Wednesday 20 May 2015

Untuk Kamu Yang Baru Patah Hati

Share it Please


Sudah lama rasanya gue tidak merasakan yang namanya patah hati. Selama setahun lebih hati gue termanjakan dengan kasih sayang pacar. Makan ada yang ngingetin, bangun pagi ada yang nyemangatin, namun boker tidak dicebokin.

Hati gue melambung tinggi, menembus awan halus, lalu terbang bersama pesut akrobatis, dan nyungsep di ladang gandum. Untung hati gue tidak berubah jadi Coco Crunch. Intinya, selama setahun lebih itu, hati gue ada yang merawat. Gue bahagia.

Namun, beberapa waktu lalu hati gue patah. Gue putus dengan pacar. Detik itu, gue merasakan kembali rasanya... patah hati.

Hari-hari yang gue lalui setelah pisah terasa beda. Semua kebiasaan yang gue lalui ketika punya pacar, berubah drastis setelah gue menjomblo. Hari-hari gue jadi sepi. Gue seperti tidak punya sesuatu di luar sana untuk gue prioritaskan selain diri gue sendiri.

Mungkin gue masih mengalami shock. Gue masih mengalami masa dimana kebiasaan-kebiasaan yang gue punya setahun belakangan, harus berganti dengan kebiasaan-kebiaasaan baru sebagai jomblo. Rasanya canggung, dan aneh.

Mungkin, lo yang sehari-hari pake celana dalem di dalem, kemudian suatu hari menggunakan celana dalem di luar, pasti mengalami hal yang sama. Kira-kira, seperti itu lah rasa anehnya.


Gue jadi mengingat kembali kapan gue pernah patah hati sebelum ini. Pikiran gue melayang ke masa-masa dimana hati gue patah. Gue menemukan potongan memory itu. Seorang perempuan baik hati, dengan wajah yang enak dilihat, sifatnya yang halus, berhasil membuat gue jatuh cinta. Kami menjalaninya tanpa hubungan, namun saling sayang. Sampai akhirnya kami pisah karna dia balikan sama mantannya. Belakangan gue tahu, emang sifatnya yang baik ke semua orang. Ternyata gue kegeeran.

Saat itu hati gue patah.

Mundur lagi ke belakang. Gue jatuh cinta diam-diam dengan seorang teman. Gue sengaja tidak bermaksud memacarinya. Hanya saja, gue berusaha selalu bisa dekat dengan dia. Bisa berkomunikasi dengan dia. Sampai suatu saat temen gue yang lain naksir dia. Hati gue pun patah.

Mundur lagi di awal kuliah. Gue naksir dengan teman sekelas di kampus. Orangnya smart banget. Walaupun gue tahu, gue masih suka telmi kalo ngobrol sama dia, gue bermaksud deketin dia. Namun belum sempat nyatain cinta, dia sudah pergi duluan. Pindah kuliah. Saat itu, hati gue patah lagi.

Gue merasa cukup untuk mengingat kronologis kejadian-kejadian patah hati yang dulu. Gue pejamkan mata, mengingat kembali bagaimana cara gue bangkit dahulu saat patah hati.

Satu hal yang gue tahu, gue punya alasan untuk naksir seseorang. Dan pastinya gue juga harus punya alasan untuk... melupakan rasa gue saat gue patah hati.

Gue berikan waktu untuk hati gue merintih. Menjerit menyesal. Mengingat memory manis yang tercipta dahulu. Setelah gue rasa cukup, gue angkat wajah. Gue lupakan semuanya. Menatap jalan yang baru. Karna, gue punya alasan untuk melupakan rasa gue.

Yaitu, alasan untuk mempersiapkan diri untuk orang yang sudah ditakdirkan bersama gue sampai tua kelak.

Untuk kamu yang baru patah hati. Beri kesempatan pada hatimu bersedih. Beri waktu yang cukup agar hatimu mengeluarkan penyesalannya. Setelah itu, bangunlah. Buang kesedihan itu, dan ganti dengan alasan untuk melupakan.

Untuk kamu yang baru patah hati, tersenyumlah.



14 comments:

  1. Agak mirip-mirip puisinya Radit, ya. Hehehe
    Patah hati ga usah lama-lama. Yang penting hubungan yang udah pernah dijalanin dijadikan bahan pelajaran biar bisa ngejalanin hubungan yg lebih baik lagi :D

    ReplyDelete
  2. Patah Hati lebih sakit dari sakit gigi, katanya. :D

    Tersenyumlah untuk hati yang baru lagi. Mungkin jodoh mu bukan mereka. Tetapi seseorang yang lain di luar sana. Tersenyumlah patah hati itu bukan kiamat. :)

    ReplyDelete
  3. Duh kalau ngomongi sakit haru rasanya itu makanan w selama wkt w smp.
    pokoknya rasanya ga bsa di bayangkan bgt deh

    ReplyDelete
  4. Patah hati....cuma dua kali ngerasainnya.
    nggak perlu lama-lama ngerasain hal itu, bikin pusing dan capek. saya lumayan cepet kalau move on, karena ada anime yang masih belum aku tonton jadi itulah tempat pelariannya.

    ReplyDelete
  5. Duh. Baru main kesini dan ketemu postingan beginian. Patah hati, lecet kecil yang ninggalin perih berkepanjangan. Hehe. Namanya juga hidup, ga selamanya disenengin. :)

    ReplyDelete
  6. Waduh, mulai dari kisah cinta di landang gandum. Hahaha, pecah bg. Pecah gelas gue kebantin. :D

    Untuk bg Nurul. Eh, bg Yoga maksud gue. Tetaplah berusah menjaga hatimu layaknya menjaga kebenaran bahwa dunia masih akan terus memperhatikan kita. Mulai dari apa yang kita lakukan sekarang dan nanti. Maksudnya, masih banyak wanita di luar sana yang bakalan jatuh cinta sama bg Nurul. Viss. :D

    Andai patah hati ada obat yg dijual di apotik. Mungkin. Mungkin gue borong Apotiknya. Sekalian mbak-mbaknya.

    Untuk jomblo yg patah hati. Sadarlah, masih banyak cewek lain di luar sana.

    ReplyDelete
  7. Satu tahun, bukan hubungan yang sebentar. Sudah pasti menciptakan banyak kenangan yang sulit dilupakan. Dan kebiasaan-kebiasaan yang kini sudah menghilang.

    Patah hati emang bikin nggak enak, apalagi kalau buat orang yang sulit buat melupakan. Butuh waktu untu menyendiri dan siap bangkit lagi untu mencari penyembuh hati.

    ReplyDelete
  8. Kamu nyibukin diri biar ga terlalu tenggelam dalam rasa sakit hati. Perbanyak teman ...jadi noNgkrongnya rame2 sama teman wkwkwkwkk
    Ntar ada masanya kok, patah hati itu terobati :D

    ReplyDelete
  9. Wah keren kata-katanya... kesedihan yang berlarut larut emang tidak ada gunanya...

    ReplyDelete
  10. wih, titisannya bang dika nih.
    gue juga pernah ngedeketin cewek smart, dan kampretnya.... cewek itu tingkat kepekaannya sanga tinggi. mungkin karena terlalu smart. hmm, banyak orang patah hati nggak mempersilahkan dirinya untuk bersedih. seakan senyum adalah hal yang wajib :")

    gue jadi keinget suara bang dika gara2 baca ini....

    ReplyDelete
  11. Saat kita jatuh cinta beri ruang juga untuk siap patah hati Ga. Jadi wajar aja. Km yg sabar siapa tau tar dpt jodoh yg lbh baik. Tidak ada yg tak mungkin kan?
    Tapi klo baca kronologis kisahmu sih ya kasian jg hehehe

    ReplyDelete
  12. Hmm... pantesan ternyata Bang Oga baru putus ya. Patah hati, itu kata yang paling aku hindari banget. Aku pun udah sering banget ngalamin patah hati. Bahkan sampe puing-puing. Tapi ya kita harus percaya kalo saat ada hilang, pasti ada yang datang. Ah, ini kenapa aku mendadak bikin quotes bagus di kolom komentar? Aku copy ah buat bikin cerpen nanti :D

    Intinya jangan pernah khawatir Bang. Nikmatin aja tiap prosesnya karena hidup itu siklus. Sip deh.

    ReplyDelete
  13. Yap, karena hal yg paling susah dari putus cinta bukanlah kepergiannya. Tapi bagaimana beradaptasi dari kebiasaan-kebiasaan yg sering dilakukan bersama-bersama menjadi harus dilakukan sendirian. Atau bahkan tidak lagi bisa dilakukan.

    Dan aku banyak setujunya, bahwa untuk mereka yg patah hati, nikmati dulu, beri waktu hatimu merasakan semuanya, lantas bangkit! Lupakan! Dan tersenyum!

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter