Sunday 31 December 2017

2017 yang Unyu

Share it Please


Tahun 2017 akan berakhir dalam hitungan jam. Semuanya terasa singkat. Padahal baru tahun lalu gue melewati pergantian tahun 2016 ke 2017 di Pulau Nias. Kini gue akan mengalami pergantian tahun lagi. Namun di Pulau Jawa.

Gue kembali mengingat apa saja yang gue lakukan sepanjang tahun 2017 ini. Kayaknya gue masih banyak dosa di tahun ini. Masih banyak kesalahan yang perlu gue perbaiki di tahun kedepan. Masih suka kepancing untuk ngomongin temen di belakang. Masih suka bikin nyokap cemberut bete. Dan masih belum konsisten ibadah dengan baik.

Gue juga belum merasa ada prestasi apa-apa yang bisa gue banggakan. Belum bisa tampil di tivi jadi peserta Dangdut Academy.

Namun ada satu capaian yang membuat gue bersukur. Karna capaian ini digapai tidak mudah bagi gue pribadi. Gue beruntung bisa ikut dalam program SM-3T. Kepanjangannya: Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Ini adalah program pemerintah yang menugaskan guru untuk mengajar di daerah terpencil di pelosok Indonesia. Sungguh program yang kece!

Tiap tahun program ini banyak peminatnya. Tembus sampai lebih dari 90.000 pelamar. Namun kuota yang disediakan enggak sampai sebanyak itu. Cuma 1/3-nya. Dan gue beruntung bisa termasuk dalam 1/3 bagian itu.

Dengan program ini, mata gue terbuka. Pendidikan di Indonesia sungguh timpang banget. Bertugas di Nias Selatan, gue menemui siswa yang masih belum bisa berbahasa Indonesia. Sehari-hari dia berkomunikasi pakai bahasa daerah. Gue jadi bingung sendiri ngajar ni bocah. Sampai-sampai gue meminta salah seorang temannya yang bisa berbahasa Indonesia untuk menjadi penerjemah gue.

Di sisi lain gue heran, tiap kurun waktu tertentu, pemeintah merubah kurikulum. Padahal masalah  mendasar pendidikan Indonesia adalah di pemerataannya. Enggak ada yang salah menurut gue dengan kurikulum pendidikan Indonesia. Kurikulum kita udah kece banget. Yang salah justru ketimpangan pendidikan. Gue berharap pemerintah menguras energi berpikir mereka untuk meratakan pendidikan, bukan untuk merubah-ubah kurikulum pendidikan. Walaupun menurut gue kurikulum juga penting banget.

Dan masalah yang dihadapi siswa di pelosok juga mengenai insfrastruktur. Kondisi jalan di tempat gue mengajar: desa Boronadu, Nias Selatan, bener-bener kacau. Jalan penghubung antar desa cuma terbuat dari batu kali yang di susun. Iya beneran. Batu kali. Batu gede-gede yang biasa dipake untuk pondasi bangunan. Kebayang enggak tuh naik motor lewat jalan yang tersusun dari batu kali gede begitu. Udah gitu jalannya naik turun curam, khas perbukitan. Jalanan kayak gitu sungguh menguras fisik. Menghancurkan badan. Bahkan Valentino Rossi kalo tiap hari bawa motor di jalan begitu bisa turun berok tuh gue yakin.


Setahun pengabdian di pelosok Nias Selatan memberi gue rasa bersukur. Di tahun 2017 gue banyak-banyak bersukur. Gue hidup di belahan Pulau Jawa yang sangat moderen. Walaupun di kabupaten tempat gue tinggal enggak ada mall yang bisa ditonton bioskop. Tapi setidaknya gue bisa hidup bahagia dengan sekolah yang memadai. Dengan jalan dan infrastruktur yang bagus.

Di tahun 2017 ini pun gue jadi lebih sayang sama bokap nyokap. Tinggal jauh dari nyokap di pelosok Nias Selatan selama setahun membuka mata hati gue. Ternyata walau udah segede gini, gue masih tergantungan sama nyokap. Seperti masih butuh diingetin minum obat. Karna ketika di Nias gue pernah jatuh sakit. Dan jatuh sakit jauh dari orang tua rasanya kampret banget. Gue jadi sadar, walaupun gue sudah dewasa, sudah merasa bisa mandiri, punya uang jajan sendiri, namun tetap saja orang tua sampai kapanun akan gue butuhkan.

Well, di akhir postingan ini, gue menghimau kita untuk muhasabah diri. Lebih baik muhasabah diri daripada hura-hura merayakan tahun baru yang malah menjadikannya berganti tanpa arti.

~~~~Tulisan ini diikutsertakan dalam #EndOfTheYear #EVENTBE Blogger Energy.~~~~



10 comments:

  1. Tiap tahun bergani pulau ya, Mas. Ntapp dah..

    Betul, Mas. Program seperti itu memang banyak peminatnya, aku pribadi pernah ikutan di tahun 2016 kalau nggak salah, atau 2015. Lupa. Yang jelas aku belum beruntung, jadi belum ikut mengajar di plosok negeri. Padahah pengen..he

    Miris ya, Mas. Seperti Tetehku yang di Timika juga gitu, masih banyak yang baru belajar baca, makannya Tetehku bikin bimble itu banyak peminatnya.

    Setuju, aku rasa juga gitu. Setiap kurikulum harusnya merata, jadi semua siswa atau yang sekolah jadi tahu. Tapi nyatanya ini masih ada yang belum bisa baca ya, Mas. Dan ini nggak hanya satu atau dua. Tapi masih banyak ya..

    Bener lah, setiap pergantian tahun aku nggak pernah hura-hura. Biasanya ikut pengajian di masjid malah. Kalau nggak ya istirahat aja di kost. Lebih baik digunakan untuk istirahat..

    ReplyDelete
  2. Waa alumni SM-3T ternyata, keren banget lah. Sejenis IM juga kan. Gue sering sedih klo kepikiran akses pendidikan yang belum merata di negeri ini. Memang harus banyak pemuda berprestasi yang dikirim ke pelosok-pelosok untuk ngajar anak-anak di sana, tapi support pemerintah benar-benar dibutuhin.

    Semoga orang-orang yang studi ke LN banyak yang berkenan balik ke desanya, bangun desanya, gue jd gak sabar balik ke kota kelahiran. Setahun lebih hidup di Jkt cukup lah buat pengalaman.

    "Dan jatuh sakit jauh dari orang tua rasanya kampret banget." Beneeer ini mah, gue ngerasain, hahaha. Yakin dah beberapa bulan lagi gue bakal pulang! XD

    ReplyDelete
  3. Ternyata, sebagai guru yang unyu, perjuanganmu jadiin dirimu unyu juga, ya bang.

    Kelihatan banget, pas part perantauan jauh jadi berasa kecil gak ada nyokap.

    Tapi, itu mungkin pada awalnya aja bg. AKu juga pertama merantau merasakan banyak hal yang rasanya "Kok jadi ribet banget hidup?"

    Seiring berjalannya waktu, semuanya mulai aku pelajari dan ingat apa saja yang sudah diajarkan orang tua ke aku.

    Jadi, meskipun tinggal sejauh mata memandang sekalipun, tetep gak gimana-gimana kalo tanpa nyokap sekalipun.

    Salut buat guru seperti abang ini. Semoga semuanya selalu dimudahkan karena sudah membagikan pengetahuannya kepada yang lain.

    Sukses selalu bg..

    ReplyDelete
  4. Bang yoga guru sm3t? Wah keren. Pantesan tinggal di nias segala. Kirain pas pulang ke rumah nyasar sampe sono.

    Semoga guru yang unyu ini jadi guru yang semakin keren ya di 2018, ya bang. Dan itu menurutku juga emangbsemakin jauh merantau semakin rentan kangen orangtua. Makanya kalo merantau yekad dan niatnya kudu kuat biar gak dikit dikit homesick. Aku banget itu rentan homesick.

    Padahal dipikir pikir kelamaan di rumah juga sering diomelin emak haha

    ReplyDelete
  5. Entah kapan dulu saya juga pernah punya mimpi yang sama. Bisa datang ke pelosok-pelosok negeri di Indonesia buat mengajar. Tapi jujur enggak ada background pendidikan sama sekali. Jadi sekarang jalani aja hidup ini apa adanya, banyakin kegiatan yang saya suka.

    Saya cuma bisa membayangkan sih, kalau kita udah ngerasin pergi jauh dalam waktu yang lama, trus kita pulang dalam keadaan yang berbeda, lebih mandiri, lebih dewasa menyikapi hidup. Aaaa... pengen juga ngerasain yang seperti itu...

    ReplyDelete
  6. Waaaah keren nih jadi salah satu pengajar di daerah-daerah terpencil di Indonesia.

    Kalau pemerataan pendidikan di Indonesia sih bakal sulit banget bro. Keknya semua pusat kehidupan Indonesia adanya di Jawa aja. Daerah lain kayak Nias cuma jadi cameo doang

    ReplyDelete
  7. Mantap jiwa Ga.
    Gue bahkan belum bisa se-guru lo. Masih ngeluh ngajar di sekolah yang deket sama Alfamart Indomaret. Ngebayangin anak2 yang belum bisa bahasa Indonesia, jalan yang penuh 'kekerasan', sakit jauh dari ortu kayaknya nestapa banget. Tapi gue yakin sih, justru nikmatnya tuh disitu dan nggak bakal bisa dilupain. Kerenlah... Salut gue sama lo :D

    ReplyDelete
  8. Perjalanan 2017 yang berharga ya yog. Gak semua orang bisa dapat kesempatan dan pengalaman berharga ngajar di daerah yang pendidikan mungkin bukan dianggap sebagai hal yang utama. Pengalaman yang berkesan ini jangan sampe dilupain. :D

    ReplyDelete
  9. Wah. Ikut program SM-3T. Mantap nih. Temen2 gue banyak ikutan yang begituan. Hehe

    Klo jauh dari rumah jangan sampe sakitnya intinya itu sih, bener kata Lo. Walaupun udah gede tetep butuh sosok orang rumah saat jauh.

    ReplyDelete
  10. Sloty Casino: 50 Free Spins No Deposit + Sign Up Bonus
    Sloty 익산 출장마사지 Casino 하남 출장안마 No Deposit Bonuses 2021 ➤ 전라북도 출장마사지 Review updated Dec 11, 2021 ✓ Get 50 no 이천 출장마사지 deposit 경주 출장마사지 free spins and no deposit bonus codes for December 2021.

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter