Tuesday 19 September 2017

Home Sweet Home

Share it Please



Setelah satu tahun terdampar di negeri antah berantah, akhirnya gue kembali pulang ke rumah. Gue kembali menghirup udara pekarangan kota. Kembali bobo di atas kasur kesayangan. Kembali pup di jamban rumah yang paling nyaman. Rasanya bahagiaa banget.

Jadi gini, gue baru saja melakasanakn tugas sebagai guru yang diutus mengajar di tempat terpencil di Indonesia. Gue bertguas di pedalaman Pulau Nias, Provinsi Sumatra Utara. Di sana keadaannya sangat terpencil. Akses susah, jalan hancur, listrik belum ada, Indomaret hanya mitos.

Gue cukup syok harus tinggal di tempat itu selama setahun. Bayangin aja gue terbiasa tinggal di tempat yang cukup maju. Fasilitas lengkap. Jalanan mulus kayak pipi Isyana. Listrik selalu ada, Indomaret bertebaran di mana-mana, bahkan banyaknya ngelebihin banyak warung tradisional di tempat gue. Gegara Indomaret dimana-mana, sampe beli masako doang gue pergi ke Indomaret. Namun gue harus meninggalkan fasilitas serba lengkap itu dan tinggal di tempat yang terpencil.


Gue ngebayangin seandainya di Pulau Nias ada Indomaret, mungkin bakal jadi objek wisata buat warga di sini. Jadi ada mbak-mbak jualan karcis gitu. Tulisannya “karcis masuk wisata Indomaret.” Waga berbondong-bondong dari berbagai kampung melewati jalan hancur lebur untuk berwisata ke Indomaret. Sekedar menikmati AC-nya yang dingin, dan cahaya neon terang benderang yang enggak mereka temui di kampung sehingga mereka sangka selama ini hanya dongeng nenek moyang. Sesampainya di Indomaret, eh warga kehabisan karcis. Akhirnya mereka harus beli ke calo tiket dengan harga yang fantastis. Begitu pulang dari Indomaret, warga pada cerita ke tetangga-tetangga. Mereka pamer habis berwisata ke Indomaret.

Gue bingung aja gituh. Secara ini tahun 2017 tapi ternyata masih ada daerah di Indonesia yang jauh tertinggal pembangunannya. Sungguh timpang banget dengan kota lainnya di Indonesia. Gue melihat ini secara langsung dengan mata kepala sendiri bagaimana tertinggalnya pembangunan daerah di Pulau Nias. Tertinggalnya daerah ini juga berdampak pada tertinggalnya mental, pengetahuan, dan perilaku warga di sini. Mereka tertutup informasi. Mereka enggak tahu dimana Jakarta, enggak tahu Full Day School sudah diterapkan,  bahkan mereka enggak tahu Raisa udah menikah.

Gue berharap beberapa tahun kedepan, kemajuan daerah di seluruh Indonesia sudah mendekati merata. Terutama dari segi pendidikan yang harus segera merata.  Ibarat kata di saat murid di kota sudah belajar onilne lewat e-mail, whatsap, atau blog, di Pulau Nias masih aja mengukir catatan pelajaran di batu dan tulang hewan.

Mungkin saat ini gue harus lupakan dulu sejenak Pulau Nias. Gue mau menikmati dulu suasana rumah. Suasana kota yang segala ada. Menjalani waktu selama satu tahun di daerah terpencil membuat gue sadar bahwa rumah gue selama ini adalah yang terbaik. Gue bersyukur bisa tinggal di tempat ini, Kuningan, Jawa Barat. Ini lah rumah yang menjadi tempat gue kembali. My home sweet home.


13 comments:

  1. Tidak ada tempat senyaman rumah emang bro hehe, salut bener dah sama para guru yang udah mendedikasikan diri buat ngajar di tempat sepelosok itu,eh btw kamu bakal balik lgi kesana kan, bro?hmm..ya udah dah dipuas puasin di rumahnya hehe

    ReplyDelete
  2. Njir wisata di Indomaret ngakak gw. Btw udah lama banget nih ga ke sini, ini sejak kapan nama blognya jadi Lika-liku Guru Unyu ya, dulu kayaknya bukan itu ya domainnya? Tapi apapun itu, apapun nama blognya, yang penting rajin diisi *NoteToSelf*
    Gue ga kebayang deh gimana bisa bertahan hidup di lokasi yang seterpencil itu, gue kalau logo 4G di hape ganti ke H+ aja udah panik setengah mati.

    Btw lo ke sana dalam rangka apa sih, gue beneran ga tau haha. SM3T? Indonesia Mengajar? Gerakan Pedesaan Gugat Raisa Hamish? Kalau yang terakhir gue mau ikut berpartisipasi, Yog.

    Iya bener sih, sedih banget udah mau masuk penguhujung 2017 tapi masih ada daerah di Indonesia yang masih kayak gini. Sekolah lo di sana gimana? Gurunya gimana? Anak-anaknya gimana? Ceritain dong di postingan berikutnya, lengkap sama foto-foto! (ini ceritanya nodong)

    ReplyDelete
  3. Pulau Nias? Se-terpencil itu kah sampai diibaratkan "indomaret" yang menjamur di kota-kota besar bs dijadikan sebagai tempat wisata paling menarik bagi masyarakat pulau nias. Sepertinya saya bisa membayang kondisi di pulau itu yang kurang lebih samalah dengan kampung-kampung yang ada di kepulauan yapen, tempat lahir beta, yang memang juga sering didatangi relawan mengajar (IM) atau mereka yg ikut SM3T

    Wah, jadi makin banyak pengalamannya dan mesti makin banyak juga bersyukurnya juga karena udah merasakan kehidupan yang serba berkurangan. Sy juga berharap, kedepannya pembangunan termasuk dlm hal pendidikan di Indonesia semakin merata sehingga fdk ada ada lagi daerah yg terisolir atau jauh dari jangkauan seperti yg ada di pulau Nias , kampung-kampung yang ada di kepulauan Yapen dn daerah2 lainnya yg masih tertinggal.

    N i agree, kemanapun kita pergi, rumah adalh tempat ternyaman u/ pulang.

    ReplyDelete
  4. Hahaha lega banget ya yog bisa pulang. Tapi enak dapet pengalamannya, gue juga pengen nih... nikah sama anak kades desa terpencil. #lah

    Tugas lu selanjutnya harus banyak cerita pengalaman-pengalaman disana, biar banyak yang tahu keadaan disana tanpa indomaret. Toko sejuta umat. Haha.

    ReplyDelete
  5. Pak guru unyu selalu moemotivasi,
    aku sampe googling keadaan tempat terpencil di nias,
    mungkin akan lebih dramatisir kalo pak guru nempelin beberaoa foto keadaan tempat tinggal pak Guru di Nias dulu. Pasti seru banget dah !
    Nanti banyak yang terharu sampe nangis darah

    ReplyDelete
  6. Coba ada fotonya mas, maksudnya foto suasana Nias. Aku pernah kenalan sama orang Nias. Dan aku memang belum tahu banget suasana disana seperti itu, baca ini jadi tahu.

    Sejauh apapun pergi tetap akan kembali, rumah misalnya. Dan aku ini bacanya serasa ngerasain lika likunya. Jangankan di Nias, terkadang kalau aku habis pulang atau mudik lah, rasanya rumah itu tempat paling nyaman...he

    Semoga sehat selalu, Mas, biar terus berbagi dan menginspirasi, gak cuma di blog, tapi di berbagai pelosok negeri..

    ReplyDelete
  7. Hahaha aku ngakak pas bagian baca indomaret hanyalah mitos. Ya ampun nurul eh yoga...
    Tapi sampai segitunya ya Nias sampai tertinggal jauh gt hiks sedih banget rasanya
    Padahal aku di sini hidup enak. Harus banyak2 bersyukur

    ReplyDelete
  8. Indomaret indomaret, kok aku tersinggung ya soal ini? Daerahku soalnya juga belum ada indomaret btw. Tapi sinyal udah 4G kok, hehe. Soal Nias aku udah pernah beberapa kali baca ceritamu tentang perjuangan hidup di sana, kasian banget kayaknya ya dikau selama di sana. Oh iya, kok jadi domainnya jadi likalikuguruunyu? Kapan ganti xD

    ReplyDelete
  9. Aku pulaaaaang!! mungkin itu kata-kata pertama yang kamu ucapkan ketika sampai di depan gapura gang rumahmu ya mas, aku juga pernah merasakan hal seperti itu tapi bedanya aku pergi untuk kerja ketika masuk di perbatasan desa tempat tinggalku aku udah teriak teriak akuuuu pulaaaaang!!haha

    Ya soal Pulau Nias yang ketinggalan pembangunan sepertinya harus segera ditangani deh, masak indomareet aja gaka ada, di desaku aja udah ada kok mas meskipun gak bertebaran, semoga perjuanganmu bisa mencerdaskan anak-anak disana ya pak Guru.

    ReplyDelete
  10. that's why pak jokowi ingin melakukan pembangunan dari ujung alias dari desa2 dan daerah2 terpencil, agar terjadi pemerataan. semoga betah pak, pengabdian memang butuh keringat dan perjuangan,diniatkan dengan ikhlas

    ReplyDelete
  11. bener banget dah rumah emang tempat paling nyaman di dunia ini, gimana engga nyaman kita udah di sana semenjak brojol ampe segene gini ...

    hmm soal pulai nias mari kita bantu pemerintah dengan doa dan taat bayar pajak, kenapa ? yaa supaya pembagunan di negeri ini bisa merata

    ReplyDelete
  12. Kasian juga sih, untuk desa2 terpencil seperti itu. Akses di Indonesia memang tidak merata. Ada yg maju sekali, ada yg berkembang saja tidak. Perlu evakuasi lebih lanjut untuk ini~

    ReplyDelete
  13. Lo ikut SM3T ya bro? Atau program lain? Mantap lah, punya banyak pengalaman dari nias. Hehe
    Ya begitulah bro, realitanya indonesia yang kita cintai ini. Terlalu banyak jarak antara kota dan desa, indonesia terlalu luas. hehe

    btw, Gue mau coba antri karcis Indomaret bisa gak ya? wkwkw

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter