Kali
ini gue ingin curhat. Setelah ibu penjual nasi uduk di kampus pindah jualan ke
kolong fly over, gue jadi enggak punya temen curhat lagi. Rasanya sepi dan
sendirian saat gue enggak punya seseorang buat berbagi. Sepi seperti kontrakan
kosong yang ditinggal penghuninya mudik. Akhirnya gue kembali menulis untuk
menumpahkan unek-unek di dada.
Jadi
begini....
Belakangan
ini gue sering keingetan dengan mantan... gebetan gue. Setelah lama enggak
kontakan dengan dia, rindu gue padanya tumbuh berkali-kali lipat. Gue kangen
berat dengannya. Gue kangen masa-masa manis yang gue lalui bareng dia. Gue ingin
mengulang semuanya dari awal. Tapi sayang, semua itu enggak mungkin. Itu semua
mustahil. Dan rasanya enggak bisa ngelakuin hal yang pengen kita lakuin tuh
begitu menyiksa.
Setelah
gue tahu bahwa dia cuma ingin menjadi teman buat gue, hubungan kami makin
dekat. Ini memang aneh. Cowok yang mengalami penolakan cinta, pada umumnya,
pasti akan menjauh dengan mantan gebetannya: si cewek ngerasa kagok tiap
bertemu, sedangkan si cowok ngerasa sakit setelah ditolak. Alhasil mereka yang
dulunya akrab, tapi akhirnya saling menjauh. Hal tersebut berbanding terbalik
dengan kami. Justru kami makin dekat. Kami sering jalan dan menghabiskan waktu
bareng. Kami juga SMS-an dan teleponan secara intensif. Kami saling bercerita,
sampai akhirnya dia menceritakan cinta masa lalunya. Dan akhirnya gue tahu,
bahwa dia belum bisa move on.