Kali ini
gue mau ngomongin debat. Karna baru-baru ini lagi booming tentang debat yang
sering tampil di tivi. Itu lho, debat kandidat capres. Masak kamu enggak tahu?
Kalo yang enggak tahu, artinya kamu enggak pernah nonton tivi. Kamu pasti anak
kost ya? Kalo jarang nonton tivi, mending ikut nimbrung gih sama mamang ojeg
yang lagi pada mangkal di pangkalannya. Biasanya di tempat itu banyak menghasilkan
informasi yang berbobot dan mencengangkan.
Sebenarnya
gue berat untuk membahas tentang debat, karna gue masih trauma. Tahun lalu gue
terlibat dalam perdebatan yang sangat pelik, yakni berdebat dengan diri
sendiri, antara mau membenci atau tetap berbaik hati pada mantan gebetan yang
sudah memporak-porandakan hati gue karna suatu sebab yang dia lakukan. Sungguh,
sakitnya tuh disini *nunjuk dada*
Tapi debat
antar kandidat capres enggak bakal membuat gue galau deh. Karna memilih capres
itu enggak perlu pake perasaan, cukup pake logika. Dengan logika gue bisa
menentukan siapa yang sreg untuk gue coblos. Semua itu didasarkan oleh visi
misi, karakter, trek rekor, dan siapa orang-orang di belakang capres tersebut.
Ini simple!
Coba
bayangin kalo milih capres itu pake perasaan, ribet, seperti para cewek yang
memilih pacarnya pake perasaan? Bisa-bisa, capres yang baik hatinya namun
enggak menarik bakal enggak dipilih dengan alasan “kamu-terlalu-baik-buat-aku.”
Terlepas
dari itu semua, gue mau mengulas sedikit acara debat capres yang tanggal 15
juni 2014 kemaren itu yang di tayangkan di Trans7, Metro, TV One, Global.
Ulasan gue ini didasarkan akan kemampuan nalar gue yang pas-pasaan. Jadi,
enggak bakal gue tulis dengan istilah-istilah asing yang enggak kalian
mengerti.
Okeh, kita
mulai. Namun sebelum gue memulai, jangan ada yang bertepuk tangan sebelum gue
persilahkan yaa! Kecuali, nepuk-nepuk manja bahu pacarnya, itu boleh.
Gue mau
mengulas Jokowi dulu yah.
Dari sekian
banyak argumen yang Jokowi utarakan dalam debat, yang paling sering gue denger
tuh Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Katanya, ini tuh bakalan
diterapin kalo beliau jadi presiden nanti, karna program ini sudah beliau
jalankan di DKI.
Hal
tersebut keren menurut gue, karna gue berpikir tiap kali gue berobat gue enggak
perlu bawa uang atau alat barter, tapi cukup nunjukin kartu tersebut. Bahkan enggak
bawa baju di badan pun gue tetep bisa berobat, yang penting punya kartu sehat.
Lalu, kartu lainnya adalah kartu indonesia pintar. Itu juga keren. tiap
anak-anak Indonesia sekolah, mereka enggak perlu bawa kartu spp, cukup dengan
kartu pintar itu, gratis. Simple.
Tapiiiiii...
disisi lain gue melihat bahwa itu terlalu kecil lingkupannya. Kalo itu
diperlakukan di DKI, itu keren, tapi kalo secara nasional, itu masih timpang
tindih dengan program nasional yang sudah berjalan, misalnya program BPJS. Program
tentang bantuan pendidikan sudah ada BOS. Padahal, menurut gue enggak perlu
bikin program baru lagi untuk itu, cukup mempertahankan program yang sudah ada
dengan mengkoreksi apa yang kurang dari program BPJS dan BOS tersebut. Masak
iyah mau buang-buang dana untuk program kartu-kartu itu sedangkan program lama
sudah berjalan.
Selain
kartu, yang gue inget kata-kata dari Jokowi adalah optimalisasi pasar
tradisional dengan menjadikan pasar tradisional bersih, luas, ada tempat
parkirnya, dll. Ini merupakan program yang mulia. Pasti kalo program ini
diperlakukan di suatu daerah, pasti bakal keren. Bayangin aja, kalo pasar
tradisional bersih dari sampah, pasti pengunjung dan pedagang merasa bahagia
dan betah berlama-lama di pasar. Mungkin para pembokat yang disuruh majikannya
belanja pada pagi hari, bakal balik ke rumah pas lebaran haji tahun depan. Saking
merasa nyaman karna pasar yang bersih.
Jokowi
bilang pasar dengan konsep tersebut dapat meningkatkan penghasilan petani karna
pasarnya bagus. Sampai disini otak gue nge-hang. Sumpah gue bingung. Ini apa
memang konsep jokowi enggak bisa diterima nalar gue, atau memang nalar gue yang
terlalu lemot. Gue enggak bisa menarik
benang merah antara petani makmur dengan pasar yang bagus/memadai.
Kalo
berdasarkan otak gue yang jongkok ini, sebenarnya yang dibutuhkan petani agar
mereka penghasilannya meningkat adalah seperti suntikan dana pemerintah sebagai
modal mereka, lahan pertanian yang cukup tersedia, harga pupuk yang murah
dengan diberikan subsidi pupuk, irigasi yang memadai, dll. Menurut gue itu
langkah yang lebih kongkrit. Karna gue pikir petani enggak melulu menjual hasil
taninya di pasar tradisional. Sayuran sudah masuk super market seperti Giant,
Lotte, dll. Bahkan, hasil tani mereka bisa langsung diekspor ke luar negeri
tanpa dijual di pasar tradisional.
Selain itu,
Jokowi menyinggung-nyinggung tentang TPID. Singkatan dari Tim Penanggulangan
Inflasi Daerah. Beliau tanya ke Prabowo bagaimana pendapat Prabowo tentang
TPID. Lalu Prabowo gelagapan, beliau bingung maksud TPID. Iyah, Prabowo kagak
ngerti singkatan TPID tuh apa.
Menurut
gue, pertanyaan Jokowi ini rada gimana gitu. Enggak pas ajah! Enggak pas ajah
rasanya menanyakan hal itu di forum debat capres yang skalanya nasional.
Setelah gue
searching di internet, TPID itu tuh program pemerintah daerah, bukan nasional. Yang
menjalankan dan punya wewenang akan TPID tuh pemerintah daerah. Ya iya lah Prabowo
enggak tahu, sedangkan Jokowi tahu banget apa itu TPID, wong Jokowi kan kepala
daerah. Ini enggak singkron pertanyaannya. Ini sama ajah kayak kamu nanya ke ke
temenmu pertanyaan ini,
“Eh bro, lo
tau enggak merk deodorant yang dipake bapak gue?”
Jelas,
temen kamu enggak bakal bisa jawab, wong yang tahu itu kamu sendiri kok. Itu
kan bapak kamu, jadi yang tahu merk deodorant itu ya cuma bapakmu, kamu, keluargamu,
dan Tuhan yang tahu.
Mungkin akan jadi tepat kalo Jokowi bertanya,
“Pak Prabowo, bagaimana pendapat anda tentang inflasi nasional yang kini
meningkat drastis sebanyak sekian persen terhitung dari tanggal sekian sampai
sekian?”
Nah,
pertanyaan itu baru cakep! Selain berskala nasional, juga diikuti data yang
falid seperti hitungan persen dan data tanggal inflasi. Kalo pertanyaannya
kayak barusan kan bakal kelihatan pinter dan kelihatan seperti seorang
pemerhati negara, bukan daerah. Gitu lho!
Disamping
itu, gue sering banget mendengar pengakuan-pengakuan Jokowi akan prestasinya
memimpin DKI. Seperti saat beliau mengklaim bahwa ia adalah gubenur pertama
yang mampu menaikan UMR sebanyak 44%. Huiw, keren. salut! Silahan tepuk tangan!
*tepuk pramuka*
Memang, di
media, prestasi Jokowi ini terlihat gemilang. Beliau terlihat superior dengan
berbagai program seperti kartu-kartuan, MRT, relokasi rusun, blusukan, macem-macem
dah. Tapi, kita lihat lagi, bahwa cakupan itu masih bersifat lokal, bukan
nasional. Memimpin daerah dengan memimpin negara itu beda lho. Pemimpin daerah
memang harus bisa menerapkan sistem dengan baik. Dia harus terfokus pada sistem.
Kalo sistem enggak baik, ya enggak baik juga tuh daerah. Nah, sedangkan
memimpin negara tuh lebih dari itu. Pemimpin negara tuh harus seorang
negosiator yang memberikan konsep dasar berskala besar, bukan sekedar pelaksana
sistem. Jadi pengalamannya harus lebih luas, harus melakukan sesuatu yang
kiranya hasil atau manfaat itu bisa dirasakan oleh masyarakat lintas daerah,
bukan di DKI doang. Jadi, alasan bahwa Jokowi itu berpengalaman karna memimpin
DKI dan Solo, bagi gue belum bisa dijadikan alasan kuat, karna memang beda
konteks.
Fyuh, capek
juga nulis sampe sejauh ini. Boleh tepuk tangan dulu! *tepok pramuka sambil mengepakkan
ketek*
Sekarang gue
mau ngomongin Bapak Prabowo nih.
Selama debat,
yang gue tangkep garis besar dari bapak prabowo adalah beliau mau mengatasi
kebocoran APBN disebabkan oleh pemborosan atau korupsi. Nanti anggaran yang
sudah diselamatkan dari pembocoran itu bisa dimanfaatkan untuk program-program
lainnya.
Nah, selain
itu, dana tersebut bakal juga digunakan untuk membangun kembali pertanian yang
kuat di Indonesia seperti memfungsikan lahan hutan yang rusak menjadi
persawahan.
Mendengar
itu semua, gue tercengang. Otak gue enggak nge-hang. Gue bisa mengerti maksud
prabowo itu gimana. Ini merupakan landasan pemerintahan dari prabowo kelak. Gue
bisa ngebayangin, program ini bisa menjadikan Indonesia kembali menjadi negara
lumbung pangan. Ini keren.
Berawal dari
menghidupkan sektor pertanian, Prabowo bisa mengatasi masalah-masalah lainnya,
seperti pengangguran. Prabowo menyajikan data yang pasti, bahwa satu hektar
lahan bisa memperkerjakan enam sampai duabelas orang. Dan beliau bilang bakal
membuka berjuta-juta lahan pertanian. Dengan demikian ini bisa menjadi jawaban
atas masalah pelik yang selama ini kita rasakan, yakni pengangguran.
Hal tersebut
juga bisa mengatasi masalah putus sekolah, kesehatan, dll. Itu karna dengan
penghasilan rutin yang semua masyarakat Indoensia rasakan, mereka bisa punya
penghasilan untuk menyekolahkan anaknya, berobat, dan belanja. Sungguh, ini
adalah stategi yang taktis dan mendasar dan berskala besar. Salut!
Prabowo mau
melindungi Indonesia dari pihak asing yang mau mengambil alih kekayaan Indonesia.
Ini dibuktikan saat beliau bilang bahwa ia akan mempersilahkan pihak asing
berinvestasi dengan syarat enggak mengganggu kekayaan Indonesia. Ya, semoga aja
beliau bisa melindungi Indonesia dari pihak asing yang jahat.
Terus terang,
gue kesel pake banget sama freepot. Semena-mena banget mereka menambangi papua
dengan hanya ngasih keuntungan ke Indoe sebesar 1%. Bayangin bro, cuma SATU
PERSEN. Prihatin gue! Pemerintah enggak bisa lindungin kekayaan ini. Belum lagi
Chevron yang mau ngambil gunung Ciremai. Ini adalah kekesalann gue yang paling
besar. Gue benci dengan pemerintah yang enggak bisa ngelindungin kekayaan
negeri ini untuk dinikmati masyarakatnya sendiri. Buat apa negara ini kaya kalo
yang nikmatin bukan kita, tapi orang lain. Sakitnya tuh disini *nunjuk ulu
hati*
Itu sama halnya
kayak kita punya pacar, tapi yang ngajak pacar jalan, makan, nonton bareng
sampai yang ngejagain pas pacar sakit itu orang lain, bukan kita. Iyah, ini sering
dirasakan oleh para pelaku LDR. Sakitnya tuh di sini. *nunjuk ulu hati* (lagi)
Selain itu,
pemikiran Prabowo itu luas banget. Agak beda dengan Jokowi yang masih terpaku
pada pemikiran yang lokal banget. Prabowo berbicara tentang hal yang bisa
dirasakan seluruh masyarakat Indonesia, seperti pertanian. Kita tahu Indonesia itu
negara agraris.
Selain itu,
Prabowo juga menempati berbagai posisi stategis yang cakupannya nasional. Kita tahu
sendiri bahwa beliau adalah ketua Partai Gerindra. Partai kan cakupannya nasional.
Beliau juga menjabat sebagai ketua HKTI. Kata gugel sih itu semacam persatuan
petani nasional. Belau juga pernah jadi ketua persatuan pencak silat nasional. Dari
semua itu, gue enggak heran kalo Prabowo pemikirannya luas berskala nasional,
wong pengalamannya sudah lintas daerah, alias berskala nasional.
Dari cara
beliau berbicara, beliau terlihat santai tanpa beban tapi jelas dan tegas. Bahkan
beliau seperti orator dalam pidato. Pembawaannya itu bisa menggerakkan orang
banyak. Itu penilaian gue sih.
Dari semua
kelebihan beliau, sayangnya ada satu noda yang ennggak bisa diterima orang
banyak. Yakni, isu keterlibatan beliau dalam kerusuhan dan penculikan mahasiswa
pada tahun 1998. Satu noda itu membuat semua orang mencibir, memaki, dan
membenci beliau. Kalo gue sendiri sih gue enggak begitu paham masalah yang
terjadi saat itu. Tahun segitu gue sih masih unyu-unyunya dan masih polos
sehingga gue enggak begitu paham dengan kasus itu. Tapii, dari sudut pandang
gue sendiri sih, yang sudah biarlah berlalu.
Sekarang kan
media sudah bebas tanpa terkekang untuk memberitakan berbagai macam hal yang
terjadi di negeri ini. Ya kalo memang Prabowo bakal melakukan kejahatan ketika
menjabat jadi presiden nanti, media kan bisa memberitakannya sehingga
masyarakat bisa tahu. Sekarang demokrasi sudah berkembang tanpa ada tekanan
seperti tahun sebelum orde baru. Jadi harusnya
kita enggak perlu takut dan mempermasalahkan hal lalu yang kebenarannya juga
belum tentu benar.
Well,
sekian dulu pemaparan gue. Wassalam
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletehehehe....setiap orang yang nonton debat capres akan berubah jadi pengamat politik ya :))
Deletesah2 saja argumen tiap orang yang berbeda :))
tiap capres ada kelemahannya sendiri2...
tapi herannya , dlu waktu pr****o masih jadi cawapres, kok isu kerusuhan mei 1998 gak begitu santer ke publik ya???
kok baru sekarang??? *bertanya-tanya sendiri*
kalo aku sih lebih suka yg sudah punya bukti nyata, tegas, berwibawa , lebih berpengalaman dalam memimpin hehehe.....
anyway mau pilih siapa, tanya hati masing2...
skrg kan nyapres, jadi ya mungkin aja hal lalu diungkap supaya opini publik jelek buat prabowo. entahlah.
Deleteeh maaf salah ketik,,,
Deletemksdku wktu dlu wir***o nyawapres...
^0^
prab*** kayaknya baru santer dikaitkan dgn 1998 akhir2 ni :-D
bisa jadi pendapatmu bener :-D
simak paragraf terakhir di artikel ini http://politik.kompasiana.com/2014/05/27/fakta-kunci-tuduhan-penculikan-prabowo-658062.html
http://capres2014.co/
ReplyDeleteSejak debat capres pertama kali gua gak nonton :D. Tahun '98 gua juga masih unyu.
ReplyDeleteYang mau gua tanya "emang mamang ojeg nonton debat capres"?
biasanya di pangkalan ojeg tuh ada tivinya. mereka ramai2 nonton tivi dari mulai bola, berita, sampe sinetron catatan hati seorang istri.
Deleteyahhh gue ngerti lo lebih pro Prabowo dan cenderungnya mencari celah tentang hal hal yang lo pikir salah atao bikin otak lo ngehang ato bikin umbel lu muncrat kemana mana sambil ngeliatin Jokowi ngeliatin soal kartu kartu itu. cuman ya, kalo yang kartu itu Jokowi berkata kalo itu diperuntukkan untuk yang membutuhkan cuyyy, jadi kalo lu mampu ya udah nggak usah...terus kalo Jokowi selalu berbicara tentang kesejahteraan rakyat dengan langkah langkah konkirtt bukan dengan mimpi mimpi yang terdengar indah cuyy...terus soal 1 miliar 1 desa pun jawaban Prabowo bikin otak gue ngehank untung jempol kaki gue kagak cantingan... nyatanya harusnya lebih cuyy dan itu udah jadi program dari bbrpa waktu yang lalu...
ReplyDeleteyahhh, walo kalimat gue tadi terbilang pedess namanya juga gue pendukung Jokowi, hehehe..tapi walo begitu presiden belum beda bangsa tetap Indonesia..siapapun yang nantinya memimpin semoga bisa memberikan angin segar bagi para petani dan pedagang kecil, bagi pengrajin dan pendulang emas, bagi seluruh rakyat Indonesia yang rakyatnya masih banyak yang menengah ke bawah daripada menengah ke atas. Aamiin....
Yah kak mey marah, yah marah. jangan marahin akuh dong, aku cuma ngasih opini yang valid. uhuhu.... :-(
Deleteiya semoga ya nak. yah gue juga berharap presiden yang terpilih bukan orang yang didukung lingkungan/orang2 yang gk baik, ya walaupun sebenarnya capres itu orang baik.
ReplyDeletegue setuju ga!! PRAJA!!
ReplyDeletesama halnya kubu jokowi yang mencari celah pemaparan visi prabowo tentang ekonomi dan kesejahteraan rakyat.. kita bukan mencari celah menanggapi. tapi postingan ira mah kayaknya berat ke prabowo sih ga hahahaha
ahaha, entah lah, saya sih ngerasanya bicara fakta... tapiii, yasudahlah....
DeleteSebelumnya thanks kak informasinya, kebetulan kemaren aku nggak nonton debat capres hehhehe
ReplyDeleteTerkadang aku juga bingung sih memilih 2 calon presiden ini. Sampai sekarang pun aku belum menjatuhkan pilihan. Tapi harapannya sih semoga yang menjadi presiden nanti itu orang yang amanah dan tentunya bisa menjadikan negara indonesia ini menjadi negara yang lebih hijau daripada rumput negara tetangga hahhaha
Kayaknya pepatah ini berlaku buat kedua calon presiden ini "semakin tinggi pohon semakin besar angin yang menerpa" :)
Belum 17 tahun jadi gak ngerti tentang politik. :D
ReplyDeleteDukung Prabowo ya? Foto profil facebooknya ada angka 1-nya. :D
kau tau nak ?? investor dar para pemilik saham mulai melanglang buana mendirikan pasar2 modern , ayak indoapril , alfaseptember dan lain-lain , kau tau apa yang di jual disana , ?? hal tersebut membuat kualitas pasar tradisional menurun daya saingnya , kau tau apa bedanya pasar tradisional dan pasar medern , ??? jika pasar medorn, jelas keuntungan jatuh ke para investor dan pemilik saham , sedangkan pasar tradisional ?? ya pada pedagangmya dan penjualnya langsng , hal ini masuk dalam pemaknaan kearifan lokal , ,
ReplyDeletenext , kau pikir hasil pertanian dan perkebunan di kelola langsung di mana ?? di grand mall ?? -_- ya kagak lah om , sistem matis pengelolaan pasar, ya kerja sama dengan pasar tradisional. kau tau kenapa pasar banyak disingkuri kaum elit dan menengah yang berlagak elit ?? masalahnya adalah konseptual mind set , bnyak yang berpikir makanan di pasar , sayuran , beras dan lain2 itu jorok dan lain2 , , nah lho kan ?? saya memang bukan orang ekonomi , tapi gak gitu2 juga jkayak kamu -_- ( perasaan sama jokowi juga sudah d jelaskan ) , please , menilailah yang jujur , buban jujur kacang ijo , saya tidak membela siapapun , cuma mencoba netral , , you must know this boy (y)
banyak typo nulisnya -,-
DeleteAku nggak sempet nonton yang bagian ekonominya. Jadi ngga begitu paham sama yang mereka ungkapkan. Sampe harus baca beberapa artikel. Tapi sayangnya, kebanyakan artikel berpihak pada salah satu calon. Jadi nggak nyaman juga bacanya-__-
ReplyDeleteYang jelas siapa pun pemimpinnya nanti, cuma bisa berdoa beliaulah yang cukup layak mimpin Indonesia dan bikin negeri ini lebih baik. Aamiin.