“Gue sayang sama lo. Gue mau nikah
sama lo! GUE PENGEN BOBO BARENG SAMA LO!”
Pengen rasanya gue mengucapkan
kalimat di atas lantang di wajahnya. Namun sayang, gue enggak punya cukup
keberanian. Lidah gue terlalu kelu. Mendadak gue seperti orang kena struk yang
bibir dan pantatnya enggak bisa gerak. Dan akhirnya gue melewati kesempatan
jadian. Dia pun pindah ke luar kota, sementara gue hanya bisa merana.
Sampai sekarang gue masih
komunikasi baik dengan dia. Seenggaknya gue bersyukur masih bisa keep in touch dengan dia. Gue beruntung
enggak sampai kehilangan sosoknya, meskipun di permukaan bumi ini gue dan dia
berjarak ratusan kilometer. Mungkin seandainya jika saat itu gue nyatakan rasa,
gue akan kehilangan dia. Iyah, karna sudah bisa diprediksi kemungkinannya 99,9%
gue akan ditolak. Dan moment ditolak adalah pintu gerbang dari putusnya
hubungan. Kebayang kami akan saling diam. Saling canggung. Gue akan menyimpan
dendam membara. Kirim santet kawat dan power bank ke dalem usus dua belas jarinya.
Kesimpulannya... saat itu gue takut
nyatain rasa.
Mungkin bukan cuma gue aja yang
pernah ngalamin takut nyatain rasa. Gue yakin, jomblo-jomblo nista yang merana
di luar sana juga pasti pernah ngalamin yang namanya takut nyatain perasaan.
Sebagai jomblo tulen yang sangat
berpengalaman lama menyandang status jomblo kesepian, gue akan mengupas tuntas dan
lugas hal-hal apa aja yang membuat jomblo takut untuk nyatain perasaan ke
gebetan.
Here
the explanation goes
Hal mendasar yang membuat gue
enggak berani nyatain perasaan gue saat itu adalah gue merasa level gue jauh di
bawah gebetan. Dari sisi kualitas wajah: dia cantik dan manis, sementara gue
kusam dan antagonis (read: nyeremin). Dari sisi tingkat kecerdasan juga gue
kalah jauh. Dia berfikir ke depan. Tiap kami berbincang berdua, dia selalu sering
membicarakan kualitas dan seluk-beluk berbagai unversitas negeri terkemuka baik
di dalam maupun di luar negeri, sementara yang gue tahu cuma sekedar UPI belum
membuka jurusan Pendidikan Hewan Sirkus.
Bahkan sampai sekarang pun, tiap
gue chit-chat dengan dia via Line, dia tahu banyak tentang program-program pemerintah
di dunia pendidikan tinggi seperti beasiswa pendidikan pertukaran pelajar yang
diselenggarakan US embassy.
Sedangkan gue cuma bisa memalingkan
pembicaraan dengan bertanya: “Eh, by the
way, kamu tahu enggak kenapa Jessica Kumala Wongso ngasih Kopi Vietnam ke
Mirna bukannya Kopi Jahe Sidomuncul sachet yang berhadiah Umroh bareng Wali?”
Dan setelah gue menanyakan
pertanyaan krusial tersebut, dia enggak bales lagi.
Gue yakin kaum jomblo di negeri ini
juga pernah merasakan dirinya enggak selevel dengan gebetan. Ini memang alasan
yang klasik dan menyiksa. Di satu sisi syahwat sudah membuncah sehingga pengen
banget bilang sayang ke dia. Di sisi lainnya, logika pun tahu bahwa gebetan
pasti bakal illfeel dan enggak mau lagi deket-deket sama kita jika dia tahu
telah ditaksir sama orang yang enggak satu level sama dia.
Membatin pada akhirnya memang!
Alasan ke dua kenapa jomblo
membatin di luar sana enggan mengungkapkan perasaannya ke gebetan adalah karna trauma
masa lalunya.
Hal ini biasa dialami jomblowati. Kalo
jomblowan mah enggak kenal yang namanya trauma. Kalo dia udah ngelihat cewek
yang bikin nafsu makan dan nafsu birahinya membuncah, dia akan gebet
habis-habisan. Persetan dengan masa lalu yang pahit dan gagal. Kalo gagal, ya
coba lagi sampai berhasil. Kalo pahit, ya cari sampai tercipta cerita yang
manis.
Jomblowati yang hatinya masih
tertinggal di masa lalu memang takut untuk memulai hubungan baru. Banyak diantara
mereka lebih memilih bertahan dalam hubungan yang menyakitkan ketimbang memulai
dengan orang baru, membangun semuanya dari awal, membangun kepercayaan dan
kasih sayang dari awal lagi, mengenal keluarga dan orang-orang terdekat dari pacar
yang baru kelak. Semua kegiatan itu kayaknya lebih menguras batin ketimbang
bertahan di dalam hubungan yang nyakitin.
Gue sebagai cowok juga enggak
mengerti jalan pikiran cewek. Aneh memang!
Memori pahit masa lalu terkadang
memenjarakan kita dari kebahagiaan yang harusnya kita dapatkan hari ini. Maka dari
itu, jangan biarkan masa lalu merenggut kebahagiaan yang pantas kita dapatkan.
Di sisi lain, jomblowan jika harus
merasa trauma, mungkin hal pahit yang membuat mereka truama adalah ditolak. Banyak
dinatara mereka yang trauma nembak gebetan karna pernah ditolak. Mereka takut
jika menyatakan cintanya, mereka akan ditolak lagi dan akhirnya hilang kendali.
Mereka khilaf sehingga berencana untuk meracuni mantan gebetan yang menolak
cintanya pake Cappucino Cincau yang sudah dioplos Mama Lemon dan Rinso Kekuatan
Sepuluh Tangan.
Alasan lain kenapa jomblo kurang
perhatian di negeri yang jumlah perempuannya lebih banyak dari jumlah
laki-lakinya ini enggan untuk menyatakan perasaan kepada gebetan adalah karna
enggak mau ribet pacaran.
Suatu hari gue lagi makan bakso
sama Ervi, temen kampus gue. Pada saat itu kami habis pulang bimbingan skripsi.
Ervi ngajakin gue mampir dulu ke kedai bakso buat menghilangkan penat sehabis
disalah-salahin sama dosen pembimbing.
Di saat gue lagi asyik mengoplos
bakso dengan sambel, kecap, dan saos, Ervi cerita bahwa dia habis bermimpi yang
bikin dia basah... keringetan.
“Tadi malem aku mimpi ketemu sahabat
lama. Sedih, Ga,” ucap Ervi sambil ngocrotin saos ke mangkuk baksonya.
“Kok sedih? Dia cowok?” tanya gue
sebelum menyeruput kuah bakso yang sudah gue oplos.
“Iya cowok. Dia udah lama enggak
ada. Dan di mimpi itu dia nyata banget. Dia hidup.”
“Ehm,” gue berdehem sambil
memandangi wajah Ervi. Gue bisa ngebayangin kesedihan Ervi ketemu sahabatnya
yang sudah enggak ada. Pasti sedih dan haru. Beberapa detik tatapan gue enggak
beralih dari wajah Ervi. Terlihat rambut panjangnya yang
berwarna kecoklatan menggelayut unyu di bahu kirinya.
“Yang bikin sedihnya tuh, sebelum
dia meninggal, aku marahan sama dia,” jelas Ervi sambil menyibakan rambut
panjangnya ke belakang bahu, agar enggak nyemplung ke kuah bakso.
Selanjutnya Ervi cerita dengan
seksama. Kala itu sahabtanya nembak dia untuk jadi pacarnya. Ervi enggak mau. Semenjak
itu mereka jadi renggang. Persahabatan yang dibangun lama kandas hanya dengan
sekali pernyataan suka sahabatnya ke Ervi. Dan malangnya, dalam keadaan marahan
itu, sahabtanya dipanggil Tuhan. Gimana enggak nyesek tuh Ervi. Kalo gue jadi
dia, pasti ngerasain sesal yang besar banget, sama seperti yang Ervi rasain.
“Kenapa enggak lo terima waktu itu?”
tanya gue penasaran.
“Ya udah nyaman aja sahabatan.
Lagian kalo pacaran tuh bakal beda.”
“Beda gimana?”
“Kalo udah jadi pacar, cowok bakal
nuntut, jadi cuek, terus ada rasa cemburu yang ngeganggu. Mangkanya lebih
mending pas PDKT-nya,” jelas Ervi.
Bener juga sih kata Ervi. Gue
sebagai cowok juga ngalamin sendiri. Saat PDKT, gue ngasih perhatian jorjoran
ke Ilvi, pacar gue dulu, yang sekarang sudah jadi mantan. Tiap hari gue selalu
sempetin nyapa dia lewat SMS. Gue tunjukin rasa perhatian gue. Seolah-olah gue memberi
kasih sayang tak harap kembali, kayak sang surya yang menyinari dunia. Walau Ilvi
nyuekin SMS gue, jawab pertanyaan gue dengan singkat, namun usaha gue tetap
gigih. Gue tetap ramah dan ngirimin dia emoticon-emoticon unyu.
Namun setelah jadian, semua
berubah! Gue menjadi kesel kalo Ilvi jawab singkat SMS dari gue, apalagi kalo
enggak ngebales sama sekali. Perlahan gue
jadi cuek. Gue mulai jarang SMS dia. Malahan gue lebih memilih ngebalesin SMS
penipuan berhadiah yang sering masuk ke nomer gue tiap gue habis isi pulsa
daripada ngebales SMS Ilvi.
Kini malah terbalik. Dia yang
sering SMS gue, dan gue malah yang jadi cuek dengan ngeblasain SMS-nya secara
singkat.
Kebanyakan cowok jatuh cintanya
sebelum jadian, dan kebanyakan cewek jatuh cintanya sesudah jadian.
Dari cerita Ervi di atas, gue
menarik kesimpulan bahwa beberapa jomblo kekurangan kasih sayang di luar sana sangat
menikmati masa PDKT. Bahkan mereka sengaja enggak mengungkapkan perasaannya
karna dia lebih memilih tetap dalam hubungan PDKT. Dalam benak mereka, hubungan
pacaran enggak lebih menyenangkan dari masa PDKT. Malahan jauh lebih ribet!
Walau demikian, tetap saja batin
mereka tersiksa. Terutama kalau mereka melihat update-an orang norak yang
update di recent update BBM-nya dengan berbunyi, “Makasih honey udah ngajak dinner di tukang nasi uduk malem ini. I love you
sayang.”
Alasan terakhir kenapa para jomblo yang
butuh ucapan “aku sayang kamu” di luar sana menahan perasaannya kepada gebetan
adalah karna takut kehilangan.
Kemungkinan kehilangan itu akan ada
walau si jomblo sudah jadian dengan gebetannya. In case di tengah jalan hubungan mereka, mereka putus, maka mereka
akan kehilangan satu sama lain.
Penyebab putusnya hubungan pacaran
sangatlah beragam, dari mulai karna memang sifat asli mereka yang baru timbul
setelah jadian ternyata tidak cocok satu sama lain, keluarga yang belakangan tidak
menyetujui hubungan, atau alasan konyol yakni karna bosan.
Jomblo type ini saat semakin sayang
kepada gebetannya, semakin ia takut kehilangan. Semakin ia menjaga gebetannya
dan menyayanginya diam-diam. Salah satunya dalam doa. Jika waktunya sudah pas,
ia akan memilikinya dalam ikatan pernikahan dan menjaganya sebaik mungkin. Bahkan
kalau perlu, ia akan mempertaruhkan nyawanya.
Well,
this is the end of the post. Feel free to write your comment below and share
the inspiration!
alasan-alasan di atas bener banget dan true story banget.
ReplyDeleteemang sih dulu gue takut banget nyatain rasa kepada gebetan gue, salah satunya yaa karena takut di tolak jadi gak berani deh bilangnya. dan ketika udah bilang pun si cewek akan berusaha menolaknya dengan alasan takut nanti kalo udah putus jadi ngak komunikasi lagi dan ada juga yang takut terulang masa lalunya, padahal ngak semua cowok itu sama tapi tetap di anggep sama ajah.
setelah baca artikel ini semoga banyak jomblo-jomblo yang siap mengungakapkan rasa dan juga belajar banyak dari postingan ini :)
Huwaw... sebenernya mau ngasih saran tapi apalah... aku juga punya sesuatu hal yang buat aku ini gak ada apa-apanya. Hm... Ayodong nyatain. Kalau dianya bisa nerima kekurangan, pasti semuanya berjalan lancar #tsaahhh
ReplyDeleteBerat...berat....
ReplyDeleteKalo gw yg paling masuk akal sih takut nyatain perasaan bukan karena takut atau malu ditolak,tapi setelah menyatakan perasaan itu. Ada hal-hal yang berubah, akan ada keadaan yang berubah. Walaupun rutinitasnya masih sama,rasanya akan berbeda. Ah berat ah ngomongin ginian..haha
gue sebagai cewek pernah melakukan hal-hal tabu yang akan dikupas setajam golok. gue pernah nembak cowok, bahkan 2x (pas SMP), pas diinget2 lagi sebenernya rada gila juga pas dulu masih cabe kecil sampe nembak dan g tau arah petunjuk yg pas gimana sih harusnya. btw kalau sekarang, pas udah bukan cabe lagi, gue udah jadi wanita *eeaaa* yg namanya suka ada baiknya kita ngasih sinyal dulu, kalau sinyalnya ketangkep itu bagus, brati dia peka dan dianya ada rasa juga, tapi kalau sinyalnya jelek, dia g nanggep, udah cari yg laen aja.
ReplyDeleteBahasannya berat kali nih.. Mengisahkan pengalaman seorang 'pro' dalam hal pedekate2an hahaha.. Satu hal yang ane takutin saat ngungkapin rasa tapi ditolak ya cuma satu, bakal keputus tali silaturahmi.. Dari yang awalnya akrab banget kayak ketek sama deodoran, berakhir dengan jauh banget kaya selat jawa sama sungai amazon.. Sakit..
ReplyDeleteMemang, menyatakan perasaan kepada seseorang yang sudah terlanjur dekat sering membuat kita dilematis. Kalo di tolak kita ngga dapat pacar dan kehilangan teman. Kalo di terima juga ujung2nya pasti akan putus. Kehilangan teman dan pacar. Sama aja~
ReplyDeletejust like that dude. banyak orang yang nggak mau mengungkapkan rasa karena merasa sudah nyaman dengan hubungan pdkt. di satu sisi, cowoknya mau bertahan di tahap pdkt. di sisi lain, si cewek merasa digantungin. nah lo..
ReplyDeletekalau ane sih bang, ane nggak pernah takut buat nyatain rasa, ane cuman takut kalau rasa ane itu di tolak. Sama aja yak ??? Bawaannya ketika di tolak itu kek pen nangis 41 hari 41 malam di pojok kamar. tapi emang bener sih kalau masa PDKT itu lebih enak, dan sebagai manusia kampret yang normal ane juga udah sering ngerasain hal itu
ReplyDeleteIya, saat PDKT adalah saat yang paling indah. Cuman, gue baru tau kalo rasa cinta cewek baru muncul setelah jadian. Ya mau gimana, cowok adalah tipikal orang yang gampang bosen.
ReplyDeleteSebenernya gue juga hampir sama kayak gitu. Suka sama sahabat tapi takutnya ditolak, trus hubungan jadi renggang. Hubungan jadi renggang, itu aja yang bikin gue takut. Andai saja ditolak itu gak bikin hubungan renggang, udah gue nyatain sejak lama. *lhah kok gue malah curcol
Minder sama gebetan yang cantik itu bener banget. Kekawatiran itu kayaknya ada disemua benak jomblo yang wajahnya berada di kelas yang pas-pasan atau yang kurang dari KKM.
ReplyDeleteBanyak orang yang lebih suka pas PDKT nya daripada pas jadiannya. Bener itu, karena pas pacaran banyak hal-hal yang mengikat. Sering nyuruh-nyuruh juga. Nyuruh berhenti temenan sama si itu, nyuruh ngurangin main, nyuruh berhenti ngerokok, pas udah berhenti eh ternyata gantian ceweknya yang ngerokok. Ribet.
Bener juga tuh, lebih menyenangkan masa PDKT ketimbang masa pacaran. Soalnya kalau udah pacaran pastinya bakal menuntut untuk lebih, lebih perhatian lah, dan lebih-lebih yang lain.
ReplyDeleteLagian setelah mengatakan perasaan gak ada jaminan kalau dia mau nerima, kalau putus kan percuma jadinya canggung. Jadi lebih baik PDKT aja biar sama-sama bahagia. Alias komen apaan sih aku?
Cowok kadang gitu.
ReplyDeleteTakut buat ngungkapin perasaannya.
Bisa karena takut ditolak, atau memang mentalnya kurang.
Tapi, kalau cewe yang bener2 ngga mandang apa2 dari cowoknya, pasti nerima dengan baik kok.
Bener banget...
ReplyDeleteterkadang gue ngerasa kalo gue terlalu rendah dibandingkan gebetan gue...
bukan karena gue rendah, tapi karena gue terlalu pendek dari gebetan gue...
nggak, gebetan gue bukan jerapah....
Banyak alasan kenapa orang memilih menunda, atau malah tidak mengungkapkan pereasaannya. Ada yang takut semua menjadi berubah saat satu sama lain saling tau, ada yang memang sudah nyaman dengan keadaan yang seperti ini.
ReplyDeleteanalisa yang luar biasa bung oga. anda memang jomblo yang suka meneliti keadaan.. hahaha
ReplyDeleteya gitu lah, harus ada sebuah pilihan tembak atau ditembak yang lain. jadi sahabat menurut gue sih alasan si cewek nolak ajah, soalnya karena nggak pengen dia jadi cowoknya dia punya kriteria lain siapa yang pantas menjadi cowoknya
true story nih. saya pernah krn sangking takutnya nyatain rasa, setahun didiamin akhirnya rasa jd kadaluarsa dan diapun di ambil org....
ReplyDelete