Thursday 20 October 2016

Bahasa Universal

Share it Please


Sudah seminggu gue tinggal di sini, tapi masih aja merasa asing. Enggak ada satu orangpun yang kalo gue ajak ngobrol, gue merasa normal dan sehat. Waktu awal datang ke sini gue sudah berhadapan dengan ibu kos si pemilik rumah. Beliau nyerocos ngomong pake bahasa daerah yang enggak gue mengerti sama sekali. Mungkin dia sedang asyik menceritakan masa mudanya, masa masa awal pacaran, tapi sayangnnya gue sedang mengernyitkan dahi mendengarnya.

Bahasa Nias kalo diperhatikan mirip Bahasa Thailand tapi dalam versi lagi neriakin maling. Beneran! Coba lo bayangin Mario Maurer neriakin maling. Nah, kira-kira begitulah cara bicara orang Nias sehari-hari. Mereka kalo ngomong volume suaranya keras banget. Urat lehernya sampai keluar semua. Makanya, gue selalu merasa bersalah kalo ngobrol sama mereka, berasa lagi dimarahin.

Selama setahun ke depan gue bakal ngalamin ini, ngbrol serasa dimarain.

Tiap gue bilang permisi, mereka cuma manggut-manggut enggak ngerti. Tiap mereka ngomong, gue juga cuma manggut-manggut bingung, ditambah garuk-garuk ketek karna gerogi. Gue dan penduduk seperti orang yang enggak nyambung satu sama lain. Ibarat orang PDKT, yang cowok suka nonton bola, yang cewek suka nonton Senandung. Tiap cowok teriak “offside!” si cewek kebingungan sendiri apa maksudnya, dan tiap cewek nanya ke cowok apa maksudnya, si cowok jadi bingung jelasinnya.

Namun di suatu sore yang cerah, gue lewat depan rumah penduduk. Gue senyum, dan dia membalas dengan senyum. Saat itu gue baru merasa nyambung. Senyum... dibalas senyum. Nyambung! saat itu rasanya gue seperti seorang cowok yang berhasil jelasin apa arti offside ke seorang cewek pecinta Senandung. Sumpah gue seneng banget!

Dan saat itu juga gue mengerti, segimana enggak nyambungnya kita dengan bahasa, pasti kita bisa berkomunikasi dengan bahasa lain. Seperti senyum, yang gue rasa itu adalah baha universal.

Mulai detik itu, gue jadi selalu senyum tiap berpapasan warga di jalan. Sebelum dia senyum, gue senyum duluan, sesudah dia senyum, gue tetap senyum. Belakangan gue sadar, gue bisa disangka stress kalo senyum tanpa terkontrol.

Well, this is the end of the post. Subscribe me and share the inspiration!

No comments:

Post a Comment

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter