Wednesday 1 February 2012

Cerita di Kampung Kusir

Share it Please
Friendship Circle
Kampung Kusir adalah suatu daerah di pinggiran kota Jaya Pura. Keadaan dikampung tersebut sangatlah kental dengan suasana perkampungan tempo dulu. Disana tinggal sepasang sahabat. Mereka adalah Yo dan Yang. Yo adalah sosok lelaki yang baik hati, senang menulis, memiliki postur tubuh sedikit bungkuk, dan selalu berambut cepak. Dia memiliki hobby yang unik. Dia senang sekali mengais-ngais tanah. Yang adalah perempuan yang murah hati, enggak gampang marah, senang menabung emas di empang, dan bertubuh sedikit gempal. Dia juga memiliki hobby unik. Dia sering sekali terlentang di tengah jalan. Mungkin ini karena dia sering nonton acara National Geograpic yang sering membahas kehidupan hewan. Yang terinspirasi dari kehidupan buaya yang sering terlentang berjemur dibawah sinar matahari.
Yo dan Yang bersahabat baik. Mereka selalu bermain bersama. Mereka juga bersekolah di sekolah yang sama dan sekelas pula. Mereka dan anak-anak lainnya sering mangkal bareng. ‘Mangkal’ adalah sebutan ‘Nongkrong’ bagi mereka. Waktu itu malem Rabu. Mereka janjian buat mangkal bareng, tapi kali ini hanya mereka berdua, enggak bareng temen-temen yang laen.
‘Yo, kamu enggak mangkal?’ tanya Yang.
‘Iya, nanti jam 11-an. Kan sama kamu juga mangkalnya?’ jawab Yo.
‘Oiyah! Mau mangkal dimana? Di setasiun apa di kolong jembatan?’
‘Di tempat biasa aja. Di empang sebelah rumah Haji Toink!’ Yo sambil nyengir.
‘Oh-iyah, siip! Nanti aku nyamper’
Haji Toink adalah orang paling kaya di Kampung Kusir. Rumahnya berwarna pink menyala, dan berhadapan dengan rumah Pak Juned. Pak Juned bersama istri, Bu Marpuah, adalah bandar penyewaan odong-odong. Mereka memiliki bisnis odong-odong sejak tahun 1945. Kembali ke Yo dan Yang. Setelah percakapan tadi, kemudian mereka pun ketemuan di Empang Kusir. Empang Kampung Kusir merupakan empang paling besar di bandingin empang-empang kampung sebelah. Empang ini merupakan trade mark-nya Kampung Kusir. Banyak orang dari berbagai negara tertarik untuk mampir kemari walau hanya sekedar nabung emas. Kebanyakan mereka datang karena tertarik dengan estetika Empang Kusir. Mereka bilang Empang Kusir adalah empang terindah dan terbaik yang pernah mereka temui. Empang ini luas, jernih, sejuk, dan ikannya besar-besar. Dalem hati gue bilang, ‘Pantes aja ikannya besar-besar, orang yang nabungnya juga dari berbagai negara!’
Pada malam itu, di Empang Kusir, Yo dan Yang bercerita banyak hal. Ditemani suara jangkrik dan kodok, Yang cerita ke Yo tentang keluarganya. Yang merasa ada sesuatu yang beda dengan keluarganya. Yang sayang banget sama emak dan babehnya. Dan emak dan babehnya Yang juga punya rasa cinta yang super dahsyat ke Yang. Yo pun menyimak dengan baik semua cerita Yang. Yo juga mencoba ngasih masukan-masukan ke mulut Yang: batu, kerikil, kodok, dll. Disisi lain, Yo juga curhat ke Yang bahwa semua Entog punya Yo mati. Mereka semua mati karena keracunan. Yo adalah peternak entog. Dia punya ratusan ekor entog. Namun suatu hari, Yo lagi ngasih makan entog-entognya. Yo ngasih makan entog-entognya di sebuah ember plastik besar. Yo enggak inget ternyata ember itu bekas dipake buat tempat insectisida. Alhasil, semua entognya mati keracunan insectisda. Mendengar cerita Yo, Yang sontak nangis histeris, dia sedih dan terpukul banget. Berulang kali dia menjedot-jedotkan kepalanya ke tanah, guling-guling, ngunyah batu, dan nangkep kodok terus ditelen. Gue bingung, Yang lagi sedih apa laper? Keadaan malah berbalik. Yo malahan yang harus menenangkan Yang. Selain hal sedih tadi, mereka juga banyak bercerita tentang hal-hal lucu di sekitar mereka. Mereka ketawa-ketiwi ampe subuh menjelang. Yo ngantuk, Yang juga. Mereka pulang kerumah pak lurah. Eh, kerumah masing-masing maksudnya.
Pagi harinya, Yo, Yang, dan teman-teman lainnya mangkal seperti biasa. Kali ini mereka mangkal di deket jalan desa. Itu adalah jalan penghubung antara Kampung Kusir dan Kampung Duku. Jalannya kecil, enggak terlalu lebar, aspalnya juga masih kasar. Jalan tersebut sangat sepi dari lalu-lalang warga, karena warga lebih memilih jalan memutar jika ingin menuju Kampung Duku. Karena jalan memutar dirasa warga lebih aman. Saat itu mereka ngobrol-ngobrol, maen tebak-tebakan, dan banyak lagi. Di tengah-tengah obrolan, Yang tiba-tiba ingin sekali melakukan hobby-nya. Kerena pagi itu sangat cerah dan udara pun sangat hangat, Yang enggak ragu untuk melakukan hobby-nya. Yang mulai melangkah ke tengah jalan, berjalan sambil menggoyang-goyangkan badannya dengan posisi kedua tangan diregangkan ke atas. Yo dan teman lainnya hanya melihat, karena memang mereka sudah sangat terbiasa dengan hobby Yang tersebut. Yang mulai terlentang di tengah jalan. Dia sangat meresakan kehangatan mentari pagi saat itu. Dia mulai sedikit menggeliat. Sesekali dia menggesek-gesekkan badannya ke aspal, mungkin ini cara dia menandai daerah kekuasaannya. Sama seperti kebanyakan buaya menandai daerahnya. Kalo buaya menandai dengan cara mencakar-cakar tanah mereka, nah, Yang lebih memilih menggesek-gesekan badannya. Memang beda tipis, tapi setidaknya mereka sangat mirip.
Enggak mau kalah, Yo juga mulai melakukan hobby-nya. Dia mulai beranjak dari tempatnya dan mulai mengais-ngais tanah. Yo enggak mau sendirian, dia coba ngajak temen-temen yang laennya buat ngais-ngais tanah bareng. Tapi, temen-temennya menolak, mereka bilang ngais-ngais tanah itu pekerjaan orang gila, enggak ada manfaatnya. Gue mulai perpikir dalem hati, ‘Mereka semua adalah anak-anak sehat dan cerdas, kecuali Yo dan Yang.’ Yo saat itu enggak terima, dia mulai maksa-maksa temennya. Yo narik-narik kolor si Udin, salah satu temennya. Rido, temen Yo juga, coba menyelamatkan Udin dari Yo dengan cara narik-narik kaos Udin. Terus aja mereka tarik-tarikan sampe akhirnya kaos Udin robek parah. Udin jadi topless sekarang. Enggak cukup disitu, kolor Udin yang ditarik-tarik Yo juga melar dan akhirnya melorot. Udin jadi top-downless  sekarang. Disaat Yo sibuk maksa-maksa temennya, hal yang buruk terjadi dengan Yang.
Friendship Chains
Ketika Yang lagi asyik terlentang, dari arah utara datang sebuah odong-odong berkecepatan tinggi. Itu adalah odong-odong sewaan punyanya Bu Marpuah. Odong-odong itu disetir Mpok Leha. Mpok Leha adalah mantan pegawai Krusty Krab. Dia bekerja sebagai pencuci piring di restoran tersebut. Namun, enggak lama kemudian dia mengundurkan diri. Dia kecewa karena selama kerja di Krusty Krab dia enggak pernah masuk tivi. Dia enggak pernah diajak shotting. Dia iri dengan Spongebob dan Squidward yang selalu diajak Tuan Krab shotting. Padahal Mpok Leha udah mohon-mohon sama Tuan Krab biar diijinin ikut shotting, tapi Tuan Krab tetep enggak ngasih ijin. Akhirnya Mpok Leha keluar dari Krusty Krab dan banting setir jadi supir odong-odong. Balik lagi ke odong-odong tadi. Mpok Leha nyetir odong-odong dengan kecepatan tinggi, 50 kilometer per jam. Selain suka nyetir ugal-ugalan, Mpok Leha juga orangnya ganjen. Dia suka ngomong dengan gaya bahasa unyu-unyu. Contoh: ‘semangat’ jadi ‘chumungud’, ‘kasian’ jadi ‘kacian’, 'makasih' jadi 'ma'ayih', dll. Saat itu, di atas odong-odong yang berkecepatan 50 kilometer per jam, mendadak jiwa unyunya muncul. Dia ngeluarin handphone pinjeman tetangga dari sakunya dan mulai poto-poto narsis. Lo bisa bayangin ,kan, Sob! Nyetir odong-odong, kecepatan tinggi, trus poto-poto narsis pula, uda bisa ditebak. Kalo enggak nyemplung ke empang, ya bakal nabrak orang tuh Mpok. Saat itu lah konsentrasi Mpok Leha terpecah. Mpok Leha terlalu terpaku dengan kegiatan poto-poto itu, sampai akhirnya dia enggak memperhatikan laju odong-odongnya. Tepat di depan dia ada Yang. Dia lagi terlentang sambil merem-melek tanda dia sedang asyik. Mpok Leha baru nyadar tepat lima meter sebelum odong-odong itu nabrak Yang. Mpok leha kaget, Yo dan anak-anak kaget, Syahrini juga kaget. ‘ARGGHHHHH!!!’ Mpok Leha ngejerit, Yo dan anak-anak ngejerit, Syahrini juga ngejerit. Namun jeritan mereka semua sia-sia. Mpok Leha enggak sempet ngerem dan akhirnya odong-odong itu nabrak dan ngelindes Yang seketika itu juga. Setelah ngelindes Yang, odong-odong itu tetep melaju dengan Mpok Leha masih jerit-jerit diatasnya. BUAKK!! Tu odong-odong nabrak pohon duren di pinggir jalan dan berhenti seketika itu juga. Yo dan anak-anak panik! Mereka semua bergegas lari ke rumah masing-masing, kecuali Yo. Yo bingung kenapa anak-anak malah pada lari pulang. Tanpa basa-basi Yo lari menghanpiri Yang. Dia liat Yang pingsan, Mpok Leha pingsan, Syahrini juga pingsan. STOP STOP!! Syahrini MANA? SYAHRINI MANA? Ganggu aja sih tu orang!!
Yo menatap dalam-dalam wajah Yang. Kasian Yang, pingsan karna kelindes odong-odong. Yo teriak-teriak minta tolong.
‘TOLONG... TOLONG!!’ teriak Yo lelah.
Saat itu warga datang beramai-ramai, mencoba menolong. Sekarang keadaannya seperti di sinetron-sinetron. Ketika seorang cewek ketabrak mobil, banyak orang ngerubungin. Si cowok langsung duduk berlutut di sebelahnya, kemudian tangan si cowok menahan kepala si cewek dan menaruhnya di atas paha si cowok. Lalu cowok itu melihat ke atas memandang langit dan bilang, ‘TIDAKKKK!!’ sambil diiringi efect slow motion tentunya. Itu yang sekarang terjadi oleh Yo dan Yang.Yo sangat panik dan khawatir terhadap Yang. Yo coba memanggil-manggil Yang, berharap dia sadar dari pingsannya. Tapi Yang enggak ngejawab. Dia mulai menggoyang-goyangkan Yang, namun dia masih diem. Yo tetep berusaha menyadarkan Yang, dia memukul-mukul pelan pipi Yang. Tapi enggak ada respond. Yo mulai resah dan emosional, dia memukul dan menggoyang-goyangkan Yang agak keras, tapi Yang tetep diem. Lama-kelamaan emosi Yo mulai meningkat. Dia memukul dan menggoyang-goyangkan badan Yang dengan sangat keras. Dia mulai nabokin muka Yang, nginjek-nginjek perut Yang, melintirin lehernya, ngejedot-jedotin dia ke aspal, sampe ngebanting-banting Yang ke atas ke bawah. Tapi masih belum ada respond dari Yang.
Yo makin sedih! Saat itu untungnya Yo inget Pa Mahmud. Pa Mahmud adalah pemilik bengkel terhandal di Kampung Kusir. Yo langsung bergegas ngebawa Yang ke bengkel. Lo semua enggak usah mikirin, ‘Yang itu motor atau orang?’ okey! Sambil lari-lari kecil dia nyeret Yang dengan memegang kaki kanannya, posisi Yang tengkurep dan muka ngadep aspal. Makin lama lari Yo semakin kencang. Dia makin brutal nyeret-nyeret Yang. Yo enggak peduli sekasar apapun aspal kampung dan sebanyak apapun jeglukan (polisi tidur) yang ada. Dia makin kencang berlari! Sesampainya di bengkel Pa Mahmud, Yo langsung tepar dan megap-megap. Itu karna tenaganya uda terkuras dalam kegiatan seret-menyeret tadi. Pa Mahmud keluar, kaget!
‘Ada apa ini?’
‘Aer!! Aer mana aer? AER MANAA!!’ ternyata Yo dehidrasi maksimal!
‘Inih!’ Pa Mahmud ngasih se-galon aer putih, langsung dicekokin ke mulut Yo.
‘Makasih, Pa. Ini, temen saya, Pa. TOLONG, PA!!’ Yo histeris.
‘Kenapa temanmu?’
‘Kelindes odong-odong, Pa! Tolong betulin!’
‘Baik, biar saya liat dulu kondisinya!’
Kemudian Pa Mahmud membawa Yang ke ruang perbaikan. Yo tetap resah dan khawatir. Setengah jam kemudian perbaikan selesai, Pa Mahmud keluar ruangan. Dengan segera Yo menghampiri dia, menanyakan kondisi Yang. Ternyata keadaan Yang baik-baik saja. Ada kabar baik dan kabar buruknya. Kabar baiknya adalah Yang akan pulih dengan segera. Kabar buruknya adalah semua badan Yang cedera karena kelindes odong-odong tadi, kecuali kaki kanannya. Karena tabrakannya sangat keras, semua onderdil badan Yang rusak dan harus dioperasi, kecuali kakinya.
Seminggu berlalu, Yang sudah sembuh total. Namun, ada yang beda dengan badannya yang sekarang. Mukanya jadi lebih putih dan mulus. Badannya langsing, enggak gempal seperti dulu. Ternyata, ini semua karena onderdil muka dan semua badan Yang yang rusak karena kecelakaan tadi sudah diganti dengan yang baru. Sehingga muka dan badannya tampil lebih keren. Tapi sayang! karena hanya kaki kanannya yang enggak cidera dan tetap sehat, maka Pa Mahmud pun enggak mengoperasi kaki kanannya. Jadi, semua badan Yang berubah langsing kecuali kaki kanannya. Sekarang pun dia agak aneh kalo jalan. Akhirnya Yo dan Yang bisa mangkal seperti biasa. Tempat favorite mereka enggak berubah. Tetep Empang Kusir sebelah rumah Haji Toink!
 Yo seneng semuanya uda kembali normal, Yang seneng, Anak-anak seneng, Mpok Leha seneng, gue seneng, Syahrini juga seneng. YAAMPUN, Syahrini kok enggak pulang-pulang sih? Seneng ye gangguin tulisan orang, HAH? AWAS LUUU!!!





#Note: This is inspirated by @Kertasqosong and @rieyang91







Oga Herlino

3 comments:

  1. ngakak bacanya !!
    wahaha

    tapi gak kebayang kek apa muka Yang digeret di aspal gitu kak..
    ckckck

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih sudah bersedia ngakak untuk tulisan yang absurd ini. Haha
      Wow, jangan salah! Justru mukanya jadi lebih putih dan mulus sekarang. HUAHAHA!!

      Delete
    2. JIKA ANDA BUTUH ANKA GHAIB HASIL RITUAL 2D.3D.4D. SGP & HK DI JAMIN 100% JEBOL JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB KI AGEN RUSMAN DI NMOR (_0_8_2_3_3_4_2_2_2_6_7_6_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB then’z room’x sobat

      JIKA ANDA BUTUH ANKA GHAIB HASIL RITUAL 2D.3D.4D. SGP & HK DI JAMIN 100% JEBOL JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB KI AGEN RUSMAN DI NMOR (_0_8_2_3_3_4_2_2_2_6_7_6_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB then’z room’x sobat

      Delete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter