Kamu Bukan Boneka

By: Nurul Prayoga Abdillah on 07:24

Share it Please

Tweet

Akhir-akhir ini daftar trending Youtube sedang dihebohkan oleh sebuah video klip. Video itu berhasil bertengger di top trending youtube mengalahkan video Sour Candy-nya Lady Gaga dan Blackpink. Lebih lebih mengalahkan video Happy Family-nya Ruben Onsu lho. Gila gak tuh.

Kekeyi Rahmawati lah pemilik Video tersebut.

Karena gue penasaran, gue ikutan tonton videonya. Alhamdulillah di lima detik pertama gue langsung pengen uninstall youtube.

Seperti yang kita tahu Kekeyi adalah Beauty Vlogger yang sempat viral dan akhirnya terkenal. Iya juga membuat video mukbang dan video-video absurd di kanal Youtube-nya. Namun ia malah sering dibully karena tingkahnya yang menurut gue konyol sih. Gue sendiri melihat tingkahnya Kekeyi empet. Sebel aja gitu. Entah kenapa. Melihat video mukbangya yang begitu aneh. Belum lagi video tarian-tarian absurdnya. Belum lagi kisah percintaannya yang nyebelin. Semua videonya bikin jemari ini ingin membully, sumpah.

Kembali lagi ke video Top Trending Kekey. Pada video ini ia menyanyikan sebuah lagu berjudul Aku Bukan Boneka. Lagu ini absurd banget menurut gue. Dengan lirik yang dewasa, namun cara menyanyikan lagu ini seperti lagu anak-anak. Gue jadi ngebayangin ini lagu buat anak PAUD namun liriknya untuk anak kuliahan. Belum lagi ditambah dengan riasan Kekeyi yang absurd dengan jilbab yang dikepang. Aneh banget sumpah. Dengan semua keanehan itu, gue heran kenapa ini video bisa trending padahal nyebelin banget melihatnya.

Temen gue, Dedenur, bahkan yang tadinya enggak sebel sama Kekeyi, setelah melihat video itu, ia langsung chat gue dan bilang sebel.

“Aku kepoin trending youtube, aku ngerti sekarang kenapa kamu sensi sama Kekeyi :-D,” chat masuk dari Dedenur tiba tiba.

“Nah kan,” kata gue.

“Haha. Gemes ya pengen menghujat?”

“Kamu nonton full?”

“Enggak lah. Udah males. Aku kepo kebanyakan dislike atau like-nya. Soalnya di-private.”

“Emang ada yang like?”

“Haha. Kalo ngomong suka bener.”

Haters Kekeyi bertambah lagi satu orang, kata gue dalam hati.

Bukan cuma gue dan Dedenur pasti yang sebel. Kebanyakan orang juga akan sebel melihat Kekeyi. Nampak komentar di video tersebut pun penuh bully-an. Namun gue enggak nyangka komentar netizen pedes-pedes dan nyelekit.

“Lagunya untuk anak-anak. Liriknya orang dewasa. Yang nyanyii budhe-budhe,” bunyi bully-an seorang netizen.

Ada lagi yang bilang, “Suaranya bagus kak, namun agak falls dari menit 00:00 sampe 3;26.” Ini ngehinanya enggak ada akhlak. Durasi lagunya kan 3 menit 26 detik.

Komentar ini enggak kalah nyakitinnya, “The best part of the song is at 3:26.” Berarti di detik terakhirnya dong, alias enggak ada bagusnya ni lagu.

Sesebel-sebelnya gue sama Kekeyi gue enggak pernah sih kasih komentar pedes gitu. Enggak kepikiran malah bisa menulis komentar seperti itu. Pedes memang jempol netizen ini.

Kadang gue mikir, apa yang salah yah dengan Kekeyi. Kenapa gue bisa sebel banget sama dia. Memang dia orang yang absurd. Video-videonya aneh. Ditambah kelakuan dia yang bikin malu kalau melihatnya.  Terus kenapa? Hati kecil gue bertanya.

Iya juga sih. Kekeyi memang nyebelin, terus kenapa? Emangnya kenapa kalau Kekeyi nyebelin? Siapa yang Kekeyi rugikan dengan tingkah absurdnya? Enggak ada sih. Enggak ada orang yang tersakiti dengan tingkahnya.

Aneh juga ya kenapa gue bisa sesebel itu. Rasanya enggak perlu gue terlalu sebal sama Kekeyi. Buat apa? Sebenernya Kekeyi enggak berbuat salah. Masih banyak orang di luar sana yang lebih pantas gue sebelin, mantan gebetan yang menikah dengan orang lain misalnya.

Kalau gue sebel melihat video klip “Aku Bukan Boneka-nya” Kekeyi, ya gampang solusinya. Tinggal tutup saja videonya. Se-simple itu sih untuk tidak membenci Kekeyi.

Bagi gue Kekey memang bukan boneka, tapi dia lebih sebagai cobaan dalam hidup. Iya, dia menjadi ujian gue untuk bersikap sabar. Untuk tidak merendahkan orang. Untuk tidak membully sesama manusia. Dia adalah cobaan sejauh mana kita bisa menghargai orang lain. Kekeyi adalah cobaan bagi seluruh netizen Indonesia untuk menahan diri tidak menyakiti sesama.

Syukurlah ada Kekeyi. Gue jadi bisa belajar menghargai sesama.