Indonesia ini umurnya lebih
tua dari Malaysia, negara tetangga kita. Jadi, bisa diibaratkan Indonesia
sebagai kakak, sedangkan Malaysia sebagai adiknya. Tapi sayang, justeru
Malaysia, sang adik, lebih unggul dan berprestasi daripada sang kakak. Buktinya
mereka secara gemilang berhasil mengimpor para pembokat dari Indonesia.
Gimana perasaan lo sebagai
kakak yang melihat kenyataan bahwa adek lo lebih unggul dari lo? Gue sih
nyesek! Sama nyeseknya jika adek gue nikah duluan melangkahi gue. Uh, nyesek
bingit!
Itu lah yang gue pikirkan
tentang negara kita tercinta ini, ENDONESA.
Negara kita sudah tertinggal
dari negara-negara tetangga. Gue ngerasanya negara ini jalan di tempat, karna
para penguasanya lebih demen mentingin kemajuan anggotanya ketimbang kemajuan negara
ini. Banyak deh terjadi kongkalikong buat kepentingan beberapa kelompok doang.
Nah, menurut gue, pemilu
kemaren merupakan momentum yang pas buat benerin negeri ini yang jalan di
tempat dan cenderung carut marut. Sementara itu para partai yang ada harus bisa
menjawab keinginan rakyat untuk bisa memajukan Indonesia. Partai-partai
tersebut merupakan harapan bangsa. Karna itu semoga kemaren kita enggak salah
coblos partai.
Dalam lubuk hati gue yang
terdalam, gue juga pengen jadi caleg. Ya tapi apa mau dikata, gue enggak punya
modal buat kampanye. Belum lagi wajah gue yang menyerupai imigran gelap, bisa
meragukan maysarakat. Lagipula, gue takut berakhir di RSJ kalo gagal nyaleg
nanti.
Alhasil, gue cuma bisa
menuangkan imajenasi ngaco gue di bawah ini jika seandainya gue jadi anggota
legislatif. Bahkan kalo seandainya gue jadi presiden.
Jadi, ENDONESA yang gue pengen
tuh begini: