Saturday 14 March 2015

Kucing di Dalem, Macan di Luar

Share it Please


Pada postingan kali ini gue bukan hendak membahas dunia animalia. Atau membahas, 7 kejadian lucu hewan Kucing dan Macan kayak di On The Spot. Apa lagi membahas perkawinan kucing dan macan yang beranak tapir laut. Tapi, sesuatu yang lebih berbobot dari pada itu semua.
Siang itu, gue lagi duduk sambil browsing di hape. Kebetulan siang itu panas banget, jadi gue browsing artikel gimana cara kentut tanpa ketahuan orang. Memang enggak ada hubungan yang cukup signifikan antara udara panas dan teknik kentut tanpa ketahuan. Tapi yah enggak papa lah, daripada gue browsing video goyang dribel, kan bakal tambah panas.

Gue melirik ke jam tangan, jarum jam menunjukan pukul sepuluh lima belas menit. Gue enggak begitu jelas sih melihatnya. Dari jauh sih sepertinya memang jam sepuluh lima belas. Kebetulan temen gue duduknya agak jauh. Jadi jarum di jam tangannya agak terlihat kabur. Iyah, yang gue lihat itu jam tangan temen. Gue enggak punya jam tangan. Terakhir kali gue punya jam tangan ukurannya kegedean. Jadi gue terlihat pake borgol kalo pake jam tangan itu. Gue pun enggak mau lagi pake jam tangan itu, khawatir dikira napi lepas.
Tepat pukul 10.30 gue masuk kelas. Seperti biasa, mengajar Bahasa Inggris. Hari itu gue mau memberikan test mendongeng pada murid-murid. Gue pinta murid gue mendongeng di depan kelas. Mereka harus menggunakan Bahasa Inggris. Selain itu mereka harus mengekspresikan mimik wajah sesuai dengan alur cerita. Kalo ceritanya bahagia, ekspresi dan gerak tubuhnya juga harus mencerminkan kebahagiaan. Seperti para pasangan LDR yang masih seumur jagung hubungannya. Kalo jalan ceritanya penuh amarah, wajahnya juga harus marah, kayak korban LDR yang ditinggal selingkuh. Kalo ceritanya sedih, murid-murid juga harus bisa berakting sedih. Mungkin dengan cara membayangkan menjadi korban LDR yang diselingkuhin menerima kenyataan bahwa pacar baru mantan lebih canik dari dirinya.
Kelas yang gue datangi kala itu adalah kelas IPA. Sudah melegenda bahwa anak IPA punya kemampuan lebih dibanding anak IPS. Gue pun yakin, anak-anak IPA ini pasti mengagumkan penampilan mendongengnya.
Semakin pandai seorang murid, maka semakin ringan beban guru. Guru enggak usah repot-repot mengulang menjelaskan materi untuk membuat murid paham. Tapi, murid yang kritis juga bisa menjadi tantangan tersendiri buat guru. Misalnya ada siswa yang bertanya secara kritis pertanyaan berikut,
“Pak, apa sih kaitannya pembelajaran student center learning dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan  melemahnya kurs rupiah selama ditundanya eksekusi mati Bali Nine?”
Gue yakin, setelah dapet pertanyaan itu, sang guru bakal tertantang banget. Bahkan, dampaknya tuh guru bakal mengajukan permohonan pensiun dini ke pemerintah setempat.
Well, satu per satu murid IPA ini mendongeng di depan kelas. Gue duduk sambil melihat penampilan mereka. Kerjaan gue enak banget, tinggal melihat, lalu menilai. Kadang kalo udah bosen duduk, gue senderan sambil menonton perform mereka. Kalo pegel, gue tengkurep di meja, sambil menopangkan dagu di kedua tangan. Bener-bener santai. Murid-murid pun tampil dengan kerennya. Semuanya mampu mendongeng dengan cukup baik dan enak didenger.
Sampai tibalah seorang murid cowok yang tampil mendongen di depan kelas.
“What’s your name?” tanya gue sesaat sebelum tuh bocah perform.
“Gem-gemblung, pak”
Iyah, sebut saja namanya Gemblung.
“Oke, Gemblung, please tell us your story!” pinta gue.
“I-iyes, pak” jawab tuh anak terbata-bata. Gue curiga dia begitu karna enggak kuasa melihat kontur wajah gue. Pokoknya orang yang batinnya kuat, ketika melihat wajah gue mereka akan merasa iba sehingga bicara pun terbata-bata.
Anak itu diem. Dia merem melek mencoba mengingat cerita yang akan dia dongengkan. Gue menunggu dia sambil tengkurep di meja.
“One... one day,” akhirnya anak itu bersua. Namun, enggak lama, dia berhenti lagi. Dia merem lagi.
Gue menunggu. Masih dalam posisi tengkurep. Agak gemas, gue menggerak-gerakan kaki.
“Oh ya, One day, there... there was a boy.”
Terus dia diem lagi. Gue nunggu. Bosen tengkurep, gue berubah ke posisi hand-stand.
“Oh ya. His name is...” Gembul termenung. Lalu dia melanjutkan, “His name is Malin Kundang.”
“Oh, cerita malin kundang,” ucap gue dalam hati.
Gembul pun melanjutkan ceritanya dengan patah-patah. Akhirnya, setelah magrib, Gembul baru selesai bercerita. Itu pun magrib di hari selanjutnya.
Parah, ini anak kemampuannya payah banget. Cuma ngapalin cerita Malin Kundang aja enggak bisa, gimana ngapalin sejarah kemerdekaan Indonesia.
“Kamu masa enggak bisa ngapalin cerita ini? Temen-temen kamu aja bisa? Badan doang digedein, tapi kemampuan hafalan kamu kecil. Dasar BEGO!!” niat hati, itu yang pengen gue ucapkan, tapi gue enggak mau membunuh semangatnya. Gue hargai Gembul sudah mau menghapal text Bahasa Inggris. Gue pun bilang, “Bagian mana yang sulit, nak? Yaudah, nanti belajar lagi yah dirumah!” ucap gue mendayu-dayu. Gue pun mengecup keningnya mesra. Supaya dia semangat.
 Keesokan harinya, gue enggak ada jam mengajar. Seharian gue cuma ngoreksi soal, bikin soal, sama browsing teknik-teknik kentut terpopuler. Karna enggak mengajar, tenaga gue masih tersisa banyak. Akhirnya sepulang sekolah, gue iseng dulu nongkrong di sekolah. Gue melihat ada anak-anak lagi eskul di lapangan. Sepertinya itu paskibra. Gue pun iseng pengen ikutan nimbrung. Gue berjalan dari dalam kantor guru menuju lapangan. Sesampainya di lapangan, gue sok-sokan mengakrabkan diri dnegan anak-anak.
Ada salah satu anak yang enggak asing buat gue. Pas gue deketin,
“Eh, Gembul?”
“Eh, Bapak?”
Ternyata itu si Gembul. Dia sebagai senior di paskibra. Saat itu kegiatannya baris-berbaris. Gembul pun memberikan instruksi kepada adik-adik juniornya yang masih kelas sepuluh itu. Gembul sebagai kakak kelas sebelas terlihat begitu berwibawa dengan seragam paskibranya.
“Istirahat ditempaaattt... grak!” teriak Gembul. Serempak, para junior membuka selangkangan, dan menaruh tangan di belakang.
“Tegaaapppp... grak!” perintah Gembul mantap. Adik-adik junior menegapkan tubuhnya dengan cekatan.
“Move on grak!” Para junior nangis sesenggukan. Gembul pun ikut meneteskan air mata. Mungkin untuk perintah yang satu ini, baik junior atau senior belum mampu melaksanakannya. Gue balik badan, lalu mengelap bulir kecil air di sudut mata gue pake jempol, lalu gue peperin ke celana.
Gue enggak menyangka, Gembul yang bego di kelas, tapi bisa berwibawa seperti ini ketika di luar kelas. Lebih tepatnya, ketika di eskul paskibra. Caranya memperlakukan adik-adik paskibra sangat gentle. Dia memiliki sosok kepemimpinan yang kuat. Bukan cuma Gembul, Udung temennya Gembul yang saat itu nemenin Gembul latian paskibra juga enggak kalah berwibawa. Gue baru ngeh, Udung ini sering jadi pemimpin upacara. Keren. Tapi di kelas kemampuannya enggak kalah bego sama Gembul. Walau begitu, mereka hebat di luar kelas.
Di mata gue, mereka jadi terlihat seperti kucing lugu ketika di kelas, namun berubah jadi macan bringas ketika di luar kelas. Sejak saat itu gue sadar, bahwa sebenanrnya murid itu enggak ada yang bego, tapi mereka punya keahlian di bidang lain. Mungkin itu bukan di bidang akademik, tapi non akademik. Seperti eskul paskibra ini.
Gue juga mikir, anak IPS yang terkenal ancur lebur ketika di kelas, mungkin juga enggak jauh beda dengan Gemblung dan Udung: mereka punya kemampuan lain, dan itu non-akademik.
Gembul dan Udung, kalian jagoan!
*Kecum mesra di kening*


 

9 comments:

  1. kemampuan setiap anak memang berbeda-beda, judulnya lucu, kucing di dalam, macan di luar, di kelas seperti kucing, diluar seperti macan, hehe.. Apakah menjadi guru menyenangkan? Setelah membaca pengalaman diatas, saya jadi ingin menjadi seorang guru, sepertinya menjadi guru itu menyenangkan, meskipun prodi saya... yah gitu deh ^^, tapi memang saya di kelas itu anak yang pendiam, semoga bisa menjadi guru yang baik dan bisa memotivasi anak didiknya, ditunggu follbacknya :)

    ReplyDelete
  2. waah gue jadi terharu liat gembul dikecup mesra sama lu. lu jadi bensyiong sejak kapan??

    iya dong, mana ada orang yang bodoh. setiap orang punya keahlliannya masing-masing. gue setuju itu.

    buat elo, sebagai pendidik. gue doain lu jadi guru yang sukses. didik anak muda indonesia ya. jangan kebanyakan nyium-nyium murid. kasian muridnya

    ReplyDelete
  3. si gembul gembul nama yang kocak
    haha
    saya hanya bjsa mendoakan semoga km menjadi seorang guru yang baik dan sukses ya
    semangat

    ReplyDelete
  4. Bener banget statemen-nya. Murid nggak ada yang bodo, murid bodo karena itu bukan bidangnya. Gue juga sering di cap bodo sama guru gue, tapi yang bisa gue lakuin cuman diem trus buktiin dengan tindakan...

    ReplyDelete
  5. Wah ngakak nih denger ceritanya, itu gembul cerita maling kundang lama amet ya sampai magirib,untuk gak sampe malam takbiran. :D
    gue rasa gembul bukannya gak bisa menghafal cerita maling kundang, mungkin dia grogi untuk bercerita di depan kelas dengan menggunakan bahasa asing, dan itu mungkin yang menyebabkan dia buyar, dan lupa segalanya.

    gembul keren juga ya, ketika di paskibra keliatan gantle dan gagah. ya gue setuju sama pendapat lo, di dunia ini tidak ada orang bodoh atau tolol, semua orang di dunia ini itu pintar dan mempunyai bakat dan kelebihannya di bidang masing-masing.

    eh itu lo foto di SMA 6 cirebon ya ?

    ReplyDelete
  6. Judulnya bikin penasaran "kucing di dalam, macan di luar." Kirain ini postingan tentang Animal planet atau National Geographic gitu :D

    Setuju banget sama pendapat kakak yang satu ini. Murid itu nggak ada yang bego, cuma setiap orang punya bidangnya masing-masing. Karena sukses nggak mesti lewat akademik. Banyak cara lain menuju sukses, contohnya : jujur ke diri sendiri. Kalo kita suka sesuatu, ya geluti dengan serius :D

    Emm.. sebagai anak IPA, gue seneng citra anak IPA diangkat baik disini. Tapi, gue adalah anak IPA kelakuan IPS. Kalo kata guru gue, sih gitu. Gue anak IPA, tapi kurang suka ngitung wkwk :D

    ReplyDelete
  7. Pak Guru, kalau pas Paskibraka ada perintah MOVE ON GRAK, saya juga mau ikut dong Pak...soalnya saya juga butuh latihan gerak jalan gitu..semacam latihan menggerakkan hati untuk berjalan maju meninggalkan masa lalu...ada nggak Pak?? hahaha


    Asik yah, ngajar di sekolah..Taun depan saya juga harus bisa ngajar di sekolah..biar makin banyak hal yang bisa diceritakan. Yes, right?? What do you think? Is it a good idea to work in a school??

    ReplyDelete
  8. Ah, kayaknya Gembul sama Udung bakal nangsi terharu kalau ngebaca postingan bapak ini :P

    Nah, itu bener, Pak. Kecerdasan itu bukan hanya di akamedik, orang kelihatan bego di kelas, bisa aja di luar kelas dia beringas, beringas meraih prestasi tentunya, bukan beringas yang bikin ditangkap polisi :P. Dan anak IPS sebenarnya gak seburuk yang orang sangka, mungkin bisa aja mereka ancur di kelas, tapi, prestasi mereka di luar gak kalah hebat sama anak IPA. Itu sih yang aku liat sebagai anak IPA :)

    ReplyDelete
  9. Wah Bang Oga udah jadi guru ya? Selamat selamat. Semoga anak-anaknya nggak takut liat kamu ya *eh haha.
    Nggak kebayang kalo beneran ada perintah move on. Kayaknya banyak yang gagal ngejalanin itu deh ya :D

    Bener sih Bang. Sempet bingung juga judul ini maksudnya apaan. Tapi baru paham artinya. Emang iya, setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Orang yang pinter banget di kelas pun belum tentu loh organisasinya bagus. Yang bego di kelas juga belum tentu nggak punya kehebatan lain. Ya begitulah tiap orang dibekelin kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Postingan yang inspiratif ya Bang.

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter