Sudah lama rasanya gue tidak
merasakan yang namanya patah hati. Selama setahun lebih hati gue termanjakan
dengan kasih sayang pacar. Makan ada yang ngingetin, bangun pagi ada yang
nyemangatin, namun boker tidak dicebokin.
Hati gue melambung tinggi,
menembus awan halus, lalu terbang bersama pesut akrobatis, dan nyungsep di
ladang gandum. Untung hati gue tidak berubah jadi Coco Crunch. Intinya, selama
setahun lebih itu, hati gue ada yang merawat. Gue bahagia.
Namun, beberapa waktu lalu hati
gue patah. Gue putus dengan pacar. Detik itu, gue merasakan kembali rasanya...
patah hati.
Hari-hari yang gue lalui
setelah pisah terasa beda. Semua kebiasaan yang gue lalui ketika punya pacar,
berubah drastis setelah gue menjomblo. Hari-hari gue jadi sepi. Gue seperti
tidak punya sesuatu di luar sana untuk gue prioritaskan selain diri gue
sendiri.
Mungkin gue masih mengalami
shock. Gue masih mengalami masa dimana kebiasaan-kebiasaan yang gue punya
setahun belakangan, harus berganti dengan kebiasaan-kebiaasaan baru sebagai
jomblo. Rasanya canggung, dan aneh.
Mungkin, lo yang sehari-hari
pake celana dalem di dalem, kemudian suatu hari menggunakan celana dalem di
luar, pasti mengalami hal yang sama. Kira-kira, seperti itu lah rasa anehnya.
Gue jadi mengingat kembali
kapan gue pernah patah hati sebelum ini. Pikiran gue melayang ke masa-masa
dimana hati gue patah. Gue menemukan potongan memory itu. Seorang perempuan
baik hati, dengan wajah yang enak dilihat, sifatnya yang halus, berhasil
membuat gue jatuh cinta. Kami menjalaninya tanpa hubungan, namun saling sayang.
Sampai akhirnya kami pisah karna dia balikan sama mantannya. Belakangan gue
tahu, emang sifatnya yang baik ke semua orang. Ternyata gue kegeeran.
Saat itu hati gue patah.
Mundur lagi ke belakang. Gue
jatuh cinta diam-diam dengan seorang teman. Gue sengaja tidak bermaksud memacarinya.
Hanya saja, gue berusaha selalu bisa dekat dengan dia. Bisa berkomunikasi
dengan dia. Sampai suatu saat temen gue yang lain naksir dia. Hati gue pun
patah.
Mundur lagi di awal kuliah. Gue
naksir dengan teman sekelas di kampus. Orangnya smart banget. Walaupun gue
tahu, gue masih suka telmi kalo ngobrol sama dia, gue bermaksud deketin dia.
Namun belum sempat nyatain cinta, dia sudah pergi duluan. Pindah kuliah. Saat
itu, hati gue patah lagi.
Gue merasa cukup untuk
mengingat kronologis kejadian-kejadian patah hati yang dulu. Gue pejamkan mata,
mengingat kembali bagaimana cara gue bangkit dahulu saat patah hati.
Satu hal yang gue tahu, gue
punya alasan untuk naksir seseorang. Dan pastinya gue juga harus punya alasan
untuk... melupakan rasa gue saat gue patah hati.
Gue berikan waktu untuk hati
gue merintih. Menjerit menyesal. Mengingat memory manis yang tercipta dahulu.
Setelah gue rasa cukup, gue angkat wajah. Gue lupakan semuanya. Menatap jalan
yang baru. Karna, gue punya alasan untuk melupakan rasa gue.
Yaitu, alasan untuk mempersiapkan
diri untuk orang yang sudah ditakdirkan bersama gue sampai tua kelak.
Untuk kamu yang baru patah
hati. Beri kesempatan pada hatimu bersedih. Beri waktu yang cukup agar hatimu
mengeluarkan penyesalannya. Setelah itu, bangunlah. Buang kesedihan itu, dan
ganti dengan alasan untuk melupakan.
Untuk kamu yang baru patah
hati, tersenyumlah.
Agak mirip-mirip puisinya Radit, ya. Hehehe
ReplyDeletePatah hati ga usah lama-lama. Yang penting hubungan yang udah pernah dijalanin dijadikan bahan pelajaran biar bisa ngejalanin hubungan yg lebih baik lagi :D
Patah Hati lebih sakit dari sakit gigi, katanya. :D
ReplyDeleteTersenyumlah untuk hati yang baru lagi. Mungkin jodoh mu bukan mereka. Tetapi seseorang yang lain di luar sana. Tersenyumlah patah hati itu bukan kiamat. :)
Duh kalau ngomongi sakit haru rasanya itu makanan w selama wkt w smp.
ReplyDeletepokoknya rasanya ga bsa di bayangkan bgt deh
Patah hati....cuma dua kali ngerasainnya.
ReplyDeletenggak perlu lama-lama ngerasain hal itu, bikin pusing dan capek. saya lumayan cepet kalau move on, karena ada anime yang masih belum aku tonton jadi itulah tempat pelariannya.
Duh. Baru main kesini dan ketemu postingan beginian. Patah hati, lecet kecil yang ninggalin perih berkepanjangan. Hehe. Namanya juga hidup, ga selamanya disenengin. :)
ReplyDeleteWaduh, mulai dari kisah cinta di landang gandum. Hahaha, pecah bg. Pecah gelas gue kebantin. :D
ReplyDeleteUntuk bg Nurul. Eh, bg Yoga maksud gue. Tetaplah berusah menjaga hatimu layaknya menjaga kebenaran bahwa dunia masih akan terus memperhatikan kita. Mulai dari apa yang kita lakukan sekarang dan nanti. Maksudnya, masih banyak wanita di luar sana yang bakalan jatuh cinta sama bg Nurul. Viss. :D
Andai patah hati ada obat yg dijual di apotik. Mungkin. Mungkin gue borong Apotiknya. Sekalian mbak-mbaknya.
Untuk jomblo yg patah hati. Sadarlah, masih banyak cewek lain di luar sana.
Satu tahun, bukan hubungan yang sebentar. Sudah pasti menciptakan banyak kenangan yang sulit dilupakan. Dan kebiasaan-kebiasaan yang kini sudah menghilang.
ReplyDeletePatah hati emang bikin nggak enak, apalagi kalau buat orang yang sulit buat melupakan. Butuh waktu untu menyendiri dan siap bangkit lagi untu mencari penyembuh hati.
Kamu nyibukin diri biar ga terlalu tenggelam dalam rasa sakit hati. Perbanyak teman ...jadi noNgkrongnya rame2 sama teman wkwkwkwkk
ReplyDeleteNtar ada masanya kok, patah hati itu terobati :D
Wah keren kata-katanya... kesedihan yang berlarut larut emang tidak ada gunanya...
ReplyDeleteKamu juga keren komentarnya. Keren banget :-D
Deletewih, titisannya bang dika nih.
ReplyDeletegue juga pernah ngedeketin cewek smart, dan kampretnya.... cewek itu tingkat kepekaannya sanga tinggi. mungkin karena terlalu smart. hmm, banyak orang patah hati nggak mempersilahkan dirinya untuk bersedih. seakan senyum adalah hal yang wajib :")
gue jadi keinget suara bang dika gara2 baca ini....
Saat kita jatuh cinta beri ruang juga untuk siap patah hati Ga. Jadi wajar aja. Km yg sabar siapa tau tar dpt jodoh yg lbh baik. Tidak ada yg tak mungkin kan?
ReplyDeleteTapi klo baca kronologis kisahmu sih ya kasian jg hehehe
Hmm... pantesan ternyata Bang Oga baru putus ya. Patah hati, itu kata yang paling aku hindari banget. Aku pun udah sering banget ngalamin patah hati. Bahkan sampe puing-puing. Tapi ya kita harus percaya kalo saat ada hilang, pasti ada yang datang. Ah, ini kenapa aku mendadak bikin quotes bagus di kolom komentar? Aku copy ah buat bikin cerpen nanti :D
ReplyDeleteIntinya jangan pernah khawatir Bang. Nikmatin aja tiap prosesnya karena hidup itu siklus. Sip deh.
Yap, karena hal yg paling susah dari putus cinta bukanlah kepergiannya. Tapi bagaimana beradaptasi dari kebiasaan-kebiasaan yg sering dilakukan bersama-bersama menjadi harus dilakukan sendirian. Atau bahkan tidak lagi bisa dilakukan.
ReplyDeleteDan aku banyak setujunya, bahwa untuk mereka yg patah hati, nikmati dulu, beri waktu hatimu merasakan semuanya, lantas bangkit! Lupakan! Dan tersenyum!