Tuesday 19 May 2015

Alasan-Alasan Orang Putus

Share it Please
Udin lagi patah hati. Cinta yang selama ini dibangun bersama Susi harus kandas di tengah jalan. Ini bukan hal yang Udin inginkan. Padahal Udin maunya kandas di pinggir jalan, supaya tidak ketabrak mobil. Tapi apa boleh buat, kini Udin hatinya sudah pendarahan hebat. Tidak beda jauh dengan Susi yang juga remuk redam tak berbentuk hatinya.

Keduanya memutuskan mengakhiri hubungan percintaan karna suatu alasan, yakni, Susi mau fokus dulu berbisnis batu akik. Dia ingin berkelana ke antartika, menyelami dalamnya samudra untuk mencari  batu akik langka. Kepergiannya mungkin akan menghabiskan waktu seumur hidup. Kenapa seumur hidup? Karna tidak ada yang tahu Susi akan pulang selamat membawa batu akik langka itu dan menjadi milyader setelah menjualnya, atau akan mati dimakan paus penghuni laut antartika.

Udin berat menerima ini semua. Semua kenangan yang dia miliki bersama Susi harus dikubur dalam-dalam. Udin pun harus melepaskan Susi.

Diatas adalah cerita dramatis yang sering dialami umat manusia. Dimana mereka harus merasakan kandasnya kisah cinta karna suatu hal. Banyak hal yang menjadi alasan sebuah hubungan harus berakhir. Kadang, alasan itu dibuat di saat memang enggak ada pilihan lain, atau kadang alasan itu terjadi karna keegoisan salah satu pihak.

Well, gue mencoba mengumpulkan alasan-alasan kenapa orang bisa putus cinta. Dari sekian banyak alasan yang ada, gue membaginya kedalam empat bagian. Biar lebih jelasnya, langsung lo baca aja penjabaran berikut:


Mau Fokus Dulu
Seperti kasus diatas, ini adalah alasan yang paling klasik dalam berakhirnya hubungan berpacaran. Gue harus akui, kadang, yang namanya pacaran itu bikin ribet sendiri. Pacaran bisa mengubah pola hidup kita sehari-hari.

Contohnya yang biasanya kita sering kumpul sama temen, tapi karna sudah pacaran, jadi meninggalkan temen untuk nemenin pacar jalan.  

Pacaran juga bisa membuat kita jauh dari hobby. Yang biasanya tiap malem minggu nonton bola bareng temen, tapi semenjak pacaran, malah jalan nemenin pacar.

 Pacaran juga kadang suka mengganggu goal kita. Seperti siswa SMA yang fokus UN nya terpecah karna punya pacar yang terus-terusan minta diperhatiin setiap waktu. Akhirnya karna dia ingin fokkus UN, dia putus sama pacarnya.

Merasa Lelah
Endang dan Yono sudah lama berpacaran. Keduanya pacaran semenjak SMP. Kronologisnya bermula saat Endang bertemu dengan Yono tanpa sengaja di WC sekolah. Mereka enggak sengaja tabrakan. Yono enggak sengaja menjatuhkan cilok yang barusan Endang beli dari kantin.

“Eh sorry, sorry. Duh, enggak sengaja... Sini gue bantuin,” Yono merunduk, mencoba mengambil cilok yang berceceran di lantai.

“Udah, udah... enggak usah!” Endang mencoba merunduk, mengambil sendiri ciloknya yang berserakan di lantai.

Tanpa sengaja, tangan keduanya bersentuhan. Yono bukannya memungut cilok, tapi malah menggenggam pergelangan tangan Endang. Endang spontan terkejut. Dia merasa terpaku, bingung apa yang musti dilakukan. Endang hanya diam, sampai akhirnya Endang basah. Endang pipis di celana karna enggak kuat nahan pengen pipis.

Semenjak itu keduanya jadi dekat, dan akhrinya pacaran.

Semuanya berasa indah di awal. Kekurangan yang dimiliki keduanya seakan bukan jadi penghalang kegiatan percintaan mereka. Endang memaklumi kelakuan Yono yang suka posesif. Yono sering ngambek saat mengetahui Endang jajan cilok. Yono enggak suka karna Endang deket-deket sama mamang cilok.

“Kamu kenapa sih deket-deket sama mamang cilok?” gerutu Yono saat mereka duduk berdua sepulang sekolah di bawah pohon belimbing.

“Lho, aku biasa ajah kok,” balas Endang keheranan.

“Aku tuh enggak suka ya kamu jajan cilok kayak gitu. Mamang ciloknya sok-sok perhatian dengan ngambilin kamu cilok. Terus ngebumbuin ciloknya buat kamu. Abis itu, ngebungkisin ciloknya untuk kamu. Terus, kamu sok-sok kasih uang ke dia sambil bilang makasih segala!”

“Lho, kan dimana-mana mamang cilok emang begitu...”

“Udah, aku enggak mau denger alesan kamu lagi!”

“Yaudah, maaf ya sayang.”

Keesokan harinya, Endang makan cilok langsung dari pancinya.

Lama-kelamaan Endang lelah dengan sifat over posesifnya Yono. Dan Akhirnya Endang minta putus.

Punya Selingkuhan
Banyak pasangan harmonis di luar sana yang hubungannya berakhir karna salah satu pihak selingkuh, atau malah kedua belah pihaknya yang selingkuh. Menurut gue sayang banget sebuah hal yang awalnya dibangun dengan kepercayaan, tapi diakhiri dengan penghianatan.

Awal mula, sepasang manusia yang sedang dimabuk asmara ini saling percaya. Mereka percaya saling memilih untuk menjadi partner. Percaya bahwa saling sayang, percaya saling menjaga, percaya saling membahagiakan. Namun, dengan alasan sepele mereka selingkuh. Kenapa sepele? Ya apalagi kalo bukan sepele alasan seperti “bosan.”

Ada kalanya sebuah hubungan yang dijalani terus menerus, seistimewa apapun akan membosankan pada akhirnya. Tapi, kalo hal seperti itu bisa membuat lo selingkuh, berarti lo bukan sayang sama pacar lo, tapi cuma sekedar suka. Atau bahasa ekstremnya hanya sekedar nafsu. Kalo suatu saat lo sudah enggak suka/enggak nafsu, ya lo tinggalin deh.

Ini salah satu alasan putus yang sering di alami pasangan. Dan ini cara putus yang paling enggak berperikemanusiaan.


Ingin Menjadi Pribadi yang Syariah
Temen gue, Indun, memiliki kisah cinta yang romantis banget. Dia memiliki pasangan yang peduli banget sama Indun. Begitu juga dengan Indun, selalu perhatian sama pacarnya. Di mata gue mereka pasangan yang amat serasi. Bukan cuma sifat mereka yang saling mengasihi dan menyayangi, penampilan mereka juga asik dilihat.

Indun terlihat begitu Anggun. Wajahnya cantik, manis. Matanya sayu membuat Indun terlihat lugu menggemaskan. Selain itu, warna suaranya begitu syahdu di telinga. Lembuuutt banget. Gue selalu terpaku tiap mendengar suaranya yang khas. Tinggi badan Indun semapai. Kalo gue berdiri berhadapan dengan Indun, keningnya berada tepat sejajar dengan mata gue.

Di sisi lain, pacarnya Indun, Hery, juga tampan menggoda. Wajahnya tersusun sistematis. Ukuran pipi dan lobang hidungnya wajar, tidak seperti gue yang berlebihan gembul dan lebar. Susunan rambutnya pas. Porsi rambut yang ada di kepalanya merata. Tidak seperti gue yang memiliki rambut lebat di bagian tengah sampai belakang kepala, namun abrasi rambut di bagian depan kepala sehingga bagian depan kepala gue terlihat botak seperti om-om umur empat puluh tahun. Kalo diibaratkan, Hery seperti vokalis Noah Band. Sedangkan gue, seperti Bondan Winarno telat puber.

Yang membuat mereka lebih terlihat romantis adalah saat Indun mengupload foto nama mereka berdua yang terukir di pasir. Saat itu gue baru pulang kampus. Dalam keadaan letih tak berdaya, gue membaringkan tubuh ke kasur.

Gue rogoh hape di saku celana, lalu gue buka facebook untuk update status berbunyi, “Aduch, capek bingit berbie baru pulang kampuz.”  

Namun, sesaat gue hendak mengetik status gaul itu, gue melihat Indun baru saja mengupoad foto via mobile. Gue perhatikan dengan seksama. Di gambar itu tidak ada gambar Indun. Yang nampak dalam foto itu hanya pasir pantai cokelat dengan garis-garis yang gue enggak tahu apa. Gue perbesar gambar tersebut.

Maklum, dalam keadaan capek, gue tidak bisa melihat dengan jelas.

Pernah kejadian, suatu hari gue pulang kampus. Gue masuk ke halaman rumah dengan sempoyongan karna capeknya. Gue llihat dari jauh nyokap gue lagi berdiri di depan pintu, memandang nanar ke arah gue. Beliau menggunakan daster yang enggak biasa beliau kenakan. Agak sedikit lusuh. Gue hampiri ajah nyokap, terus gue salim, mencium tangan beliau sambil bilang, “Samlikum!!”

Nyokap kelihatan aneh. Beliau agak kelihatan canggung pas gue salamin tadi. Karna gue udah capek sampe sempoyongan, gue enggak ambil pusing. Gue langsung masuk rumah.

Pas gue mau masuk kamer untuk ganti baju, gue melihat nyokap lagi di dapur. Loh? Kalo itu nyokap, terus yang tadi gue salamin siapa?

“Bu, kok udah di dapur aja? Bukannya tadi di depan pintu?” tanya gue heran.

“Dari tadi ibu di sini, ah. Ini ibu lagi nyiapin makan siang buat Bi Asih di depan pintu. Dia habis beres-beres kebun. Kasihan, laper kali!” jawab nyokap santai sambil masukin nasi, telor dadar, dan sayur capcai ke rantang.

Buset, berbarti yang tadi gue salamin Bi Asih, tetangga yang suka bantu-bantu di rumah, bukan nyokap. Pantes aja dari pakaiannya aneh, dan sikapnya agak kikuk pas gue salamin. Itu semua karna gue kecapean.

Balik lagi ke foto Indun.

Setelah gue perbesar, ternyata garis-garis itu merupakan tulisan yang diukir di pasir. Gue baca dengan seksama apa isi tulisannya. Awalnya gue mengira itu adalah isi Pembukaan UUD 1945, tapi ternyata bukan.

Gue melihat tulisan, “Indun Love Hery. Forever Love!”

Gue ngejerit dalem hati, “So sweeeetttt!”

Lalu gue banting hape dan enggak jadi update status. Gue membenamkan kepala ke bantal. Mata gue menerawang langit-langit kamar yang putih namun kecoklatan karna kotor lama tidak dibersihkan.

Gue sih boro-boro bisa begitu. Pacar gue waktu itu, yang sekarang udah jadi mantan, gue ajak memasang “In relationship” di facebook aja enggak mau, apalagi ngukir-ngukir nama berdua di pasir kek gitu. Huft banget!

Anyway, setelah sekian waktu berlalu. Indun putus sama Hery. Gue tidak tahu apa penyebabnya, tapi yang pasti, Indun berubah 180 derajat. Yang biasanya Indun tampil memukau dengan rambut dicet pirang tergurai liar kemana-mana, sekarang rambutnya rapih di tutupi jilbab.
Jilbab yang Indun kenakan juga enggak asal-asalan. Jilbabnya panjang banget sampe melebihi puser Indun. Gue memprediksi, ukuran bahan itu jilbab bisa menyaingi lebar ukuran baliho iklan rokok.

Indun yang kesehariannya suka mengenakan lejing ketat sampai memperlihatan lekuk kakinya yang jenjang, kini berubah jadi mengenakan rok lebar yang sama sekali enggak menampakan lekukan kakinya. Roknya terurai panjang sampai menutupi mata kakinya. Anggun banget!

Sifat Indun yang biasa dekat dan asik ngobrol sama lelaki, sekarang berubah drastis. Indun jadi suka jaga jarak sama cowok-cowok. Sifatnya berubah jadi lebih kalem. Indun jadi kelihatan manis banget dengan sifatnya itu.

Indun yang sekarang enggak sama dengan Indun yang dulu. Semenjak putus, Indun jadi pribadi yang syariah. Belakangan gue memprediksi Indun sengaja mutusin Hery dan merubah diri menjadi pribadi yang syariah. Belakangan gue juga tahu, ternyata Indun suka ngoleksi vidio ceramah Ust. Felix Xiau. Dia juga mengoleksi buku-buku karangan Ust. Felix Xiau, termasuk buku yang berjudul “Udah Putusin Aja.”

Gue sih berpositif thinking ajah. Indun pasti menjadi pribadi seperti ini karna termotivasi dengan ceramah Ust. Felix. Gue yakin Indun hanya menjadikan beliau guru dalam perjalanan religinya. Indun pasti bukan Fans Ust. Felix Garis Keras.

Melihat pengalaman Indun, gue jadi tahu, ternyata kita juga bisa putus demi menjadi pribadi yang syariah. Indun enggak salah. Indun melepaskan Hery, untuk mendapatkan cinta dari Tuhan yang sifatnya hakiki. Iyah, Indun sengaja menjomblokan diri, namun dia yakin, walau statusnya jomblo, Indun enggak merasa hatinya juga jomblo.

Setelah Indun, gue menemukan lagi Indun-indun yang lain. Makin kesini, gue menemukan makin banyak orang-orang yang menjomblokan diri demi memperbaikin diri menjadi pribadi yang syariah.

Gue awalnya mikir, semakin gue bertambah tua, semakin sulit gue mendapatkan pasangan. Secara, temen-temen cewek gue udah pada punya pasangannya masing-masing dari masih semenjak SMA, bahkan SMP. Hubungan mereka awet sampe kuliah di semester akhir ini. Kalo gue cari pacar di semester akhir ini pasti enggak kebagian. Tapi ternyata gue salah. Ternyata masih banyak cewek-cewek yang sengaja menjomblokan dirinya di luar sanah. Menanti pangeran yang datang menjemput bukan ngajak pacaran, tapi ngajak nikah. Kalo gini sih, gue masih punya kesempatan buat punya pasangan hidup. Selama masih ada cewek-cewek syariah di luar sana, maka kesempatan gue punya bini masih terbuka lebar. Asalkan gue datang menjemput mereka dengan niat menikahi, bukan mempacari.

Nah, itu tadi alasan kenapa orang bisa putus versi gue. Sejauh ini sih, gue enggak tahu gue termasuk ke kategori apa. Tapi yang pasti bukan kategori “Selingkuh.” Jangankan selingkuhin pacar, cewek yang HTS sama gue aja gue prioritaskan, apalagi yang udah berstatus “pacar.” Tapi sayang, justru gue yang malah ditinggalin sama cewek HTS-an gue. Dia balikan sama mantannya, dan membuang gue gitu aja. Sedih hati berbie!


Kalo lo, masuk kategori apa? Share aja opini lo di komentar :-)

12 comments:

  1. Bhahahaha... Sadiiiisss.. Haha

    Eh, iya pow,. Kenapa nggak mau pasang status relationship sama kamu Bang??

    ReplyDelete
  2. Bhahahaha... Sadiiiisss.. Haha

    Eh, iya pow,. Kenapa nggak mau pasang status relationship sama kamu Bang??

    ReplyDelete
  3. Alasan putus yang lain, pengen nikah sama orang lain. Eh itu sih alesan mantan saya.

    ReplyDelete
  4. Mau fokus dulu.

    seminggu kemudian udah deket aja sama cowok lain.

    itu alasan pernah gue rasaian. Mau marah tapi nggak bisa mau diem hati ini sakit. Nggak enak banget lah ptus karena alasan yang kayak gini.

    ReplyDelete
  5. Ah, yang terakhir itu gue setuju banget. Kita emang sebaiknya kagak usah pacaran. Nanti yang ada malah putus dengan alasan-alasan sepele, mau fokus lah, atau mungkin bosan lah, akhirnya selingkuh lah. Mendingan langsung aja dah, kalau udah cinta dan ngerasa cocok, kawinin aja. Kan bisa tuh nanti pacaran habis nikah, apalagi kalau udah nikah bebas dong mau diapain :p

    ReplyDelete
  6. keren juga alasan yang ini ---> ingin menjadi pribadi yang syariah :)
    rada antimainstream yak... hahaha

    kalau lelah sama mau fokus belajar, itu udah terlalu mainstream. apapun itu, kebanyakan orang mau memutuskan sebuah hubungan karena.... sudah merasa tidak senyaman dulu lagi.

    ReplyDelete
  7. Mau Fokus Dulu : Halah, sebenarnya alasan klasik ini udah diciptakan sebagai alibi yang sukses besar. AWalnya bilang gitu, padahal nyatanya besok udah sama cowok lain. Miris bro. miris..

    Terlalu lelah : Ilustrasinya agak kamfret, ya. Endang-endang. Mending sama aku aja, pacalannya. Gue beliin nasi, deh. Gak cilok mulu.-_-

    Punya selingkuhan : Yup. Kadang ini jadi alasan yang bilang "Aku lagi pengen sendiri. Maaf, ya. Kita harus putus." Besoknya gandengan sama pasangan baru. Kan lontong banget itu... -_-

    Ingin jadi pribadi yg syariah : Iya, ni. Masuk juga yang ini. Soalnya, ada yang awalnya suka berantakan sama urusan cinta yg gonta-ganti. Setelah baca buku soal putus, akhirnya dengan tamfan dia memperbaiki diri untuk lebih syariah.

    Ya, semoga dengan banyak alasan yang keluar. Semakin menguatkan para pemilik cinta di luaran sana. :D

    ReplyDelete
  8. Mau fokus dulu itu alesan mainstream banget. Terlalu lelah, emang siapanya yang lelah ? Endang ?. Punya selingkuhan, itu udah banyak. Ingin jadi pribadi yang syariah ini yang anti mainstream. Lha tapi, alasan karena dia terlalu baik kok gak masuk ??

    ReplyDelete
  9. Mau fokus dulu adalah alasan klasik yang akhirnya nanti si orang yang memutuskan hubungan itu beberapa minggu kemudian akan mendapatkan pacar lagi. Sebenarnya maksud dari mau fokus dulu adalah mau fokus dulu sama pacar yang baru. Nyesek.

    Kalo di ilustrasinya lelahnya gara-gara hal sepele. Yaelah dimana-mana amang cilok juga cara jualannya gitu, masa iya suruh makan cilok dari pancinya langsung kayak yang Endah lakuin. Intinya kalo lelah dalam hubungan itu biasanya emang ada salah satu pihak yang sifatnya itu ngeselin dan buat si pasangan enggak nyaman, akhirnya karena si pasangan enggak nyaman dengan sifat enggak enak yang diulang-ulang, akhirnya dia minta putus daripada nggak bisa makan cilok.

    Kalau selingkuh, ini putus yang agak ekstrim emang. Dan pasti akan mengalami percekcokan setelah mereka putus. Pasti ada salah satu pasangan yang mendendam jika salah satu pasangan itu merasa dirugikan. Jadi kalo selingkuh mending ijin dulu, biar enggak kejadian kayak gitu.

    Kalo masalah ingin jadi pribadi yang syariah, aku enggak bisa ngasih komentar deh.

    ReplyDelete
  10. Wah pengalaman di semua alasan itu yak? :)
    Kok pake syariah, aku inget bank syariah deh. Hihi.

    Pilihan hidup itu memang beda. Beda kepala beda caranya. Pacaran itu kan cuma mengikat sementara. Lagian belum tentu yang dipacarin itu juga dinikahin. Soal perasaan pun bisa berubah. Tetapi dalam pernikahan, kamu gak bisa bilang "putus" seenak jidat. Karena ada hukum yang berlaku. Nikah itu akan membuat siapapun untuk bertanggung jawab, bukan cuma terhadap dirinya. Tetapi juga ke keluarga, masyarakat dan agama.

    Makanya segerain nikah, jangan pacaran mulu. :p

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter