Gue adalah anak pertama dari dua bersaudara. Gue memiliki seorang adik
perempuan. Adik semata wayang gue ini kini sudah menginjak kelas duabelas SMA.
Walaupun dia perempuan, tapi kelakuannya enggak mencerminkan sikap perempuan
yang manis, malah cenderung bikin ilfeel.
Adek gue gemar sekali menggaruk-garuk kepalanya dengan kuku-kuku tangannya,
lalu mencium kukunya setelah garuk-garuk. Dia seolah menikmati betul sensasi
aroma yang dia dapatkan setelah garuk-garuk kepalanya. Enggak elegan banget
seorang cewek melakukan kegiatan begitu. Uh!
Bukan cuma suka garuk-garuk kepala terus dicium, tapi dia juga sering kali
kentut dengan volume maksimal. Dentuman kentutnya seolah di lepaskan dengan
dorongan paling kuat sehingga tercipta suara ngebas yang mengiringinya. Padahal
dia cewek, tapi kelakuannya seperti enggak terkontrol. Enggak pantes cewek
kentut dengan suara keras. Harusnya, maksimal seorang cewek kentut dengan sopan
dan elegan dengan hanya menghasilkan suara, “peesss...”
Gue sempat kesal dengan kelakuannya. Gue coba nasehati dia, tapi dia tetep
aja membandel. Mungkin dia memang... mengikuti kebiasaan... gue.
Memang, sih, kelakuan adek gue, sebagai perempuan, enggak manis, ehm...
malah sedikit brutal dan enggak beradab, tapi dia punya paras yang cantik.
Iyah, adek gue termasuk dalam kasta tertinggi dalam pergaulan sehari-harinya
karna memiliki wajah yang cantik. Enggak sepertii... kakanya.
Karna memiliki wajah yang cakep, otomatis adek gue bergabung dan bergaul
dengan temen-temennya yang cakep juga. Sehari-hari dia bergaul dengan
cewek-cewek kece. Selain kece, mereka juga pintar, mangkanya adek gue juga
kebawa pintar. Enggak kayak... gue, bego.
Suatu saat, adek mendapat tugas Bahasa Indonesia dari sekolahnya. Tugas
tersebut berupa membuat sebuah film pendek. Jadi, adek harus membuat grup lalu
membuat film. Ini merupkan tugas akhir yang nanti nilainya akan dimasukan ke
rapot.
Suatu malam, adek mendatangi gue. Dia masuk ke kamar gue, lalu minta gue
membuatkan skrip film untuk dia.
“Ka, aku ada tugas film. Kakak bikinin skrip ya!” adek ngomong dengan datar
dan enggak ada basa-basinya.
“Enggak ah.” Gue menolak. “Males!”
“Bu... kakak nih enggak mau bantuin aku!” adek dengan semena-mena melibatkan ibu kami
dalam perbincangan ini. Dia mengadu ke ibu bahwa gue enggak mau bantu adek
bikin PR. Ini jelas ngeselin. Dasar tukang ngadu dia!
“Yogaaa... bantuin adeknya!” ibu teriak dari kejauhan. Kalo udah dalam keadaan
kayak gini, gue jadi serba salah. Mau tetep enggak ngebantuin adek, tapi pasti
ibu nanti yang kasian. Ibu selalu jadi korban kenakalan adek gue. Tiap adek gue
pusing sama tugas sekolahnya, dia pasti mengaduh ke ibu. Lalu ibu pasti
menyuruh gue untuk mengerjakan tugas adek. Kalo gue menolak, adek bakal lebih
mengintimidasi ibu dengan merengek membabi buta di hadapan ibu. Kalo udah
beigini kan kasihan ibu. Ibu bakal terganggu dan ikutan pusing juga kalo adek
udah merengek-rengek di depan ibu.
Akhirnya secara terpaksa gue meng-iya-kan untuk ngebantu adek. Iyah, gue
bersedia menuliskan skrip film pendek tugas adek gue. “Iya, yaudah. Nanti kakak
bikinin.”
“Yaudah, cepetan ya!” ini anak bener-bener enggak ada sopan santunnya.
Bilang “makasih” aja enggak. Ya Ampuun!
Baru kali ini gue membuat skrip film. Sebelumnya gue pernah membaca skrip
Malam Minggu Miko yang edisi Miranda itu. Memang sih, sepertinya asik juga
menulis skrip film. Entah kenapa, membaca skrip Malam Minggu Miko edisi Miranda
itu membuat gue berimajenasi. Dan saat itu juga gue tertarik untuk coba bikin skrip film. Ehmm... gue
anggap aja skrip film untuk tugas film adek gue ini sebagai kelinci percobaan
gue, haha.
Skrip pun selesai gue kerjakan kurang lebih dalam waktu dua minggu. Dalam dua
minggu itu adek rewel menyuruh gue supaya cpet kelarin skrip tu film. Disisi
lain, guenya juga sih agak males dan ogah-ogahan ngegarap tu skrip. Masalahnya
saat itu gue juga sedang ribet sama tugas kampus. Kepaala gue seakan mau pecah,
tugas kampus numpuk, sedangkan adek rewel minta cepet selesain tuh skrip. Tapi
sykurlah, dengan kerja keras, sampai tidur larut malam, akhirnya gue bisa
selesaikan skrip film itu. Dan setelah skrip itu selesai, rasanya lega banget
dan ada seperti kebanggaa tersendiri. Gue merasa skrip buatan gue itu seperti
anak gue sendiri. Ah, enggak percaya
bisa membuat skrip film. Walaupun itu cuma “iseng” ngebantu adek untuk tugas
membuat filmnya.
Waktunya syutnig pun tiba. Adek gue, dan temen-temen satu kelompoknya
bermaksud syuting di rumah. Malam itu teman-teman adek yang... ekhem... yang
kece-kece itu pun datang ke rumah.
Ada empat orang cewek... ehm... cewek-cewek kece tentunya, dan satu orang cowo
yang datang malam itu. Mereka semua adalah temen satu kelommpok adek gue. Rencananya
malam itu mereka akan syuting. Sebagai script writer-nya, gue berhasrat
memantau bagaimana jalannya syuting, apakah sesuai dengan skirp yang gue tulis,
atau terjadi kemungkinan lain. Dengan mantap dan gagah perkasa, gue mendekati
mereka dan berbaur sok akrab dengan mereka.
Gue menghampiri mereka saat scene pertama. Jiwa seorang jomblo yang
terpatri di jiiwa gue, mengarahkan gue menghampiri cewek-cewek kece yang sedang
berkumpul sambil menyaksikan scene pertama di-take. Kebetulan adek gue sedang
main di scene pertama itu bersama seorang cewek, temennya. Perhatian gue enggak
begitu tertuju sih pada bagaimana scene pertama itu diambil, tapi gue tertuju
pada cewek-cewek kece di sekitar gue, haha.
Dari empat cewek yang gebet-able tersebut, gue melihat ada dua anak yang
beda. Mereka begitu mencolok dimata gue. Yang pertama namanya Puput, yang ke
dua bernama Ririn.
Puput ini orangnya dewasa. Dia beda dengan teman-teman sebayanya. Dan tentu
beda banget dengan adek gue! Suara Puput agak berat, mirip suara Anggun
Cesasmi, bikin gue terpana ngedengernya. Rambutnya panjang terurai sebahu.
Hitam, lurus sedikit bergelombang, aaaah gue pengen ngejambak-jambak... eh,
membelai-belai rambutnya maksud gue. Wajahnya enggak cantik-cantik amat, tapi
menarik. Wajahnya seperti wajah orang yang sudah dewasa. Perawakannya juga
tinggi, cocok kayaknya kalo jalan sama gue, haha. Cara berbicaranya juga enak,
santun, sepertinya gue tertarik sama dia.
Selain Puput, ada Ririn yang juga menarik perhatian gue. Ririn ini
kebalikannya Puput. Ririn orangnya lucu, imut, negemesin. Wajahnya manis
dibalut jilbab hitam. Yang paling khas dari Ririn adalah dia punya gigi kelinci
yang imut. Dua gigi seri atasnya agak besar, menyerupai gigi kelinci. Ahhh
gemes, pengen rasanya gue pukul-pukul
manja gigi kelincinya, seperti cewek yang biasa mukul-mukul manja dada
cowoknya.
Setelah kejadian itu, gue jadi kepo. Gue coba tanya-tanya ke adek tentang
Puput dan Ririn. Dan tentunya gue langsung to the point. Gue tanya ke adek
apakah Puput dan Ririn masih jomblo. Dan ternyata jawaban yang gue dapat sangat
mengecewakan. Ternyata Puput dan Ririn sudah berbadan dua... eh maksudnya,
sudah punya kekasih. Iyah, mereka enggak jomblo. Uh, sayang banget!
Mendengar itu, gue makin kepo. Gue ingin tahu siapa, dan bagaimana pacarnya
Puput dan Ririn. Akhirnya adek bercerita tentang pacar Puput dan Ririn.
Pacarnya Puput ternyata lebih tua setahun dari Puput. Sebut saja dia Tomy. Mereka
sudah lama berpacaran. Tapi sayang, sepertnya Puput enggak begitu bahagia sama Tomy.
Pasalnya, Tomy suka main tangan. Entah apa maksudnya “main tangan” itu. Mungkin
saat jalan berdua dengan Puput, Tomy suka iseng memainkan tangan ke atas,
kebawah, dan juga memainkan jari-jarinya dengan cara memasukan seluruh jarinya
ke lobang hidungnya.
“Main tangan gimana?” tanya gue ke adek.
“Iyah, suka kasar aja.”
Ohh, ternyata maksudnya main tangan itu suka mukul, atau menghajar. Ini
parah banget! Puput suka dipukulin sama Tomy? Emangnya Puput kasur yang lagi
dijemur apa! Selain suka main fisik, Tomy juga suka berbicara kasar. Puput
sering banget dibentak sama Tomy, dan sering disamakan dengan berbagai nama
hewan. Padahal Puput enggak berbuat salah. Tomy sendirilah yang suka salah
paham. Saat puput engga bales SMS-nya karna enggak punya pulsa, eh Tomy malah
marah dan ngebentak-bentak Puput. Harusnya kirimin pulsa kek!
“Terus kalo Ririn gimana?” tanya gue ke adek.
“Oh, Ririn juga udah punya pacar, Kak! Resi namanya.”
Asemm!! Ririn juga ternyata bukan jomblo. Kampret! Ini artinya enggak ada
kesempatan untuk gue menggebet salah satu dari mereka. Keduanya sudah in
relationship.
Gue kepoin lagi tentang pacarnya Ririn. Bukan, bukan karna gue mau merebut
Resi dari Ririn. Gue kan sukanya sama Ririn! *Ambigu*
Kesan pertama, “Resi” seperti nama perempuan. Lalu adek bercerita bahwa si
Ririn ini juga bermasalah dengan cowoknya. Ririn dan Resi menjalani kisah
percintaan yang enggak normal. Kenapa demikian? Menurut gue, kisah cinta yang normal
itu: pacaran dimana kedua belah pihak saling bahagia. Dan kalo ada yang mesti
berkorban, baik fisik maupun psikis, adalah si cowoknya. Tapi ini terbalik,
justru Ririn lah yang mesti lebih berkorban untuk cowoknya, yakni si Resi.
Ririn sering banget korban perasaan. Ririn harus sering menghadapi Resi yang
ngambek enggak jelas. Mungkin Resi ini moody orangnya. Aneh juga kalo cowok
punya sifat moody. Harusnya cewek yang punya sifat moody tuh.
Bukan cuma itu, si Resi kampret ini tiap ngambek, pengennya dihubungin
duluan sama Ririn. Ini freak banget sumpah! Gue baru nemu seorang cowok yang
ngambek, tapi pengen dihubungin duluan sama ceweknya. Mangkanya ini sebenernya
siapa yang sebagai cowok, dan siapa sebagai cewek, sih? Ririn malah lebih
banyak berkornban. Bener-bener kampret si Resi!
Gue amat sangat menyesalkan kejadian yang dialami Puput dan Ririn. Seharusnya
mereka enggak menalami ini. Mereka seharusnya bisa merasakan kenikmatan dalam
berhubungan. Mereka seharusnya... nanti dulu. Sepertinya gue harus membenarkan
kalimat sebelumnya. Jadi, maksudnya “kenikmatan dalam berhubungan” tuh, mereka bisa
merasakan bahagia memiliki kekasih, bukannya tertekan dan korban perasaan mulu
karna kelakuan kekasihnya yang enggak beres.
Hal lain yang membuat gue lebih menyesalkan Puput dan Ririn adalah, mereka
tetap ingin bertahan dengan pasangannya masing-masing. Mereka tetap sayang
walaupun sudah enggak diperlakukan dengan baik. mereka enggak ingin menyudahi
hubungan mereka dengan pasangannya. Ini kampret banget!
Kenapa sih bisa seperti itu? Apakah kebanyakan cewek bersifat seperti itu:
tetap menyayangi cowoknya walau sudah berkali-kali disakitin?
Walaupun cuma baru bertemu dengan Puput dan Ririn malam itu, tapi gue tahu
bahwa mereka adalah cewek yang baik. Mereka tulus dan terlihat istimewa di mata
gue. Puput dengan kedewasaannya dan Ririn dengan keimutannya membuat gue mulai tertarik.
Sepertinya gue suka mereka. Apapun itu, mereka berbeda, mereka spesial buat gue.
Mereka ibarat bibit unggul yang beda dari bibit-bibit lainnya. Tapi sayang,
kedua bibit unggul tersebut jadi sia-sia karna berada... di hati yang salah.
hahaha. itu sih emang maunya cewek2 itu aja buat ttep bertahan sama cwok2 macem begitu...
ReplyDeleteyah cewek emang gitu...kalo udah cinta sih apapun dibelain...
Klo kata pak mario teguh, cewek semacam itu adalah cewek yang sayang sama cwoknya, tapi nggak sayang sama diri sendiri... iya, soalnya mereka membiarkan diri mereka disakitin sama cwoknya, gitu deh...
menurut gue ga, mereka lagi belajar memahami perasaan pasangan masing-masing, mereka masih belum nemuin alasan yang tepat untuk ninggalin pasangan yang menurut lo gak pas walopun udah jelas2 nyakitin. mungkin kalo mereka udah seuisia kita juga berfikiran yang sama, 'buat apa pasangan yang kaya gitu, mending putusin ajah'. mereka lagi jalanin proses menjadi wanita ga.
ReplyDeletetunggu ajah sampe mereka nemu alasan yg tepat, kemudian sadar kalo sebenernya kamu lah orang yg tepat buat di jadiin pacar. siap-siap ajah.. hahaha
waahh...bukain aib adeknya sendiri. pasti kakak ini dan masku adalah berasal dari species yg sama -_-
ReplyDeletejadi... msh nungguin bibit2 itu nih kak? wwkwkwkwk ._.v
Hahaha namanya juga cinta pfft
ReplyDeletengomong2 cewek cantik emang biasanya gitu, kelakuannya rada aneh kayak temenku kwkw
bang Oga kalo bisa sebelum diposting coba deh dicek ulang lagi tulisannya banyak yg typo, cuma saran aja sih hehe. cewek mah emang gitu bang, kalo udah terlanjur sayang mau kaya apa juga tetep dipertahanin, tapi aku ga segitunya sihh -_- kenapa bang Oga ga deketin mereka aja? kasih janji2 manis ga akan kaya cowok mereka ya siapa tau mereka khilaf ._.
ReplyDeletetx masukannya.
Deletekomitmen gue: gk mw ngerecokin org yang udah punya kekasih.
modusin bang modusin, mentang2 punya adek cewek temennya cakep2 -__-
ReplyDeletesaran nih, dikasih ilustrasi gambar, kalo tulisan semua mata rada capek bacanya hehe..
yoyoy, tx sarannya.
DeleteItu si Ririn punya gigi kelinci. Sama dong, gue juga. Mungkin dia lebih berjodoh dengan gue. Hahaha.
ReplyDeleteKalau untuk soal persaan mereka berdua kenapa sampai bertahan gue kurang tahu. Karena gue bukan cewe. Tapi menurut perkiraan gue, siapapun orang yang udah terlanjur sayang banget pasti bakalan mempertahankannya walau badai datang menerjang....
puput dan ririn sudah berbadan dua, aku pikir tadi mereka sudah benar-benar berbadan dua... hahahahaha, ternyata punya pacar tow maksudnya?
ReplyDeletekalo menurutku gak apa2 sih, baru pacar, bisa aja putus,,, kalo memang kamu yakin kamu bisa lebih baik dari pacarnya ya deketin aja nggak masalah. namanya juga usaha, hasilnya tergantung nanti. :)
puput dan ririn sudah berbadan dua, aku pikir tadi mereka sudah benar-benar berbadan dua... hahahahaha, ternyata punya pacar tow maksudnya?
ReplyDeletekalo menurutku gak apa2 sih, baru pacar, bisa aja putus,,, kalo memang kamu yakin kamu bisa lebih baik dari pacarnya ya deketin aja nggak masalah. namanya juga usaha, hasilnya tergantung nanti. :)
jiaahhh kirain bibit unggul apaan, ahahaha mungkin ini kode buat elu untuk menyelamatkan bibit-bibit unggul tersebut, tapi harus pilih salah satu, siapa tau jadi bibit baru buat pendamping :D
ReplyDeletehahaha.. jadi bibit unggulnya yang terpelihara dengan baik gara-gara di tangan yang salah...
ReplyDeleteoh iya salam kenal saya yudi ... maaf kalo kmaren gk paham aturan promo.. masih baru soalnya hehehe
tuh adek lu emag umurnya berapaan sih masa udah mengelami kekerasan dalam berpacaran sampe hobi makan hati kek gituu...anak jaman sekarang yak..tuh mereka termasuk dalam cabe cabe an nggak @.@
ReplyDeletecewek emang begitu, semakin disakiti, semakin nempel seraya berkata " I believe, one day you will change." errrrrr