Tuesday 28 December 2021

Bukan Gagal, Tapi Berhasil Dengan Gaya

Share it Please

Tahun 2021 hampir berakhir, tetapi gue belum nulis apapun di blog ini. Semenjak bekerja, rasanya badan ini gampang lemas. Mungkin itulah yang membuat gue jadi males nulis lagi di blog. Well, ini juga gue maksain nulis supaya setidaknya ada satu tulisan di tahun 2021 ini.

 

Di akhir tahun, pasti kita akan memikirkan kembali apa saja yang telah kita lakukan. Semacam melakukan flashback lah. Begitu juga dengan yang gue lakukan. Di malam yang sedang hujan rintik-rintik ini, gue melakukan flashback tentang apa saja yang gue dapatkan dan lakukan tahun ini.

 

Namun rasanya enggak ada sesuatu yang spesial yang gue lakukan. Semuanya biasa saja seperti tahun-tahun lalu.

 

Tetapi gue kepikiran tentang kegagalan-kegagalan yang pernah gue alami dari tahun-tahun sebelumnya.

 

Kegagalan terparah yang gue pernah alami adalah gagal lolos SNMPTN ke UPI tahun 2011. Saat itu gue merasa gagal banget. Bisa dibilang UPI adalah kampus yang gue dambakan. Namun gue harus menerima kenyataan pahit, bahwa gue gagal masuk UPI.

 

Akhirnya gue kuliah di kampus swasta deket rumah. Walaupun awalnya gue sedih, namun perlahan gue bisa menerima itu. Sedangkan adik, sepupu, beberapa teman dekat berhasil masuk UPI. Melihat keberhasilan mereka gue senang sekali. Namun di lubuk hati gue yang terdalam ada perasaan iri. Ingin juga rasanya bisa seberuntung mereka.

 

Namun ternyata, Allah kasih sesuatu. Pada tahun 2018, gue mendapatkan beasiswa kuliah Pendidikan Profesi Guru selama satu tahun. Dan lo tahu gue dapet kampus apa? Yup, UPI!

 

Wah senangnya hati ini bsia kuliah di UPI.

 

Biaya kuliah PPG ini 100% ditanggung pemerintah. Gue dan teman-teman kuliah tidak harus membayar apapun. Bahkan, buku kuliah sudah disediakan. Asrama untuk tinggal mahasiswa sudah disiapkan. Makan sehari tiga kali sudah tersedia. Bahkan, ada uang saku perbulannya yang lumayan buat beli bensin dan pulsa.

 

Gue merasa bahagia walaupun cuma kuliah satu tahun di UPI. Dosen-dosen di sana luar biasa, teman-teman satu jurusan pun luar biasa. Ditambah Bandung yang luar biasa. Semuanya bagaikan paket lengkap yang luar biasa.

 

Walaupun awalnya gue sedih karena gagal masuk UPI, namun ternyata Allah kasih rencana yang lebih indah.

 

Kegagalan terparah kedua adalah saat gue mau masuk SMA di tahun 2008. SMAN Cilimus namanya. SMA tersebut memiliki nama yang besar sehingga menjadi sekolah favorit. Siswa dari berbagai penjuru daerah ingin sekolah di sana. Namun sayang karena nilai UN gue kecil, gue gagal masuk di sekolah tersebut. Padahal adik, sepupu, tetangga berhasil masuk ke SMA itu. Lagi-lagi gue merasa sedih dan merasa paling gagal. Akhirnya gue hanya bisa sekolah di kecamatan sebelah. Di mana sekolah itu dianggap sekolah biasa saja.

 

Namun, ternyata Allah kasih sesuatu lagi.

 

Di tahun 2019, gue mencari pekerjaan sebagai guru. Gue datangi satu sekolah ke sekolah lain sambil bawa map lamaran pekerjaan. Sudah tak terhitung CV yang gue bikin. Sudah banyak map yang gue beli. Sudah banyak daftar sekolah yang gue coret karena gue ditolak. Bahkan ada sebuah lembaga pendidikan yang menolak gue sebelum gue menyerahkan map lamaran. Alasannya dia kira gue minta sumbangan karena gue bawa map warna warni Merk Biola.

 

Saat itu gue baru pertama kali melamar kerja, jadi gue enggak tahu harus pakai map apa yang biasa orang-orang gunakan untuk melamar kerja which is map coklat yang tertutup. Saat itu yang gue tahu map apapun bisa dipakai buat melamar kerja.

 

Gagal melamar pekerjaan ke sekolah tidak membuat gue menyerah. Kalau melamar pekerjaan gagal, gue harus menciptakan pekerjaan gue sendiri. Akhirnya gue memutuskan untuk membuka les privat. Langkah pertama gue siapkan brosur agar orang-orang tahu gue membuka les privat.

 

Gue menyebarkan brosur bimbel gue di gerbang-gerbang sekolah, berharap ada siswa yang tertarik bimbel privat.

 

Namun itu enggak berjalan mulus. Yang ada brosur gue dibuang-buang oleh siswa. Ada yang begitu nerima brosur dari gue, langsung dia kuel-kuel kertasnya dan dibuang di tengah jalan. Ada pula yang dia lipat jadi dua lalu dia jadikan kipas, dan dia kipasin lehernya yang berkeringat bau. Bahkan ada juga yang dia jadikan pesawat kertas, lalu dia terbangkan dan mendarat dengan cantik di selokan.

 

Gue berdiri mematung, melihat hamparan brosur bimbel gue yang berserakan di jalan. Dan banyak juga yang berakhir ngambang di selokan. Gue tatap dengan nanar brosur-brosur itu, terutama yang ngambang di selokan. Mana ada gambar wajah gue lagi di sana.

 

Sempat gue berada di titik rendah. Gini amat ya nyari kerja. Ke sini gagal, ke sana gagal.

 

Namun Allah kasih sesuatu yang luar biasa.

 

SMAN Cilimus tiba-tiba manggil gue untuk test wawancara sebagai calon guru honorer di sana. Dan lo bisa tebak hasil test tersebut?

 

Yup. Gue diterima!

 

Mungkin Allah tidak mengabulkan gue jadi siswa di SMA itu. Namun Allah kasih kesempatan gue untuk bisa merasakan lingkungan SMAN Cilimus. Gue jadi guru honorer di sana. Ternyata setelah bekerja di sana, memang benar, SMA itu luar biasa. Pantas saja ia mejadi sekolah favorit.

 

Secara pribadi, lingkungan guru di sana sangat kekeluargaan. Guru-guru honorer dirangkul dan difasilitasi sebagai mestinya. Gue suka mendengar cerita dari teman-teman lain. Di sekolah mereka terkadang honorer tidak diperhatikan, tidak difasilitasi, bahkan kadang disepelkan. Namun, SMAN Cilimus tidak seperti itu. Alhamdulillah gue bahagia bekerja di sana.

 

Dari dua kejadian ini gue belajar, bahwa terkadang kita gagal mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun sejatinya kita tidak gagal. Justru Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita minta. Sesuatu yang jauh lebih baik dari ekspektasi kita. Sesuatu yang benar-benar kita butuhkan.

 

Jadi, kita bukan gagal, namun berhasil dengan gaya.

No comments:

Post a Comment

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter