Saturday 7 April 2018

Santainya Orang Hebat adalah Kerja Kerasnya Aku

Share it Please


Saat ini gue sedang melaksanakan Pendidikan Profesi Guru. Atau disingkat PPG. Ini merupakan persyaratan baru untuk menjadi guru. Sesudah seorang calon guru menyelesaikan studi S1, bukan serta merta mereka bisa menjadi guru. Mereka harus menjalani kembali PPG selama satu tahun. Memang, jadi guru enggak gampang bro. Tapi sayang gajihnya gampangan.

Gue menjalani PPG di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Bahasa Inggris. Satu kelas terdiri dari 19 orang. Selama di kelas, gue menemukan beragam karakter mahasiswa. Kami berasal dari beragam daerah asal, latar belakang yang berbeda, dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Dari tingkat kecerdasan itu, sudah jelas gue termasuk ke dalam kaum oon di kelas.

Sempat beberapa kali kami berlatih mengerjakan soal TOEFL dan IELTS. Dan hasil nilai gue cuma kisaran 60-an. Nilai TOEFL gue sama persis dengan wajah gue yang nampak kelahiran tahun 60-an.


Setelah beberapa kali tes, hasil tes gue tetap saja kisaran 60. Gue sempat meratapi nasib nahas gue ini. Kenapa gue selalu dapet nilai sejelek ini. Bahkan nilai ini lebih jelek dari muka gue. Gue frustasi harus bagaimana. Padahal selama mengerjakan soal gue memberikan fokus seratus persen. Gue baca kembali terus soal berulang ulang sampai yakin bahwa jawaban gue benar. Gue juga berdoa sebelum menjalankan latihan soal. Namun kenapa hasilnya tetep jelek.

Nilai gue jauh di bawah Maul, mahsiswa langganan dapat nilai 90 di nilai Reading TOEFL di kelas. Namun dia masih kurang di Structure TOEFL. Namun sekruang kurangnya nilai structure Maul, masih lebih ancur nilai Structure gue.

Namun bukan cuma Maul yang langganan dapat nilai 90 di kelas. Temen kelas gue lainnya, Ajar, juga langganan dapat nilai bagus. Dia menyamai nilai Maul. Bahkan Ajar beberapa kali unggul dari Maul di soal Structure.

Gue bertanya ke Ajar kenapa dia bisa mengerjakan soal dan mendapat nilai bagus. Padahal dari mukanya dia enggak meyakinkan sama sekali. Wajahnya tua, dekil, dan  cenderung mesum. Orang enggak akan menyangka sama sekali dia jago ngerjain soal Structure dan bisa ngalahin Maul.

“Apa sih tipsnya supaya bisa dapet nilai bagus?” tanya gue pada Ajar.

“Jadi gini loh, Pak Yoga,” kata Ajar.

Gue sempat enggak terima dipanggil “Pak” oleh lelaki yang wajahnya satu dekade lebih tua dari gue. Tapi akhirnya gue rela dipanggil “Pak” sama Ajar. Daripada dipanggil, “Sayang.” Lebih ngeri.

“Gini gimana?” tanya gue.

“Aku tuh sebenernya enggak pinter,” kata ajar. “Aku tuh cuma kerja keras. Aku  sadar aku engak pinter. Jadi aku latihan soal terus supaya bisa.”

Gue menyimak, memerhatikan wajah tuanya yang serius. Namun malah terlihat memprihatinkan.

“Beda sama yang sudah pinter. Kayak Maul tuh. Santainya dia tuh kerja kerasnya aku. Santainya orang hebat, kerja kerasnya aku.”

Sampai situ gue terpaku. Kata-kata yang barusan keluar dari mulut Ajar begitu indah. Gue enggak habis pikir kenapa kata-kata indah itu bisa keluar dari mulut sesosok lelaki berwajah seperti itu. Sumpah begitu menohok.

“Coba aja Pak Yoga kerja keras kayak Aku. Yakin pasti Pak Yoga bisa lebih besar nilainya dari aku,” ucap Ajar.

Gue tertegun. Gue tersadar. Selama ini gue kebanyakan ngeluh. Tiap kali dapet nilai jelek gue selalu menyalah-nyalahkan keadaan. Beda dengan Ajar. Dia kerja keras, belajar di kamarnya, sehingga bisa dapat nilai besar. Dia bahkan melebihi Maul. Harus gue akui, Ajar keren. Walau wajahnya sama sekali enggak keren.

Mulai sejak itu gue belajar di kamar. Gue berjanji pada Ajar untuk belajar keras dan janji akan melebihi nilai latihan soal Ajar dan Maul. Gue tahu, gue bukan orang hebat. Namun gue yakin, orang hebat namun santai-santai bisa gue kalahkan dengan kerja keras gue. Gue yakin dengan kerja keras, gue akan naik pangkat dari kaum oon di kelas, menjadi kaum hebat. Gue yakin!

9 comments:

  1. Gue sekarang mengerti kenapa namanya Ajar, karena ternyata jobdesk dia hidup di dunia ini adalah mengAJARkan nilai nilai kehidupan kepada sesama. Sungguh luarrr byasah!!

    Tuh, memang Ajar benar sekali. Orang pintar belum tentu hasilnya bisa lebih tinggi dari orang yang bersungguh sungguh.

    Good luck, Yog!

    ReplyDelete
  2. Wkwkwkwwkwk...
    Sumpah ngakak baca komen meyke!

    Aku udh terharu gitu baca ending nya, salut gitu ada anak PPG sebijak ini ngambil hikmahnya.

    Eeee

    Tetiba baca komen meyke jd ngakak.

    Kepo deh. Si ajar gmn ya reaksinya baca ini. Hahaha


    Semngat terooss buat PPG nya.

    By Alumni PPG yg lulus ujian putaran ke-3 . Hahahaha

    ReplyDelete
  3. waahaha si ajar mengajarkan lo untuk belajar tidaka mengeluh. Pengalaman hidup yang berarti, lebih kerja keras dikit dan tidak terlalu banyak mengeluh. Biasanya mentor yang baik emang yang kayak si ajar. Bukan cuma meemberi pelajaran secara spesifik, tapi juga secara lebih general

    ReplyDelete
  4. Semangat! nggak masalah gaji "gampangan" yang penting pengabdian dan sumbangsing ilmu pada generasi. lanjutkan mas! kamu pasti bisa

    ReplyDelete
  5. Emang sih ya, yang namanya rajin alias kerja keras itu seringnya bisa lebih sukses dibanding yang udah pinter dari sananya tapi nggak terlalu rajin. Sedihnya, soal muka itu mah ga jamin soal kepintaran.

    Aku agak lupa deh, pernah baca dimana. Cuma yang kuingat, dikatakan di sana, bahwa kebanyakan orang yang sukses itu banyak yang nggak cakep. Alasannya, karena mereka udah nggak cakep, maka untuk menunjukkan diri ya tinggal meningkatkan kemampuan lain dong.

    So, kamu, tetap semangat ya belajarnya.

    ReplyDelete
  6. Tak banyak orang seperti Ajar, kadang orang kayak gitu kita tanyain malah mnenggurui. Tak dapat gue pungkiri, kata Ajar sangat nampar. Terkhusus untuk gue sendiri.

    Tapi, tiap mau serius baca, selalu ngakak dengan compare yang tidak jelas itu~

    ReplyDelete
  7. Super sekali postingannya Ga, jadi terharu pas baca muka tahun 60-an :D

    Btw, memang Bagus sih postingannyapostingannya. .Buat orang2 yang nggak pinter2 amat kuncinya memang tekun ya, terus bekerja keras buat meraih hasil yang paling maksimal bukan kebanyakan ngeluh sama nyalah-nyalahin pemerintah mulu kalau ada sesuatu yang meresahkan dalam hidup.

    Terimakasih Ajar, sudah berbagi tips kepada Oga. Dan terimakasih Oga, sudah berbagi tips dari Ajar kepada para pembaca blogmu .

    ReplyDelete
  8. Ajar not KURANG AJAR tapi mengAJARkan. Bener kata kak Meyke diatas.
    Tapi pak Ogah harus tahu, kerja keras saja gak cukup, tapi harus juga kerja cerdas. Ajak si Ajar belajar (Nah loh! ada kata AJAR dalam BELAJAR) bersama, maka bisa curi ilmu darinya. sekian pak Oga.

    ReplyDelete
  9. Keren banget ya si Ajar. Bisa menginspirasi dengan kata2 demikian. Emang sih kalau kita gak bisa harusnya bukan menyalahkan orang lain kenapa dia bisa. Terkadang org hanya perlu belajar sekali utk bisa. Sementara kita harus berkali-kali. Hehe smangat ya ppg nya. Saya belum ada ikutan ppg katanya syarat cpns ntar harus ada sertifikat ppg ya. Waah saya jd galau

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter