Sunday 2 February 2014

Bibit Unggul yang Sia-sia

Share it Please
 Gue adalah anak pertama dari dua bersaudara. Gue memiliki seorang adik perempuan. Adik semata wayang gue ini kini sudah menginjak kelas duabelas SMA. Walaupun dia perempuan, tapi kelakuannya enggak mencerminkan sikap perempuan yang manis, malah cenderung bikin ilfeel.
Adek gue gemar sekali menggaruk-garuk kepalanya dengan kuku-kuku tangannya, lalu mencium kukunya setelah garuk-garuk. Dia seolah menikmati betul sensasi aroma yang dia dapatkan setelah garuk-garuk kepalanya. Enggak elegan banget seorang cewek melakukan kegiatan begitu. Uh!
Bukan cuma suka garuk-garuk kepala terus dicium, tapi dia juga sering kali kentut dengan volume maksimal. Dentuman kentutnya seolah di lepaskan dengan dorongan paling kuat sehingga tercipta suara ngebas yang mengiringinya. Padahal dia cewek, tapi kelakuannya seperti enggak terkontrol. Enggak pantes cewek kentut dengan suara keras. Harusnya, maksimal seorang cewek kentut dengan sopan dan elegan dengan hanya menghasilkan suara, “peesss...”

Gue sempat kesal dengan kelakuannya. Gue coba nasehati dia, tapi dia tetep aja membandel. Mungkin dia memang... mengikuti kebiasaan... gue.
Memang, sih, kelakuan adek gue, sebagai perempuan, enggak manis, ehm... malah sedikit brutal dan enggak beradab, tapi dia punya paras yang cantik. Iyah, adek gue termasuk dalam kasta tertinggi dalam pergaulan sehari-harinya karna memiliki wajah yang cantik. Enggak sepertii... kakanya.
Karna memiliki wajah yang cakep, otomatis adek gue bergabung dan bergaul dengan temen-temennya yang cakep juga. Sehari-hari dia bergaul dengan cewek-cewek kece. Selain kece, mereka juga pintar, mangkanya adek gue juga kebawa pintar. Enggak kayak... gue, bego.
Suatu saat, adek mendapat tugas Bahasa Indonesia dari sekolahnya. Tugas tersebut berupa membuat sebuah film pendek. Jadi, adek harus membuat grup lalu membuat film. Ini merupkan tugas akhir yang nanti nilainya akan dimasukan ke rapot.
Suatu malam, adek mendatangi gue. Dia masuk ke kamar gue, lalu minta gue membuatkan skrip film untuk dia.
“Ka, aku ada tugas film. Kakak bikinin skrip ya!” adek ngomong dengan datar dan enggak ada basa-basinya.
“Enggak ah.” Gue menolak. “Males!”
“Bu... kakak nih enggak mau bantuin aku!”  adek dengan semena-mena melibatkan ibu kami dalam perbincangan ini. Dia mengadu ke ibu bahwa gue enggak mau bantu adek bikin PR. Ini jelas ngeselin. Dasar tukang ngadu dia!
“Yogaaa... bantuin adeknya!” ibu teriak dari kejauhan. Kalo udah dalam keadaan kayak gini, gue jadi serba salah. Mau tetep enggak ngebantuin adek, tapi pasti ibu nanti yang kasian. Ibu selalu jadi korban kenakalan adek gue. Tiap adek gue pusing sama tugas sekolahnya, dia pasti mengaduh ke ibu. Lalu ibu pasti menyuruh gue untuk mengerjakan tugas adek. Kalo gue menolak, adek bakal lebih mengintimidasi ibu dengan merengek membabi buta di hadapan ibu. Kalo udah beigini kan kasihan ibu. Ibu bakal terganggu dan ikutan pusing juga kalo adek udah merengek-rengek di depan ibu.
Akhirnya secara terpaksa gue meng-iya-kan untuk ngebantu adek. Iyah, gue bersedia menuliskan skrip film pendek tugas adek gue. “Iya, yaudah. Nanti kakak bikinin.”
“Yaudah, cepetan ya!” ini anak bener-bener enggak ada sopan santunnya. Bilang “makasih” aja enggak. Ya Ampuun!
Baru kali ini gue membuat skrip film. Sebelumnya gue pernah membaca skrip Malam Minggu Miko yang edisi Miranda itu. Memang sih, sepertinya asik juga menulis skrip film. Entah kenapa, membaca skrip Malam Minggu Miko edisi Miranda itu membuat gue berimajenasi. Dan saat itu juga gue tertarik  untuk coba bikin skrip film. Ehmm... gue anggap aja skrip film untuk tugas film adek gue ini sebagai kelinci percobaan gue, haha.
Skrip pun selesai gue kerjakan kurang lebih dalam waktu dua minggu. Dalam dua minggu itu adek rewel menyuruh gue supaya cpet kelarin skrip tu film. Disisi lain, guenya juga sih agak males dan ogah-ogahan ngegarap tu skrip. Masalahnya saat itu gue juga sedang ribet sama tugas kampus. Kepaala gue seakan mau pecah, tugas kampus numpuk, sedangkan adek rewel minta cepet selesain tuh skrip. Tapi sykurlah, dengan kerja keras, sampai tidur larut malam, akhirnya gue bisa selesaikan skrip film itu. Dan setelah skrip itu selesai, rasanya lega banget dan ada seperti kebanggaa tersendiri. Gue merasa skrip buatan gue itu seperti anak gue sendiri.  Ah, enggak percaya bisa membuat skrip film. Walaupun itu cuma “iseng” ngebantu adek untuk tugas membuat filmnya.
Waktunya syutnig pun tiba. Adek gue, dan temen-temen satu kelompoknya bermaksud syuting di rumah. Malam itu teman-teman adek yang... ekhem... yang kece-kece itu pun datang ke rumah.
Ada empat orang cewek... ehm... cewek-cewek kece tentunya, dan satu orang cowo yang datang malam itu. Mereka semua adalah temen satu kelommpok adek gue. Rencananya malam itu mereka akan syuting. Sebagai script writer-nya, gue berhasrat memantau bagaimana jalannya syuting, apakah sesuai dengan skirp yang gue tulis, atau terjadi kemungkinan lain. Dengan mantap dan gagah perkasa, gue mendekati mereka dan berbaur sok akrab dengan mereka.
Gue menghampiri mereka saat scene pertama. Jiwa seorang jomblo yang terpatri di jiiwa gue, mengarahkan gue menghampiri cewek-cewek kece yang sedang berkumpul sambil menyaksikan scene pertama di-take. Kebetulan adek gue sedang main di scene pertama itu bersama seorang cewek, temennya. Perhatian gue enggak begitu tertuju sih pada bagaimana scene pertama itu diambil, tapi gue tertuju pada cewek-cewek kece di sekitar gue, haha.
Dari empat cewek yang gebet-able tersebut, gue melihat ada dua anak yang beda. Mereka begitu mencolok dimata gue. Yang pertama namanya Puput, yang ke dua bernama Ririn.
Puput ini orangnya dewasa. Dia beda dengan teman-teman sebayanya. Dan tentu beda banget dengan adek gue! Suara Puput agak berat, mirip suara Anggun Cesasmi, bikin gue terpana ngedengernya. Rambutnya panjang terurai sebahu. Hitam, lurus sedikit bergelombang, aaaah gue pengen ngejambak-jambak... eh, membelai-belai rambutnya maksud gue. Wajahnya enggak cantik-cantik amat, tapi menarik. Wajahnya seperti wajah orang yang sudah dewasa. Perawakannya juga tinggi, cocok kayaknya kalo jalan sama gue, haha. Cara berbicaranya juga enak, santun, sepertinya gue tertarik sama dia.    
Selain Puput, ada Ririn yang juga menarik perhatian gue. Ririn ini kebalikannya Puput. Ririn orangnya lucu, imut, negemesin. Wajahnya manis dibalut jilbab hitam. Yang paling khas dari Ririn adalah dia punya gigi kelinci yang imut. Dua gigi seri atasnya agak besar, menyerupai gigi kelinci. Ahhh gemes, pengen rasanya  gue pukul-pukul manja gigi kelincinya, seperti cewek yang biasa mukul-mukul manja dada cowoknya.
Setelah kejadian itu, gue jadi kepo. Gue coba tanya-tanya ke adek tentang Puput dan Ririn. Dan tentunya gue langsung to the point. Gue tanya ke adek apakah Puput dan Ririn masih jomblo. Dan ternyata jawaban yang gue dapat sangat mengecewakan. Ternyata Puput dan Ririn sudah berbadan dua... eh maksudnya, sudah punya kekasih. Iyah, mereka enggak jomblo. Uh, sayang banget!
Mendengar itu, gue makin kepo. Gue ingin tahu siapa, dan bagaimana pacarnya Puput dan Ririn. Akhirnya adek bercerita tentang pacar Puput dan Ririn.
Pacarnya Puput ternyata lebih tua setahun dari Puput. Sebut saja dia Tomy. Mereka sudah lama berpacaran. Tapi sayang, sepertnya Puput enggak begitu bahagia sama Tomy. Pasalnya, Tomy suka main tangan. Entah apa maksudnya “main tangan” itu. Mungkin saat jalan berdua dengan Puput, Tomy suka iseng memainkan tangan ke atas, kebawah, dan juga memainkan jari-jarinya dengan cara memasukan seluruh jarinya ke lobang hidungnya.
“Main tangan gimana?” tanya gue ke adek.
“Iyah, suka kasar aja.”
Ohh, ternyata maksudnya main tangan itu suka mukul, atau menghajar. Ini parah banget! Puput suka dipukulin sama Tomy? Emangnya Puput kasur yang lagi dijemur apa! Selain suka main fisik, Tomy juga suka berbicara kasar. Puput sering banget dibentak sama Tomy, dan sering disamakan dengan berbagai nama hewan. Padahal Puput enggak berbuat salah. Tomy sendirilah yang suka salah paham. Saat puput engga bales SMS-nya karna enggak punya pulsa, eh Tomy malah marah dan ngebentak-bentak Puput. Harusnya kirimin pulsa kek!
“Terus kalo Ririn gimana?” tanya gue ke adek.
“Oh, Ririn juga udah punya pacar, Kak! Resi namanya.”
Asemm!! Ririn juga ternyata bukan jomblo. Kampret! Ini artinya enggak ada kesempatan untuk gue menggebet salah satu dari mereka. Keduanya sudah in relationship.
Gue kepoin lagi tentang pacarnya Ririn. Bukan, bukan karna gue mau merebut Resi dari Ririn. Gue kan sukanya sama Ririn! *Ambigu*
Kesan pertama, “Resi” seperti nama perempuan. Lalu adek bercerita bahwa si Ririn ini juga bermasalah dengan cowoknya. Ririn dan Resi menjalani kisah percintaan yang enggak normal. Kenapa demikian? Menurut gue, kisah cinta yang normal itu: pacaran dimana kedua belah pihak saling bahagia. Dan kalo ada yang mesti berkorban, baik fisik maupun psikis, adalah si cowoknya. Tapi ini terbalik, justru Ririn lah yang mesti lebih berkorban untuk cowoknya, yakni si Resi.
Ririn sering banget korban perasaan. Ririn harus sering menghadapi Resi yang ngambek enggak jelas. Mungkin Resi ini moody orangnya. Aneh juga kalo cowok punya sifat moody. Harusnya cewek yang punya sifat moody tuh.
Bukan cuma itu, si Resi kampret ini tiap ngambek, pengennya dihubungin duluan sama Ririn. Ini freak banget sumpah! Gue baru nemu seorang cowok yang ngambek, tapi pengen dihubungin duluan sama ceweknya. Mangkanya ini sebenernya siapa yang sebagai cowok, dan siapa sebagai cewek, sih? Ririn malah lebih banyak berkornban. Bener-bener kampret si Resi!
Gue amat sangat menyesalkan kejadian yang dialami Puput dan Ririn. Seharusnya mereka enggak menalami ini. Mereka seharusnya bisa merasakan kenikmatan dalam berhubungan. Mereka seharusnya... nanti dulu. Sepertinya gue harus membenarkan kalimat sebelumnya. Jadi, maksudnya “kenikmatan dalam berhubungan” tuh, mereka bisa merasakan bahagia memiliki kekasih, bukannya tertekan dan korban perasaan mulu karna kelakuan kekasihnya yang enggak beres.
Hal lain yang membuat gue lebih menyesalkan Puput dan Ririn adalah, mereka tetap ingin bertahan dengan pasangannya masing-masing. Mereka tetap sayang walaupun sudah enggak diperlakukan dengan baik. mereka enggak ingin menyudahi hubungan mereka dengan pasangannya. Ini kampret banget!
Kenapa sih bisa seperti itu? Apakah kebanyakan cewek bersifat seperti itu: tetap menyayangi cowoknya walau sudah berkali-kali disakitin?
Walaupun cuma baru bertemu dengan Puput dan Ririn malam itu, tapi gue tahu bahwa mereka adalah cewek yang baik. Mereka tulus dan terlihat istimewa di mata gue. Puput dengan kedewasaannya dan Ririn dengan keimutannya membuat gue mulai tertarik. Sepertinya gue suka mereka. Apapun itu, mereka berbeda, mereka spesial buat gue. Mereka ibarat bibit unggul yang beda dari bibit-bibit lainnya. Tapi sayang, kedua bibit unggul tersebut jadi sia-sia karna berada... di hati yang salah.


14 comments:

  1. hahaha. itu sih emang maunya cewek2 itu aja buat ttep bertahan sama cwok2 macem begitu...
    yah cewek emang gitu...kalo udah cinta sih apapun dibelain...
    Klo kata pak mario teguh, cewek semacam itu adalah cewek yang sayang sama cwoknya, tapi nggak sayang sama diri sendiri... iya, soalnya mereka membiarkan diri mereka disakitin sama cwoknya, gitu deh...

    ReplyDelete
  2. menurut gue ga, mereka lagi belajar memahami perasaan pasangan masing-masing, mereka masih belum nemuin alasan yang tepat untuk ninggalin pasangan yang menurut lo gak pas walopun udah jelas2 nyakitin. mungkin kalo mereka udah seuisia kita juga berfikiran yang sama, 'buat apa pasangan yang kaya gitu, mending putusin ajah'. mereka lagi jalanin proses menjadi wanita ga.

    tunggu ajah sampe mereka nemu alasan yg tepat, kemudian sadar kalo sebenernya kamu lah orang yg tepat buat di jadiin pacar. siap-siap ajah.. hahaha

    ReplyDelete
  3. waahh...bukain aib adeknya sendiri. pasti kakak ini dan masku adalah berasal dari species yg sama -_-
    jadi... msh nungguin bibit2 itu nih kak? wwkwkwkwk ._.v

    ReplyDelete
  4. Hahaha namanya juga cinta pfft
    ngomong2 cewek cantik emang biasanya gitu, kelakuannya rada aneh kayak temenku kwkw

    ReplyDelete
  5. bang Oga kalo bisa sebelum diposting coba deh dicek ulang lagi tulisannya banyak yg typo, cuma saran aja sih hehe. cewek mah emang gitu bang, kalo udah terlanjur sayang mau kaya apa juga tetep dipertahanin, tapi aku ga segitunya sihh -_- kenapa bang Oga ga deketin mereka aja? kasih janji2 manis ga akan kaya cowok mereka ya siapa tau mereka khilaf ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tx masukannya.
      komitmen gue: gk mw ngerecokin org yang udah punya kekasih.

      Delete
  6. modusin bang modusin, mentang2 punya adek cewek temennya cakep2 -__-
    saran nih, dikasih ilustrasi gambar, kalo tulisan semua mata rada capek bacanya hehe..

    ReplyDelete
  7. Itu si Ririn punya gigi kelinci. Sama dong, gue juga. Mungkin dia lebih berjodoh dengan gue. Hahaha.
    Kalau untuk soal persaan mereka berdua kenapa sampai bertahan gue kurang tahu. Karena gue bukan cewe. Tapi menurut perkiraan gue, siapapun orang yang udah terlanjur sayang banget pasti bakalan mempertahankannya walau badai datang menerjang....

    ReplyDelete
  8. puput dan ririn sudah berbadan dua, aku pikir tadi mereka sudah benar-benar berbadan dua... hahahahaha, ternyata punya pacar tow maksudnya?
    kalo menurutku gak apa2 sih, baru pacar, bisa aja putus,,, kalo memang kamu yakin kamu bisa lebih baik dari pacarnya ya deketin aja nggak masalah. namanya juga usaha, hasilnya tergantung nanti. :)

    ReplyDelete
  9. puput dan ririn sudah berbadan dua, aku pikir tadi mereka sudah benar-benar berbadan dua... hahahahaha, ternyata punya pacar tow maksudnya?
    kalo menurutku gak apa2 sih, baru pacar, bisa aja putus,,, kalo memang kamu yakin kamu bisa lebih baik dari pacarnya ya deketin aja nggak masalah. namanya juga usaha, hasilnya tergantung nanti. :)

    ReplyDelete
  10. jiaahhh kirain bibit unggul apaan, ahahaha mungkin ini kode buat elu untuk menyelamatkan bibit-bibit unggul tersebut, tapi harus pilih salah satu, siapa tau jadi bibit baru buat pendamping :D

    ReplyDelete
  11. hahaha.. jadi bibit unggulnya yang terpelihara dengan baik gara-gara di tangan yang salah...
    oh iya salam kenal saya yudi ... maaf kalo kmaren gk paham aturan promo.. masih baru soalnya hehehe

    ReplyDelete
  12. tuh adek lu emag umurnya berapaan sih masa udah mengelami kekerasan dalam berpacaran sampe hobi makan hati kek gituu...anak jaman sekarang yak..tuh mereka termasuk dalam cabe cabe an nggak @.@

    cewek emang begitu, semakin disakiti, semakin nempel seraya berkata " I believe, one day you will change." errrrrr

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter