Monday 19 September 2022

Sebuah Comeback

Share it Please

 


Rasanya sudah lama sekali gue enggak menulis. Terakhir gue rutin nulis di blog pada tahun 2018. Saat itu gue sedang menjalani Pendidikan Profesi Guru di UPI Bandung. Di sana banyak sekali cerita yang gue alamin tiap harinya. Dari cerita tentang teman gue yang absurd (namanya Alam), kejadian horor, rasanya jadi tukang susu, sampai drama percintaan yang gagal total. Jadi hampir tiap hari ada aja cerita yang ingin gue tulis di blog.

 

Selepas PPG, gue masuk ke dunia kerja. Mulai saat itu, enggak ada lagi certia seru yang ingin gue tuliskan. Hidup ini rasanya menjadi membosankan. Siklus hidup gue sudah bisa ditebak, bangun tidur-berangkat kerja-pulang-dan tiap awal bulan ambil gajih. Udah, gitu aja terus.

 

Akhirnya gue enggak lagi menulis di blog. Sudah tiga tahun lebih blog gue tidak terurus. Gue juga bingung mau nulis apa.  

 

Sampai akhirnya, ada sesuatu yang menginspirasi gue untuk kembali lagi nulis dan kembali menceritakan hal-hal yang enggak penting di blog.

 

Yups, yang menginsipari gue adalah Ungu Band.

 

Iya, sebuah band jaman dulu, jaman gue SMP, yang vokalisnya pernah menjadi Wakil Walikota Palu.

 

Bulan September ini Ungu mengeluarkan sebuah album baru yang bernama Ungu. Ini merupakan album self-title gitu. Dan ini menjadi momentum comeback Ungu Band ke industri musik Indonesia.

 

Comeback-nya Ungu Band membuat gue serasa flash-back ke masa lalu. Saat itu gue masih kelas 7 SMP dan lagu Ungu yang berjudul Demi Waktu lagi nge-hits. Lagunya diputar di mana-mana. Dari mulai diputar di pasar kaset bajakan, di angkot, sampai di ruang guru BP/BK. Tapi entah mengapa telinga ini sangat menikmati lagu itu, enggak pernah bosan. Harusnya gue sudah mual karena keseringan dengerin Demi Waktu. Sama seperti gue mual mendengarkan lagu “Ojo Dibandingke“-nya Farel Prayoga. Sumpah itu lagu sering banget di puter dimana-mana. Bahkan tetangga gue sudah muter lagu itu sampe 5 kali lebih hari ini.

 

Kalau berbicara tentang Ungu, pasti enggak lepas dari model berpakaian para personelnya. Semua anak muda mengikuti gaya celana Pasha yang melorot. Bahkan temen SMP gue, Bayu, pakai celana melorot yang bikin gue khawatir. Takutnya itu celana melorot di tengah jalan sehingga memperlihatkan celana dalem Bayu yang gambar Teletubies.

 

Bukan cuma Bayu yang mengikuti gaya berpakaian Pasha. Gue juga coba mengikutinya. Saat itu jelas gue memelorotkan celana sampai lima centi di bawah udel. Kemudian gue pakai kemeja flanel dengan kerah diberdirikan. Tidak lupa gaya rambut mowhak, walaupun beberapa hari setelah cukur mowhak, gue kena rajia di sekolah sehingga rambut gue dibabat habis sama guru BK. Namun, setelah gue renungkan sekarang, semua gaya Pasha yang gue tirukan itu malah mirip Jamet. Enggak banget. Alay. Bukannya membuat cewek-cewek terpesona, yang ada malah bikin mereka lari tunggang langgang karena matanya perih melihat Jamet seperti gue saat itu.

 

Selain menirukan gaya berpakaian Pasha, waktu SMP gue juga pernah bikin group Band yang terinspirasi dari Ungu. Saat itu band kami beranggotakan gue sebagai vokalis, kadang megang bass juga. Kemudian ada Arief Jabal, sebagai gitaris, Bayu juga megang gitar, dan Galih sebagai drummer. Tiap kali kami nge-band, kami selalu membawakan lagu-lagu Ungu, enggak pernah band lain sekalipun. Kami memang ngefans dengan Ungu. Bahkan saking ngefans-nya, kami membuat nama panggung yang menggabungkan nama asli kami dengan nama para personil band Ungu.

 

Contohnya, gue Pashga, gabungan dari Pasha-Yoga. Lalu temen gue, Arief, membuat nama panggung Arda, singkatan dari Arief-Enda. Lalu Bayu juga mau menggabungkan namanya dengan Onci, gitaris Ungu. Sehinga Bayu kami panggil Banci.

 

Dari Ungu gue belajar bahwa gue harus bisa comeback di dunia gue. Yup, di dunia menulis. Walaupun rasanya cerita hidup gue tidak semenarik saat kuliah atau sekolah dulu, tapi pasti ada aja cerita yang bisa gue tulis di blog. Gue yakin itu.

 

Contonya kejadian menegangkan yang gue alami saat harus menjalani supervisi oleh pimpinan. Atau cerita gue tentang Bekasi yang tidak berubah lebih dari 25 tahun yang lalu. Juga pengalaman susahnya hidup sendirian di rumah kontrakan.

 

Nantikan tulisan-tulisan gue tersebut di postingan selanjutnya ya.

 

See you. I love you. #Eh

2 comments:

  1. Wah setelah sekian lama Ga... akhirnya comeback 😁

    Saya juga sempet ngerasain fase ini, hidup terlalu biasa saja, nggak ada hal menarik buat ditulis di blog.

    Bener juga ya, band Ungu ini dulu emang jadi kiblat style-nya anak remaja , jamet2 juga pada ngikutin haha

    Btw, semoga konsisten ngeblog lagi yaaa 😁

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter