Waktu
berjalan cepat tanpa kita sadari. Rasanya baru kemarin gue jadi anak SMA dan
adik gue masih jadi anak SMP yang alay. Sekarang adik gue, Oci, udah mau sidang
skripsi aja, dan gue udah sering dipanggil “Om,” atau “Bapak.” Sakit rasanya
dipanggil dengan kata-kata itu.
Kadang
gue suka mengingat lagi gimana gue suka bikin nangis Oci dulu. Bahkan dari hal
yang sepele gue bikin nangis dia. Karena rebutan remote tv misalnya. Oci mau
nonton kartun berbie, sedangkan gue mau nonton spongebob. Jadilah kami
berantem. Kadang Oci yang manja dan ngadu ngaduin gue ke nyokap, padahal dia
yang salah. Dan ujungnya gue diomelin nyokap.
Seiring
berjalan waktu, kami menjadi dua anak nyokap dan bokap yang dewasa. Sekarang enggak
ada lagi rasanya ingin membuat dia nangis. Apalagi Cuma rebutan remot. Rasanya sekarang
gue pengen nyenengin adek terus. Seperti ngejajanin dia, beliin dia baju. Ngasih
dia uang. Bantuin dia skripsi. Gue ngerasa ingin menebus semua kesalahan gue
dulu sering bikin dia nangis.
Sekarang
sekripsi dia sudah beres, tinggal sidang. Namun permasalahannya dia harus
pindah kost.
Oci
kuliah di UPI Bandung. Bulan Juli ini Kost-annya habis. Sedangkan dia masih
perlu dua sampai tiga bulan lagi untuk menyelesaikan sidang beserta
revisiannya. Namun permasalahannya kost-annya habis di bulan Juli. Dan kost-annya
tidak bisa diperpanjang hanya satu dua bulan. Si ibu kost hanya menerima
kost-an per tahun. Jadilah Oci harus mencari kostan baru yang bisa ditempati
perbulan.
Kostan
Oci yang sekarang enggak terlalu bagus sih. Tapi lumayan layak ditempati. Beberapa
kekurangannya salah satunya WC-nya yang bau eek. Gue pernah saat berkunjung ke
kostannya, dan merasakan sensasi bau eek di wc nya. Awalnya gue kira memang ada
pup yang enggak disiram, ternyata memang seperti itu baunya. Entah berasal dari
mana. Namun adik gue sudah kebal hidungnya. Setelah empat tahun tinggal di
kostan itu, dia tidak lagi merasakan bau pup tiap masuk WC itu.
Selain
itu kebersihan kostannya juga kurang. Bak sampah berada tepat di depan pintu
kostan Oci. Hanya beberapa langkah saja. Tiap hujan suka tercium aroma sensasi
sampah busuk.
Udah
gitu banyak kecoa. Dan sering ada kecoa masuk ke kamar. Belum lagi keamanannya
yang kurang. Adik gue dan beberapa penghuni kostan lain beberapa kali
kehilangan sepatu. Si maling sepatu ini pintar banget lagi milih sepatu mahal
dan baru. Oci hilang sepatu barunya. Baru saja dibeli beberapa hari. Mana harganya
lumayan kalo buat makan seminggu. Perih.
Namun
begitu, tetap nyaman ditinggali sampai empat tahun. dan yang terpenting
terjangkau harganya.
Sekarang
adek gue harus mencari kostan baru, tempat tinggal baru. Dan terpaksa
meninggalkan kostan yang sudah dia tinggali selama empat tahun ini.
Gue
juga dimintai tolong sama dia untuk mencarikan kostan yang bisa ditempati
perbulan.
Gue
mulai lah mencari. Berawal dari bertanya ke teman-teman yang dulu juga pernah
jadi anak kost, gue menemukan beberapa nama kostan yang mungkin bisa ditempati
perbulan. Pagi itu gue berjalan untuk mensurvei dan nanya nanya kostan-kostan
yang sudah direkomendasikan teman-teman.
Gue
menemukan kostan yang ternyata enggak bisa disewa perbulan. Harus satu tahun
penuh. Gue kembali mencari. Gue menemukan sebuah kostan yang bisa ditermpati
perbulan, namun itu untuk laki laki sedangkan untuk perempuannya penuh. Gue kembali
menyusuri gang gang sekitar UPI untuk menemukan kostan yang bisa perbulan. Akhirnya
gue ketemu sama kostan cewek yang bisa ditempati pebulan. Namun setelah gue
lihat-lihat tempatnya kayak tempat pembuangan bayi. Serem abis. Bangunannya gelap.
Cahaya matahari sulit masuk. Sepi dan hanya ada satu penghuni. Daerah sekitanya
kumuh. Wcnya jauh dari kata layak. Ini lebih cocok jadi kostan Jin daripada
kostan manusia. Hih! Akirnya gue skip semua penemuan gue hari itu. Enggak ada
kostan yang cocok.
Gue
berdoa sama Allah agar dipertemukan dengan kostan yang cocok. Udah kayak minta
dipertemukan jodoh yang cocok.
Akhirnya
sore harinya gue dapat kabar Oci sudah nemu kostan baru. Sudah dikasih DP juga.
Fyuh gue lega.
Oci
bercerita bahwa kostannya yang baru lebih baik dan lebih nyaman. Tempatnya lebih
rapih tertata. Tidak ada lagi bak sampah di depan pintu. Tidak ada kecoa yang
suka masuk kamar. WC-nya juga bersih terawat. Tidak ada lagi bau pup di
dalamnya. Dan tidak kalah penting, keamanannya yang bagus. Di depan kostan ada
cctv.
Ini
sih jauh lebih baik kata gue.
Gue
jadi berfikir, mencari kost-kostan rasanya seperti mencari jodoh.
Ada
kalanya kita harus menninggalkan yang sudah lama kita bersamai karena suatu
hal. Sama seperti kostan Oci yang harus ditinggalkan karena tidak bisa
diperpanjang bulanan.
Sering
kali kita menemukan orang yang salah. Orang yang tidak serius untuk menikahi. Orang
yang hanya ingin pacaran tanpa berfikir ke jenjang yang serius. Atau orang yang
hanya ingin menjadikan kita pelampiasan. Semua itu seperti gue harus bekali
kali menemukan kostan yang salah. Yang tidak sesuai untuk ditinggali kelak. Yang
penuh, yang mahal, yang mengerikan dan menyerupai kostan Jin.
Terkadang
dalam mencari Jodoh kita suka putus asa. Berkali-kali dipertemukan dengan orang
yang salah. Sampai akhirnya kita lelah, baru mengadu pada Allah. Seperti gue
yang lelah muter-muter gang sekitar UPI, namun belum juga menemukan kostan yang
cocok. Yang ada malah kostan seram. Setelah lelah baru gue memohon pada Allah.
Sampai
akhirnya jodoh datang di waktu yang tepat. Tidak pernah dikira sebelumnya. Dan jauh
lebih baik dari yang kita pikir terbaik dulu. Dan ia datang justru setelah kita
berdoa, berpasrah kepada Allah. Seperti gue yang mendapat kabar dari Oci dia
sudah menemukan kostan yang cocok. Semua itu terjadi justru disaat gue sudah
lelah mencari kostan seharian dan enggak nemu nemu. Akhirnya gue berdoa dan berpasrah
sama Allah.
Pindah
kostan ini bukan perkara sederhana. Ternyata di dalam ini terkandung
nilai-nilai kehidupan. Inti dari semuanya, sering kali kita harus melepaskan
yang lama untuk menemukan yang baru. Seperti kostan Oci ini: harus dilepas
untuk menemukan yang baru. Yang bisa dikontrak bulanan. Yang ternyata justru
lebih baik dari yang lama. Jauh lebih baik.
Meski emang nyebelin sih, kalau udah dipanggil om. Apalagi masih semuda ini, kan om?
ReplyDeleteEmang sih,seiring berjalannya waktu kita makin dewasa. Awalnya kita berantem kayak anak kecil tapi makin kesini itu juga yang buat kita makin sayang sama adik yaa. Btw ujung-ujung malah nyinggung perasaan,jadi baperloh hehe. Btw elu kan tamatan bhs inggris. Gak ada niatan buat blog b.inggris nih?
ReplyDeleteCie dapet kostan baru wkwk, semangat pak guru :p
ReplyDeleteWaktu memang terasa begitu cepat ya, Mas. Bener sih aku aja terkadang mikir baru aja lulus sekolah menengah atas, eh udah kelar aja kuliah..wkwk
ReplyDeleteApalagi udah dipanggil om gitu, itu sakit yang tak berdarah..haha
Oh, dia kostnya itu bayarnya pertahun gitu kah, Mas? Jadi kalau udah habis harus nambah 1 tahun lagi ya. Kalau misalnya itu bayarnya tahunan.
Kalau aku di Jogja perbulan, jadi sewaktu-waktu mau nambah atau keluar ya bisa aja..hee
Njirr, ah gak kebayang bau gitu ih, Mas. Aku kira bayanginnya juga ada yang memang belum di siram, tapi itu memang aromanya gitu ya, dah ah aku gak kuat..ha
Kalau kebersihan kostnya kurang, kalau aku udah gak betah sih. Kurang nyaman tentunya, memang kita bisa membersihkannya sendiri, tapi kalau dari kostnya aja kurang kebersihannya, rasanya kurang aja gitu. Ibarat perang masa iya berjuang sendiri :))
Masalah harga biasanya sesuai dengan kondisi kan ya, Mas?
Tapi itu bagus lho, Mas. Berdoa minta kecocokan untuk memilih tempat tinggal atau kost. Jadi untuk hal yang seperti itu aja Allah libatkan, apalagi hal yang lebih serius, seperti jodoh misalnya. Tentu lebih serius lagi.
Dan setuju, aku aja di Jogja udah 4 tahun sampe sekarang gak pindah-pindah kost, selain udah nyaman. Pemilik kost juga udah enak orangnya, orang-orang sekitar juga ramah terlebih para warganya disini. Dan satu hal yang aku suka, dibelakang kost ada masjid. Jadi setiap shalat begitu mudahnya untuk melangkahkan kaki ini ke masjid.
Apapun kejadiannya selalu ada cerita menaik yang bisa diceritakan ya, Mas.
aduh ini kakak yang baik ya, sampe bela belain berdoa buat adeknya biar bisa nemu yang bikin nyaman. Tapi kok dari pilih kost buat adek jadi ngomongin masalah jodoh, bisa begitu ya...hahaha
ReplyDeletetapi kalau masih kecil mah berantem sama adek kakak mah wajar kok. Aku juga gitu dulu sama adekku. Dan alasannya juga gitu, rebutan remote tipi. Hmmm
Haduh kos-kosan, jadi inget aku juga harus pindah kos-kosan. Padahal masih kuliah, tapi karena kosku mau diganti gendernya akhirnya saya diusir secara halus. Udah dapet sih kosan baru, tapi itu loh... baru bisa ditempatin Oktober sedangkan kosanku habis Agustus. Jadi Agustus ampe September saya dimana :((
ReplyDeleteKok curhat sih aku XD