma butuh satu: ketelitian.
Iyah, teliti mana barang yang bisa dibeli, mana yang enggak perlu dibeli, dan
mana yang kira-kira bisa dihutangin.
Baik, lupakan
tulisan di atas tadi. Kali ini gue akan berbicara tentang resolusi. Secara
harviah, resolusi merupakan hasil pembuangan gas kendaraan yang beracun,
seperti resolusi udara, resolusi air.
ITU POLUSI, GA! POLUSI!!
POLUSI AIR... POLUSI UDARA!!
Okeh, gue salah.
Sebentar ya, gue googling dulu....
*lima menit
kemudian*
Bentar, ini mau
searching, malah nyasar ke time-line gebetan, enggak sengaja baca-baca
statusnya. Maklum, mental stalker gue mendadak muncul.
*lima menit
kemudian lagi*
Nah, akhirnya
ketemu juga. Jadi, resolusi adalah sebuah hasrat mewujudkan sesuatu dalam kurun
waktu tertentu. Hem, pernah denger kalimat,
“Resolusi aku sih
di Tahun 2014 nanti punya anak kembar delapan.”
Atau, seperti ini,
“Resolusi gue tahun depan bisa punya pacar, walaupun besoknya diputusin lagi.”