Kemarin gue
lihat berita olahraga di TV, dan salah satu segmennya membahas profil seorang
wasit sepakbola wanita asal German. Namanya Bibiana Steinhaus. Gue
langsung kebayang gitu, seorang cewek dengan segala keribetannya, harus
memimpin pertandingan sepakbola. Menurut gue ini enggak gampang, Cuy. Dan
pikiran gue mulai berfikir yang macem-macem. Bakalan banyak hal absurd yang
terjadi di lapangan seandainya sepakbola dipimpin oleh seorang wasit perempuan.
Dan berikut
keabsurdan yang bakal terjadi kalo wasit perempuan memimpin pertandingan
sepakbola:
PKIR AJA SENDIRI!!
Cewek tuh kalo lagi
kesel, dia enggak suka ngomong. Lebih sering dipendam. Berharap orang lain
sadar sendiri hal apa yang bikin dia kesel. Mangkanya tiap ditanya dalam
keadaan kesel, cewek seringnya jawab, “Pikir aja sendiri!”
Gimana kalo hal
ini kebawa saat jadi wasit coba?
Misalnya dalam
sebuah pertandingan sepakbola antara tim Persatuan Jomblo Ditinggal Nikah,
disingkat Perjoni. Lawan Tim Persatuan Korban Tikung Temen Sendiri, disingkat
Perkoni.
PRIIITTTT!!
Wasit meniup pluit saat melihat pemain Perjoni melakukan pelanggaran. Pemain
tersebut bernama Cecep.
Cecep enggak
merasa melakukan pelanggaran. Padahal dia cuma adu body sama lawan.
“SIT, KENAPA
PELANGGARAN?” kata Cecep bertanya dengan nada keras. Maklum. Tensi pertandingan
sedang tinggi. Perjoni dan Perkoni adalah dua Tim sepakbola yang sering
bersitegang. Tiap mereka bertanding, penikmat sepakbola mengibaratkannya
seperti El Clasico Indonesia.
Melihat kelakuan
Cecep yang keras, sang wasit cewek jadi kesel. Karna kesel, dia jawab, “Pikir
aja sendiri!”
“Loh, kok gitu?
Saya kan enggak langgar dia!” Cecep protes.
“Ih kamu tuh
yah. Dingin banget jadi cowok. Kamu tuh sadar enggak sih apa salah kamu?
Harusnya kamu ngerti dong. Dasar enggak peka!”
“Ta-tapikan...” Cecep
pun gelagapan.
“Udah ah. Aku
benci sama kamu!” sang wasit pun pergi ngeloyor sambil menekuk wajah.
Cecep berusaha
mengejar wasit, “Sit, tunggu. Tunggu dulu.” Namun wasit menggerakan tangannya, mengisyaratkan
“PERGI KAMUU!!”
Cecep pun
berhenti, lalu balik badan dan berlalu.
Sang wasit balik
lagi nyamperin Cecep. “Eh, tunggu! Nih, kartu kuning buat kamu.”
“Loh, kenapa?”
“Soalnya kamu
udah bikin aku bete!”
KOK KAMU BERUBAH?
Cewek suka
ngejudge cowok berubah. Padahal kan cowok cuma manusia biasa. Mereka bukan
anggota Power Rangers yang bisa berubah bentuk untuk melawan kejahatan.
Wasit meniup
pluit, “PRIIITTTTT!” ia melihat pelanggaran yang dilakukan pemain Perjoni. Lagi-lagi
Cecep yang melakukan pelanggaran.
Tanpa bicara
lagi, Cecep langsung pergi. Dia tidak mau kena kartu kuning lagi karna
kebanyakan bertanya atau protes. Dan yang paling penting, Cecep enggak mau lagi
dibilang enggak peka. Kali ini dia sadar betul dia melakukan pelanggaran karna sudah
menendang betis lawan. Kini dia sadar akan kesalahannya.
Tiba-tiba wasit
memanggil dia, “PRIIITTT... Cecep, sini kamu!”
Cecep menghampiri.
“Iyah, tadi saya salah. Saya udah menendang betis lawan. Saya ngerti apa
kesalahan saya. Saya mengakui kesalahan saya,” jawab Cecep gamblang. Dengan
ini, Cecep berharap enggak dianggap cowok dingin atau enggak peka lagi.
“Nah, bagus
kalau kamu tahu itu,” jawab wasit. “Terus?” tanya wasit.
“T-terus?” Cecep
kebingungan.
“Iya, terus?”
tanya wasit lagi.
“Terus gimana
sih, Sit?” Cecep makin kebingungan.
“Kamu tuh yah.
Enggak peka banget! Tadi pelanggaran pertama kamu ngejar-ngejar aku. Tapi
sekarang malah diem. Kenapa? Kamu enggak mau ngejar aku lagi?”
“...” Cecep
bengong.
“Kamu bener
enggak mau kejar aku?”
“....” Cecep
diem.
“Kamu berubah.
Kamu enggak kayak yang aku kenal lima menit lalu!” sang wasit pun ngeloyor
pergi.
NGEGOSIP
Yang namanya
cewek, ngegosip udah jadi kebiasaan sehari-hari. Ngeliat temen pake tas baru
dikit, diomongin. Temen punya gebetan baru dikit, diomongin. Temen masuk
katalog Alexis, diomongin. Pokoknya yang namanya cewek pasti seneng ngegosip.
Nah, ini bakalan
ribet kalo dibawa ke lapangan saat mimpin sepakbola.
Pertandingan Perjoni
VS Perkoni dipimpin wasit utama perempuan. Dan dua hakim garis yang perempuan
juga. Mereka saling berkomukiasi pakai earphone.
Di tengah-tengah
pertandingan, mereka bertiga malah asik ngegosip lewat earphone.
“Eh, Beb, tahu
enggak. Aku kesel banget tadi pas lewat pelatih Perjoni,” kata hakim garis
ngomong lewat earphone.
“Ih, kenapa,
Bep, kenapa?” jawab wasit utama antusias sambil lari-lari di tengah lapangan,
masih ngawas pertandingan.
“Iyah, tadi dia
matanya jelalatan gitu ngeliatin badan bahenol aku tau enggak sih?” kata hakim
garis.
“Ih, serius,
Beb?” Kata hakim garis satunya.
“Dasar mata
keranjang!” hardik wasit utama, mulai hilang konsen mimpin pertandingan.
“Iyah, ih. Bete deh, Beb.”
“Aku juga kesel
sama pemain Perjoni nomor 60,” wasit utama mulai kepancing.
“Kesel kenapa,
Beb? Cerita dong.”
“Kamu liat
enggak tadi waktu temennya selebrasi goal? Masa nomor punggung 60 nyolok-nyolok
pantat temennya itu.”
“Ih, geli, Beb.
Sayang banget aku enggak lihat.”
Karna keduanya
keasikan ngerumpi lewat earphone, tanpa sadar, pemain Perjoni sudah pada bubar
dari lapangan karna gol Perjoni enggak disahkan sama wasit. Padahal bola udah
masuk gawang dan nyangkut di dalam jaring. Namun wasit enggak lihat karna
keasikan ngerumpi, penjaga gawang dengan cepat mengambil bola dan melanjutkan
permainan.
SALAH SENDIRI, BETE SENDIRI
Cewek memang
unik. Di saat dia berbuat salah, entah mengapa kami sebagai cowok, harusnya bernafsu
untuk gebukin dan SMACK DOWN dia pake gaya Stone Cold, tapi kita malah jadi
merasa jauh lebih bersalah. Dan ujung-ujungnya kami bertekuk lutut di
hadapannya. Mengemis maaf habis-habisan. Padahal cewek yang salah.
Dan ini bakal
kampret banget kalo terjadi di lapangan bola.
Para pemain
Perjoni emosi berat. Goal yang sudah susah payah dibuat malah enggak disahkan
dengan alasan wasit enggak lihat karna
keasikan ngerumpi. Para pemain Perjoni mogok main. Sang wasit merasa
bersalah. Ia nangis di tengah lapangan. Air matanya berlinang jatuh ke
rerumputan. Ia terlihat begitu lemah. Seluruh pemain Perjoni jadi merasa jauh
lebih bersalah. Mereka enggak tega lihat cewek menangis. Akhirnya satu-persatu
pemain Perjoni minta maaf ke wasit.
“Maafin kami,
Sit. Kami sudah membuat Wasit menangis,” kata Kapten Perjoni, yaitu Cecep.
“Enggak ada yang
perlu dimaafin, Cep. Ini semua salah aku. Kalian berhak marah,” jawab wasit
sambil ngelap umbel.
“Tapi kami
enggak seharusnya bikin Wasit nangis,” ucap Cecep makin merasa bersalah.
“Udah, Cep. Aku
enggak papa kok. Aku emang pantes diginiin. Aku emang salah. Aku udah nyakitin
kamu. Ngecewain kamu. Aku enggak pantes mimpin pertandingan ini.”
Seluruh pemain
Perjoni jadi stress ngadepin nih wasit.
LABIL
Saat belanja
baju di Mall, cewek suka nanya ke cowoknya, “Ayang, menurut kamu, aku lebih
bagus pakai baju warna BIRU, atau MERAH?” si cowok jawab “Merah.” Tapi si cewek
malah protes, “Tapi bagusan yang biru, Ayaaang. Yaudah, aku beli yang warna
PUTIH aja deh.”
Enggak lama, si
cowok pun terjun bebas dari lantai atas Mall tersebut.
Bakalan kampret
kalau kelabilan ini kebawa di pertandingan bola.
“PRIIITTTT,”
wasit niup pluit. Sebuah pelanggaran terjadi. Pemain yang dilanggar kesakitan
memegangi kakinya.
Wasit pun
menghampiri. Dia melihat pelanggaran ini layak diberi kartu. Sebelum memberi
kartu, dia berkomunikasi dengan hakim garis, yang juga cewek. Dia melihat
pelanggaran lebih jelas. Wasit hendak memastikan bahwa pelanggaran tadi layak
diberi kartu.
“Beb, tadi
pelanggaran yah?” tanya wasit ke hakim garis.
“Iyah, Beb.
Jelas banget di depan aku,” jawab hakim garis.
“Kayaknya harus
aku kasih kartu. Menurut kamu, lebih bagus dikasih kartu kuning, atau merah?”
“Kuning deh
kayaknya, Beb. Soalnya enggak begitu keras. Yang dilanggarpun cuma kesakitan
megangin kaki. Kalo kakinya patah dan tulangnya nongol keluar, baru kasih kartu
merah, Beb,” jawab hakim garis.
“Oh, gitu yah,”
kata wasit. Dia mengintip saku di dadanya untuk mengambil kartu kuning. “Eh
tapi, Beb, kartu merah warnanya lucu bangeeeet. Ihhh liat dehh. Sukaaaa. Aku
kasih dia kartu merah aja ah.”
JEDAARRRR!!!
Petir pun menyambar di langit.
TERLANJUR NYAMAN
Banyak cewek
cantik, tapi punya pacar buluk. Kebanyakan dari mereka punya alsan tersendiri
kenapa mau-maunya punya pacar buluk. Yang kalo diajak ke kondangan bakal dikira
tukang ngambilin piring kotor di kolong kursi tamu undangan.
Alasannya adalah
nyaman. Iyah, terlanjur nyaman. Mau sebuluk apapun wajah pacar, kalo dia udah
nyaman, dia rela. Walaupun entah nanti anaknya bakal jadi kayak apa.
Dan gimana kalo
hal ini di bawa ke lapangan bola?
Setelah tertunda
selama 15 menit, pertandingan Perjoni VS Perkoni dilanjutkan kembali. Cecep
yang merasa bersalah, ingin sekali menebus kesalahannya terhadap wasit. Jadinya
Cecep lebih perhatian sama wasit. Cecep jadi ngikutin apa maunya wasit. Cecep
sengaja melakukan pelanggaran. Lalu Cecep menghampiri wasit. Tanpa ditanya, Cecep
langsung mengakui kesalahannya. Habis itu Cecep ngejar-ngejar wasit. Wasit
merasa senang dengan perlakuan Cecep yang pengertian. Saat wasit lari-lari
kecapean, Cecep langsung ngambil air dari pinggir lapangan dan ngasih ke wasit.
Saat ada pemain lain yang protes keras ke wasit, Cecep langsung pasang badan
ngelindungin wasit.
Melihat
perlakuan Cecep, wasit jadi senang. Dia merasa ada yang merhatiin. Wasit jadi
nyaman sama Cecep. Nyaman memimpin pertandingan ini.
“Sit, waktu!
Waktu,” ucap Cecep menunjuk-nunjuk pergelangan tangannya. Memberi isyarat
menanyakan waktu yang tersisa dalam pertandingan. Cecep merasa waktu sudah
habis 90 menit. Waktu perpanjangan pun rasa-rasanya sudah habis. Namun wasit
tak kunjung meniup pluit tanda pertandingan selesai. Padahal Perjoni sudah
unggul 1 – 0.
Wasit senyum
manja menatap Cecep. Ia menggelengkan kepala. Dia ingin lebih lama lagi
memimpin pertandingan, karna dia... sudah terlanjur nyaman.
gue berharap, semoga segala keribetan cewek enggak terbawa saat jadi wasit sepakbola di lapangan kayak diatas.
YEAAAAY, sekian
sudah tulisan gue. Semoga ini bisa menghibur dan bermanfaat buat lo, pembaca
setia gue. Ehehehe. Sampai ketemu. Love youuu.... :*
Yaelah, ribet banget ya, kalau wasit cewek. Aku sendiri belum pernah lihat secara langsung sih, sesekali di youtube paling lihat pemainnya yang cewek..
ReplyDeleteKalau aku maen bola dan wasitnya cewek, dan bakal ribet dah..haha
Gak kebayang kalau kelabilan itu terjadi dalam kisah nyata..Semoga aja deh gak bakal terjadi kejadian gitu kalau wasit cewek sampe gitu, bakalan repot..
“Eh tapi, Beb, kartu merah warnanya lucu bangeeeet. Ihhh liat dehh. Sukaaaa. Aku kasih dia kartu merah aja ah.” ini sumpah pecah banget dah. Bayangin itu beneran kejadian pas dia lagi mimpin pertandingan, udah kalau sering pelanggaran gak nyampe satu babak abis itu pemain. Pada WO dua-duanya karena pemainnya pada dikasih kartu merah semua xD
ReplyDeleteLoh ko jadi ribet gini ya urusanya,
ReplyDeleteuntung seumur-umur main bola aku ga pernah dapet wasit cewe.
eh tapi aku jarang main bola ding wkwk.
Moga yang jadi wasit cukup mba Bibana aja ga usah ada lagi yang lainya supaya tidak terjadi petaka haha
Wadaw, berasanya kalo wasit cewek bakalan ribet banget ya. Persis cewek cewek labil jaman sekarang. Etapi kalo menurutku sih ya, namanya juga sekarang tuh udah ada yang namanya persamaan gender. Si wasit perempuan ini bisa jadi prooo banget lho. Sama kayak para cowok cowok koki yang bertebaran di luar sana.
ReplyDeletebeakakakakaka, ini kenapa kepikiran sik nulis ini.
ReplyDeletengakak aja gitu.tapi kalau vina jadi cewe ga gini gini amat sih,
lebih parah tepatnya wkwkwkwkw
yang jelas wanita butuh di mengerti, ehakkk~
Ehtapi, jika penjabaran seperti diatas emang beneran terjadi. Kayaknya, pemainnya gimana ya, kalau sama sama wanita paling keras jambak-jambakan.
Deletekalau antara wanita dan laki-laki begimana jadinya ituuu. wkwkwkw masih jadi perdebatan dan pergolakan batin.
semua berawal dari keresahan :D
DeleteYahhh namanya juga cewe bangg, maklumin aja kalau emang ribet banget, banget, banget.
ReplyDeleteButuh banyak banget bg kalo buat cewe mah wkwkw, tapi tanpa cwe bakal hampa hidup kita bg :(
ini wasit yang liga jerman itu kan ya? gue pernah baca beritanya, tapi emang udah beneran mimpin pertandingan gitu ya?
ReplyDeleteini telek banget sih kalo beneran kayak gitu wasitnya. apa''an labil gitu. gue kalo beneran dipimpin wasit labil bin aneh kayak gitu, mendingan gue tekling wasitnya dah, ketimbang musuh. asli, minta banget ditendang. untung pacar gue engga labil kayak gitu.
wasit yang kayak gitu, musnah aja lah. hahahaha
bikin emosi doang
Ini tuh kamu sebenarnya pengen curhat tentang segala keribetan cewek tapi mengaitkannya ke wasit, ide bagus bro, bener bener bisa aja ya hehe
ReplyDeleteRibet juga ya kalo cewek yang jadi wasit, itu bakal jadi pertandingan bola yang warna-warni. Hahaha.
ReplyDeleteTapi kalo pernah lihat pertandingan yang sebenarnya, cewek bagus-bagus aja sih jadi wasit. malah cenderung tegas dan pemain jarang protes. Mungkin karena cewek selalu bener.. :D
Kalau seandainya di dunia ini semua cewek kayak gini, udah lah g usah ada cewek aja sekalian, ribet soalnya. Aku jadi laki aja deh..
ReplyDeleteIni pengandaiannya bener-bener menghayati banget, kayak udah pengalaman aja digituin cewek atau mungkin pernah jadi cewek? :p
Pasti yang kamu omongin ini cewek yang teramat rempong sedunia, kalau sampai terjadi beneran cewek macam gini megang peranan penting di ajang pertandingan dsb.. jujur aja bye~ *nodong senapan dan door!
Menurut saya gk enak ah kalo wasitnya cewe, nanti pas ada pelanggaran dan ditanya "salah saya apa sit? dan wasitnya jawab "pikir aja sendiri" -_-
ReplyDelete