Udin
lagi patah hati. Cinta yang selama ini dibangun bersama Susi harus kandas di
tengah jalan. Ini bukan hal yang Udin inginkan. Padahal Udin maunya kandas di
pinggir jalan, supaya tidak ketabrak mobil. Tapi apa boleh buat, kini Udin
hatinya sudah pendarahan hebat. Tidak beda jauh dengan Susi yang juga remuk
redam tak berbentuk hatinya.
Keduanya
memutuskan mengakhiri hubungan percintaan karna suatu alasan, yakni, Susi mau
fokus dulu berbisnis batu akik. Dia ingin berkelana ke antartika, menyelami
dalamnya samudra untuk mencari batu akik
langka. Kepergiannya mungkin akan menghabiskan waktu seumur hidup. Kenapa
seumur hidup? Karna tidak ada yang tahu Susi akan pulang selamat membawa batu
akik langka itu dan menjadi milyader setelah menjualnya, atau akan mati dimakan
paus penghuni laut antartika.
Udin
berat menerima ini semua. Semua kenangan yang dia miliki bersama Susi harus
dikubur dalam-dalam. Udin pun harus melepaskan Susi.
Diatas
adalah cerita dramatis yang sering dialami umat manusia. Dimana mereka harus
merasakan kandasnya kisah cinta karna suatu hal. Banyak hal yang menjadi alasan
sebuah hubungan harus berakhir. Kadang, alasan itu dibuat di saat memang enggak
ada pilihan lain, atau kadang alasan itu terjadi karna keegoisan salah satu
pihak.
Well,
gue mencoba mengumpulkan alasan-alasan kenapa orang bisa putus cinta. Dari sekian
banyak alasan yang ada, gue membaginya kedalam empat bagian. Biar lebih
jelasnya, langsung lo baca aja penjabaran berikut:
Mau
Fokus Dulu
Seperti
kasus diatas, ini adalah alasan yang paling klasik dalam berakhirnya hubungan
berpacaran. Gue harus akui, kadang, yang namanya pacaran itu bikin ribet
sendiri. Pacaran bisa mengubah pola hidup kita sehari-hari.
Contohnya
yang biasanya kita sering kumpul sama temen, tapi karna sudah pacaran, jadi
meninggalkan temen untuk nemenin pacar jalan.
Pacaran
juga bisa membuat kita jauh dari hobby. Yang biasanya tiap malem minggu nonton
bola bareng temen, tapi semenjak pacaran, malah jalan nemenin pacar.
Pacaran juga kadang suka mengganggu goal kita. Seperti siswa SMA yang fokus
UN nya terpecah karna punya pacar yang terus-terusan minta diperhatiin setiap
waktu. Akhirnya karna dia ingin fokkus UN, dia putus sama pacarnya.
Merasa
Lelah
Endang dan Yono
sudah lama berpacaran. Keduanya pacaran semenjak SMP. Kronologisnya bermula
saat Endang bertemu dengan Yono tanpa sengaja di WC sekolah. Mereka enggak
sengaja tabrakan. Yono enggak sengaja menjatuhkan cilok yang barusan Endang
beli dari kantin.
“Eh sorry, sorry.
Duh, enggak sengaja... Sini gue bantuin,” Yono merunduk, mencoba mengambil
cilok yang berceceran di lantai.
“Udah, udah...
enggak usah!” Endang mencoba merunduk, mengambil sendiri ciloknya yang
berserakan di lantai.
Tanpa sengaja,
tangan keduanya bersentuhan. Yono bukannya memungut cilok, tapi malah
menggenggam pergelangan tangan Endang. Endang spontan terkejut. Dia merasa
terpaku, bingung apa yang musti dilakukan. Endang hanya diam, sampai akhirnya
Endang basah. Endang pipis di celana karna enggak kuat nahan pengen pipis.
Semenjak itu
keduanya jadi dekat, dan akhrinya pacaran.
Semuanya berasa
indah di awal. Kekurangan yang dimiliki keduanya seakan bukan jadi penghalang
kegiatan percintaan mereka. Endang memaklumi kelakuan Yono yang suka posesif.
Yono sering ngambek saat mengetahui Endang jajan cilok. Yono enggak suka karna
Endang deket-deket sama mamang cilok.
“Kamu kenapa sih
deket-deket sama mamang cilok?” gerutu Yono saat mereka duduk berdua sepulang
sekolah di bawah pohon belimbing.
“Lho, aku biasa
ajah kok,” balas Endang keheranan.
“Aku tuh enggak
suka ya kamu jajan cilok kayak gitu. Mamang ciloknya sok-sok perhatian dengan
ngambilin kamu cilok. Terus ngebumbuin ciloknya buat kamu. Abis itu, ngebungkisin
ciloknya untuk kamu. Terus, kamu sok-sok kasih uang ke dia sambil bilang
makasih segala!”
“Lho, kan
dimana-mana mamang cilok emang begitu...”
“Udah, aku enggak
mau denger alesan kamu lagi!”
“Yaudah, maaf ya
sayang.”
Keesokan harinya,
Endang makan cilok langsung dari pancinya.
Lama-kelamaan
Endang lelah dengan sifat over posesifnya Yono. Dan Akhirnya Endang minta
putus.
Punya
Selingkuhan
Banyak
pasangan harmonis di luar sana yang hubungannya berakhir karna salah satu pihak
selingkuh, atau malah kedua belah pihaknya yang selingkuh. Menurut gue sayang
banget sebuah hal yang awalnya dibangun dengan kepercayaan, tapi diakhiri
dengan penghianatan.
Awal
mula, sepasang manusia yang sedang dimabuk asmara ini saling percaya. Mereka
percaya saling memilih untuk menjadi partner. Percaya bahwa saling sayang,
percaya saling menjaga, percaya saling membahagiakan. Namun, dengan alasan
sepele mereka selingkuh. Kenapa sepele? Ya apalagi kalo bukan sepele alasan
seperti “bosan.”
Ada
kalanya sebuah hubungan yang dijalani terus menerus, seistimewa apapun akan
membosankan pada akhirnya. Tapi, kalo hal seperti itu bisa membuat lo
selingkuh, berarti lo bukan sayang sama pacar lo, tapi cuma sekedar suka. Atau
bahasa ekstremnya hanya sekedar nafsu. Kalo suatu saat lo sudah enggak
suka/enggak nafsu, ya lo tinggalin deh.
Ini
salah satu alasan putus yang sering di alami pasangan. Dan ini cara putus yang
paling enggak berperikemanusiaan.
Ingin
Menjadi Pribadi yang Syariah
Temen
gue, Indun, memiliki kisah cinta yang romantis banget. Dia memiliki pasangan
yang peduli banget sama Indun. Begitu juga dengan Indun, selalu perhatian sama
pacarnya. Di mata gue mereka pasangan yang amat serasi. Bukan cuma sifat mereka
yang saling mengasihi dan menyayangi, penampilan mereka juga asik dilihat.
Indun
terlihat begitu Anggun. Wajahnya cantik, manis. Matanya sayu membuat Indun
terlihat lugu menggemaskan. Selain itu, warna suaranya begitu syahdu di
telinga. Lembuuutt banget. Gue selalu terpaku tiap mendengar suaranya yang
khas. Tinggi badan Indun semapai. Kalo gue berdiri berhadapan dengan Indun,
keningnya berada tepat sejajar dengan mata gue.
Di
sisi lain, pacarnya Indun, Hery, juga tampan menggoda. Wajahnya tersusun
sistematis. Ukuran pipi dan lobang hidungnya wajar, tidak seperti gue yang
berlebihan gembul dan lebar. Susunan rambutnya pas. Porsi rambut yang ada di
kepalanya merata. Tidak seperti gue yang memiliki rambut lebat di bagian tengah
sampai belakang kepala, namun abrasi rambut di bagian depan kepala sehingga
bagian depan kepala gue terlihat botak seperti om-om umur empat puluh tahun.
Kalo diibaratkan, Hery seperti vokalis Noah Band. Sedangkan gue, seperti Bondan
Winarno telat puber.
Yang
membuat mereka lebih terlihat romantis adalah saat Indun mengupload foto nama
mereka berdua yang terukir di pasir. Saat itu gue baru pulang kampus. Dalam
keadaan letih tak berdaya, gue membaringkan tubuh ke kasur.
Gue
rogoh hape di saku celana, lalu gue buka facebook untuk update status berbunyi,
“Aduch, capek bingit berbie baru pulang kampuz.”
Namun,
sesaat gue hendak mengetik status gaul itu, gue melihat Indun baru saja
mengupoad foto via mobile. Gue perhatikan dengan seksama. Di gambar itu tidak
ada gambar Indun. Yang nampak dalam foto itu hanya pasir pantai cokelat dengan
garis-garis yang gue enggak tahu apa. Gue perbesar gambar tersebut.
Maklum,
dalam keadaan capek, gue tidak bisa melihat dengan jelas.
Pernah
kejadian, suatu hari gue pulang kampus. Gue masuk ke halaman rumah dengan
sempoyongan karna capeknya. Gue llihat dari jauh nyokap gue lagi berdiri di
depan pintu, memandang nanar ke arah gue. Beliau menggunakan daster yang enggak
biasa beliau kenakan. Agak sedikit lusuh. Gue hampiri ajah nyokap, terus gue
salim, mencium tangan beliau sambil bilang, “Samlikum!!”
Nyokap
kelihatan aneh. Beliau agak kelihatan canggung pas gue salamin tadi. Karna gue
udah capek sampe sempoyongan, gue enggak ambil pusing. Gue langsung masuk
rumah.
Pas
gue mau masuk kamer untuk ganti baju, gue melihat nyokap lagi di dapur. Loh?
Kalo itu nyokap, terus yang tadi gue salamin siapa?
“Bu,
kok udah di dapur aja? Bukannya tadi di depan pintu?” tanya gue heran.
“Dari
tadi ibu di sini, ah. Ini ibu lagi nyiapin makan siang buat Bi Asih di depan
pintu. Dia habis beres-beres kebun. Kasihan, laper kali!” jawab nyokap santai
sambil masukin nasi, telor dadar, dan sayur capcai ke rantang.
Buset,
berbarti yang tadi gue salamin Bi Asih, tetangga yang suka bantu-bantu di
rumah, bukan nyokap. Pantes aja dari pakaiannya aneh, dan sikapnya agak kikuk
pas gue salamin. Itu semua karna gue kecapean.
Balik
lagi ke foto Indun.
Setelah
gue perbesar, ternyata garis-garis itu merupakan tulisan yang diukir di pasir.
Gue baca dengan seksama apa isi tulisannya. Awalnya gue mengira itu adalah isi
Pembukaan UUD 1945, tapi ternyata bukan.
Gue
melihat tulisan, “Indun Love Hery. Forever Love!”
Gue
ngejerit dalem hati, “So sweeeetttt!”
Lalu
gue banting hape dan enggak jadi update status. Gue membenamkan kepala ke
bantal. Mata gue menerawang langit-langit kamar yang putih namun kecoklatan
karna kotor lama tidak dibersihkan.
Gue
sih boro-boro bisa begitu. Pacar gue waktu itu, yang sekarang udah jadi mantan,
gue ajak memasang “In relationship” di facebook aja enggak mau, apalagi
ngukir-ngukir nama berdua di pasir kek gitu. Huft banget!
Anyway,
setelah sekian waktu berlalu. Indun putus sama Hery. Gue tidak tahu apa
penyebabnya, tapi yang pasti, Indun berubah 180 derajat. Yang biasanya Indun
tampil memukau dengan rambut dicet pirang tergurai liar kemana-mana, sekarang
rambutnya rapih di tutupi jilbab.
Jilbab
yang Indun kenakan juga enggak asal-asalan. Jilbabnya panjang banget sampe
melebihi puser Indun. Gue memprediksi, ukuran bahan itu jilbab bisa menyaingi
lebar ukuran baliho iklan rokok.
Indun
yang kesehariannya suka mengenakan lejing ketat sampai memperlihatan lekuk
kakinya yang jenjang, kini berubah jadi mengenakan rok lebar yang sama sekali
enggak menampakan lekukan kakinya. Roknya terurai panjang sampai menutupi mata
kakinya. Anggun banget!
Sifat
Indun yang biasa dekat dan asik ngobrol sama lelaki, sekarang berubah drastis.
Indun jadi suka jaga jarak sama cowok-cowok. Sifatnya berubah jadi lebih kalem.
Indun jadi kelihatan manis banget dengan sifatnya itu.
Indun
yang sekarang enggak sama dengan Indun yang dulu. Semenjak putus, Indun jadi
pribadi yang syariah. Belakangan gue memprediksi Indun sengaja mutusin Hery dan
merubah diri menjadi pribadi yang syariah. Belakangan gue juga tahu, ternyata Indun
suka ngoleksi vidio ceramah Ust. Felix Xiau. Dia juga mengoleksi buku-buku
karangan Ust. Felix Xiau, termasuk buku yang berjudul “Udah Putusin Aja.”
Gue
sih berpositif thinking ajah. Indun pasti menjadi pribadi seperti ini karna
termotivasi dengan ceramah Ust. Felix. Gue yakin Indun hanya menjadikan beliau
guru dalam perjalanan religinya. Indun pasti bukan Fans Ust. Felix Garis Keras.
Melihat
pengalaman Indun, gue jadi tahu, ternyata kita juga bisa putus demi menjadi
pribadi yang syariah. Indun enggak salah. Indun melepaskan Hery, untuk
mendapatkan cinta dari Tuhan yang sifatnya hakiki. Iyah, Indun sengaja menjomblokan
diri, namun dia yakin, walau statusnya jomblo, Indun enggak merasa hatinya juga
jomblo.
Setelah
Indun, gue menemukan lagi Indun-indun yang lain. Makin kesini, gue menemukan makin
banyak orang-orang yang menjomblokan diri demi memperbaikin diri menjadi
pribadi yang syariah.
Gue
awalnya mikir, semakin gue bertambah tua, semakin sulit gue mendapatkan pasangan.
Secara, temen-temen cewek gue udah pada punya pasangannya masing-masing dari
masih semenjak SMA, bahkan SMP. Hubungan mereka awet sampe kuliah di semester
akhir ini. Kalo gue cari pacar di semester akhir ini pasti enggak kebagian.
Tapi ternyata gue salah. Ternyata masih banyak cewek-cewek yang sengaja menjomblokan
dirinya di luar sanah. Menanti pangeran yang datang menjemput bukan ngajak
pacaran, tapi ngajak nikah. Kalo gini sih, gue masih punya kesempatan buat
punya pasangan hidup. Selama masih ada cewek-cewek syariah di luar sana, maka kesempatan
gue punya bini masih terbuka lebar. Asalkan gue datang menjemput mereka dengan
niat menikahi, bukan mempacari.
Nah,
itu tadi alasan kenapa orang bisa putus versi gue. Sejauh ini sih, gue enggak
tahu gue termasuk ke kategori apa. Tapi yang pasti bukan kategori “Selingkuh.”
Jangankan selingkuhin pacar, cewek yang HTS sama gue aja gue prioritaskan,
apalagi yang udah berstatus “pacar.” Tapi sayang, justru gue yang malah
ditinggalin sama cewek HTS-an gue. Dia balikan sama mantannya, dan membuang gue
gitu aja. Sedih hati berbie!
Kalo
lo, masuk kategori apa? Share aja opini lo di komentar :-)
Bhahahaha... Sadiiiisss.. Haha
ReplyDeleteEh, iya pow,. Kenapa nggak mau pasang status relationship sama kamu Bang??
Bhahahaha... Sadiiiisss.. Haha
ReplyDeleteEh, iya pow,. Kenapa nggak mau pasang status relationship sama kamu Bang??
Alasan putus yang lain, pengen nikah sama orang lain. Eh itu sih alesan mantan saya.
ReplyDeleteMau fokus dulu.
ReplyDeleteseminggu kemudian udah deket aja sama cowok lain.
itu alasan pernah gue rasaian. Mau marah tapi nggak bisa mau diem hati ini sakit. Nggak enak banget lah ptus karena alasan yang kayak gini.
Ah, yang terakhir itu gue setuju banget. Kita emang sebaiknya kagak usah pacaran. Nanti yang ada malah putus dengan alasan-alasan sepele, mau fokus lah, atau mungkin bosan lah, akhirnya selingkuh lah. Mendingan langsung aja dah, kalau udah cinta dan ngerasa cocok, kawinin aja. Kan bisa tuh nanti pacaran habis nikah, apalagi kalau udah nikah bebas dong mau diapain :p
ReplyDeleteQi, lo enggak lagi kebelet kawin kan?
DeleteAh, kawin itu masih lama mah gue :3
Deletekeren juga alasan yang ini ---> ingin menjadi pribadi yang syariah :)
ReplyDeleterada antimainstream yak... hahaha
kalau lelah sama mau fokus belajar, itu udah terlalu mainstream. apapun itu, kebanyakan orang mau memutuskan sebuah hubungan karena.... sudah merasa tidak senyaman dulu lagi.
Mau Fokus Dulu : Halah, sebenarnya alasan klasik ini udah diciptakan sebagai alibi yang sukses besar. AWalnya bilang gitu, padahal nyatanya besok udah sama cowok lain. Miris bro. miris..
ReplyDeleteTerlalu lelah : Ilustrasinya agak kamfret, ya. Endang-endang. Mending sama aku aja, pacalannya. Gue beliin nasi, deh. Gak cilok mulu.-_-
Punya selingkuhan : Yup. Kadang ini jadi alasan yang bilang "Aku lagi pengen sendiri. Maaf, ya. Kita harus putus." Besoknya gandengan sama pasangan baru. Kan lontong banget itu... -_-
Ingin jadi pribadi yg syariah : Iya, ni. Masuk juga yang ini. Soalnya, ada yang awalnya suka berantakan sama urusan cinta yg gonta-ganti. Setelah baca buku soal putus, akhirnya dengan tamfan dia memperbaiki diri untuk lebih syariah.
Ya, semoga dengan banyak alasan yang keluar. Semakin menguatkan para pemilik cinta di luaran sana. :D
Mau fokus dulu itu alesan mainstream banget. Terlalu lelah, emang siapanya yang lelah ? Endang ?. Punya selingkuhan, itu udah banyak. Ingin jadi pribadi yang syariah ini yang anti mainstream. Lha tapi, alasan karena dia terlalu baik kok gak masuk ??
ReplyDeleteMau fokus dulu adalah alasan klasik yang akhirnya nanti si orang yang memutuskan hubungan itu beberapa minggu kemudian akan mendapatkan pacar lagi. Sebenarnya maksud dari mau fokus dulu adalah mau fokus dulu sama pacar yang baru. Nyesek.
ReplyDeleteKalo di ilustrasinya lelahnya gara-gara hal sepele. Yaelah dimana-mana amang cilok juga cara jualannya gitu, masa iya suruh makan cilok dari pancinya langsung kayak yang Endah lakuin. Intinya kalo lelah dalam hubungan itu biasanya emang ada salah satu pihak yang sifatnya itu ngeselin dan buat si pasangan enggak nyaman, akhirnya karena si pasangan enggak nyaman dengan sifat enggak enak yang diulang-ulang, akhirnya dia minta putus daripada nggak bisa makan cilok.
Kalau selingkuh, ini putus yang agak ekstrim emang. Dan pasti akan mengalami percekcokan setelah mereka putus. Pasti ada salah satu pasangan yang mendendam jika salah satu pasangan itu merasa dirugikan. Jadi kalo selingkuh mending ijin dulu, biar enggak kejadian kayak gitu.
Kalo masalah ingin jadi pribadi yang syariah, aku enggak bisa ngasih komentar deh.
Wah pengalaman di semua alasan itu yak? :)
ReplyDeleteKok pake syariah, aku inget bank syariah deh. Hihi.
Pilihan hidup itu memang beda. Beda kepala beda caranya. Pacaran itu kan cuma mengikat sementara. Lagian belum tentu yang dipacarin itu juga dinikahin. Soal perasaan pun bisa berubah. Tetapi dalam pernikahan, kamu gak bisa bilang "putus" seenak jidat. Karena ada hukum yang berlaku. Nikah itu akan membuat siapapun untuk bertanggung jawab, bukan cuma terhadap dirinya. Tetapi juga ke keluarga, masyarakat dan agama.
Makanya segerain nikah, jangan pacaran mulu. :p