Gue sudah sering dibombardir dengan
pertanyaan enggak berperasaan, “Kapan nyusul?”
Ketika gue menghadiri undangan
kawinan perdana di semester enam, gue sudah mendapatkan pertanyaan tersebut. Iyah,
“kapan nikah” maksudnya.
Gue santai aja nanggepin pertanyaan
tersebut. Enggak ada ekspresi lain selain cengar-cengir-menjijikan yang
terpancar dari wajah gue. Gue masih selow.
Suatu waktu, gue kembali datang ke
undangan kawinan. Lagi-lagi gue ditanya “Kapan nyusul?” bahkan bukan cuma itu, kali
ini gue juga ditanya, “Kok enggak diajak istrinya?”
Gila! Ini sih ngeledek namanya. Setua
itu kah wajah gue!
Seiring bertambahnya usia dan kini
gue sudah lulus kuliah dan resmi bergelar S.Pd, gue sudah kenyang makan asam
garam seputar pertanyaan “Kapan nyusul?” Selama ini gue cuma nanggepin dengan
cengar-cengir, namun cukup sudah! Gue enggak bisa diginiin terus. Emosi gue
membuncah ketika gue menghadiri acara lamaran sepupu gue, Ghina, pada tanggal
25 Maret kemarin.
Moment itu adalah titik balik
kebangkitan gue. Gue sadar, sesaat lagi Ghina menikah. Di moment nikahan Ghina kelak
gue pasti akan dihabisi dengan pertanyaan “Kapan nyusul?” Itu pasti! Gue enggak
akan tinggal diam. Seluruh kekuatan akan gue kerahkan untuk memproteksi diri
dari pertanyaan super mengerikan itu.
Sejak tanggal 25 Maret itu, gue
berpikir keras jawaban apa yang paling tepat yang harus gue berikan saat
dicerca dengan pertanyaan jahat demikian.
Berikut ini, pilihan cara menjawab
yang gue pertimbangkan untuk dilontarkan saat kita dibombardir dengan pertanyaan”KAPAN
NYUSUL?”
Pertama-tama, jawablah dengan tertawa
santai seperti berikut:
“Jadi, kapan nih elo nyusul?”
Dan jawablah dengan tertawa santai
seperti, “Ahahaha...” Inget, tertawa santai! Jangan sampai tertawa brutal
seperti Soimah, “AHAHAHAHAAA....”
Kenapa harus tertawa santai? Ini menunjukan
sebuah proteksi pada diri kita. Orang lain enggak akan menanyakan lebih jauh
karna kita enggak memberikan jawaban yang mengundang orang untuk kembali bertanya.
Jadi, aman!
Tips kedua saat kita ditanya, “Kapan
nyusul?” jawablah dengan jawaban yang tidak terprediksi oleh si penanya, yaitu
tembak si penanya untuk kamu ajak nikah. Seperti di bawah ini.
“Jadi, kapan nih elo mau nyusul
nikah?”
Jawablah, “Ehm, kamu siapnya kapan?
Kalo kamu udah siap, aku akan segera siapin semua perlengkapan pernikahan kita.”
Setelah elo melontarkan jawaban
fenomenal dan boombastis seperti itu, dijamin, pulang kondangan elo dapet
jodoh.
Namun, cara menjawab seperti ini
sangat riskan. Kamu harus perhatikan siapa yang menjadi penanya. Jangan pernah
gunakan cara menjawab seperti ini jika, satu, si penanya berjenis kelamin sama
dengan kamu. Dua, si penanya adalah mempelainya.
Tips ketiga ini gue dapatkan dari
temen gue, Diyah. Gue cerita ke dia betapa kalutnya pikiran gue setelah
diterjang pertanyaan, “Kapan nyusul.” Tanpa disangka, Diyah memberikan saran
yang begitu briliant.
“Kamu kan membelah diri! Jawab aja
jujur! Ahaa,” bunyi chat Diyah malam itu.
Dari situ munculah ide briliant. Ini
akan menjadi cara yang ampuh untuk menjawab pertanyaan yang merampas ketenangan
tidur para jomblo, “Kapan nikah.”
“Kalo elo, mau kapan nikahnya?”
“Ehm, asal anda tahu... saya tidak
kawin. Saya membelah diri.”
“Hah? AHHHHHRGGGHHHHHHHH.”
Kemungkinan terburuknya semua orang
akan lari pontang-panting karna mengira kamu alien.
Namun, dari semua tips gemilang di
atas, tips terakhir ini adalah yang paling bijak. Yakni dengan menjawab, “Doain
aja,” diiringi dengan senyum yang merekah.
“Eh, kapan nyusul?”
Jawablah, “Doain ajah,” terus
senyum deh.
Semakin banyak orang yang bertanya,
lalu kamu konsisten menjawab dengan cara di atas, maka semakin banyak orang
yang mendoakan kamu cepet nikah. Doa yang banyak diiringi dengan usaha yang
besar tidak akan mengecewakan. Kamu pasti cepet nikah.
Well, this is the end of the post. Please
subscribe and share the inspiration!
By the way, kapan nih kamu nikah?
No comments:
Post a Comment