Thursday 9 November 2017

Ketika Cewek jadi Wasit Bola

Share it Please


Kemarin gue lihat berita olahraga di TV, dan salah satu segmennya membahas profil seorang wasit sepakbola wanita asal German. Namanya Bibiana Steinhaus. Gue langsung kebayang gitu, seorang cewek dengan segala keribetannya, harus memimpin pertandingan sepakbola. Menurut gue ini enggak gampang, Cuy. Dan pikiran gue mulai berfikir yang macem-macem. Bakalan banyak hal absurd yang terjadi di lapangan seandainya sepakbola dipimpin oleh seorang wasit perempuan.

Dan berikut keabsurdan yang bakal terjadi kalo wasit perempuan memimpin pertandingan sepakbola:


PKIR AJA SENDIRI!!
Cewek tuh kalo lagi kesel, dia enggak suka ngomong. Lebih sering dipendam. Berharap orang lain sadar sendiri hal apa yang bikin dia kesel. Mangkanya tiap ditanya dalam keadaan kesel, cewek seringnya jawab, “Pikir aja sendiri!”

Gimana kalo hal ini kebawa saat jadi wasit coba?

Misalnya dalam sebuah pertandingan sepakbola antara tim Persatuan Jomblo Ditinggal Nikah, disingkat Perjoni. Lawan Tim Persatuan Korban Tikung Temen Sendiri, disingkat Perkoni.

PRIIITTTT!! Wasit meniup pluit saat melihat pemain Perjoni melakukan pelanggaran. Pemain tersebut bernama Cecep.

Cecep enggak merasa melakukan pelanggaran. Padahal dia cuma adu body sama lawan.

“SIT, KENAPA PELANGGARAN?” kata Cecep bertanya dengan nada keras. Maklum. Tensi pertandingan sedang tinggi. Perjoni dan Perkoni adalah dua Tim sepakbola yang sering bersitegang. Tiap mereka bertanding, penikmat sepakbola mengibaratkannya seperti El Clasico Indonesia.

Melihat kelakuan Cecep yang keras, sang wasit cewek jadi kesel. Karna kesel, dia jawab, “Pikir aja sendiri!”

“Loh, kok gitu? Saya kan enggak langgar dia!” Cecep protes.

“Ih kamu tuh yah. Dingin banget jadi cowok. Kamu tuh sadar enggak sih apa salah kamu? Harusnya kamu ngerti dong. Dasar enggak peka!”

“Ta-tapikan...” Cecep pun gelagapan.

“Udah ah. Aku benci sama kamu!” sang wasit pun pergi ngeloyor sambil menekuk wajah.  

Cecep berusaha mengejar wasit, “Sit, tunggu. Tunggu dulu.” Namun wasit menggerakan tangannya, mengisyaratkan “PERGI KAMUU!!”

Cecep pun berhenti, lalu balik badan dan berlalu.

Sang wasit balik lagi nyamperin Cecep. “Eh, tunggu! Nih, kartu kuning buat kamu.”

“Loh, kenapa?”

“Soalnya kamu udah bikin aku bete!”

KOK KAMU BERUBAH?
Cewek suka ngejudge cowok berubah. Padahal kan cowok cuma manusia biasa. Mereka bukan anggota Power Rangers yang bisa berubah bentuk untuk melawan kejahatan.

Wasit meniup pluit, “PRIIITTTTT!” ia melihat pelanggaran yang dilakukan pemain Perjoni. Lagi-lagi Cecep yang melakukan pelanggaran.

Tanpa bicara lagi, Cecep langsung pergi. Dia tidak mau kena kartu kuning lagi karna kebanyakan bertanya atau protes. Dan yang paling penting, Cecep enggak mau lagi dibilang enggak peka. Kali ini dia sadar betul dia melakukan pelanggaran karna sudah menendang betis lawan. Kini dia sadar akan kesalahannya.

Tiba-tiba wasit memanggil dia, “PRIIITTT... Cecep, sini kamu!”

Cecep menghampiri. “Iyah, tadi saya salah. Saya udah menendang betis lawan. Saya ngerti apa kesalahan saya. Saya mengakui kesalahan saya,” jawab Cecep gamblang. Dengan ini, Cecep berharap enggak dianggap cowok dingin atau enggak peka lagi.

“Nah, bagus kalau kamu tahu itu,” jawab wasit. “Terus?” tanya wasit.

“T-terus?” Cecep kebingungan.

“Iya, terus?” tanya wasit lagi.

“Terus gimana sih, Sit?” Cecep makin kebingungan.

“Kamu tuh yah. Enggak peka banget! Tadi pelanggaran pertama kamu ngejar-ngejar aku. Tapi sekarang malah diem. Kenapa? Kamu enggak mau ngejar aku lagi?”

“...” Cecep bengong.

“Kamu bener enggak mau kejar aku?”

“....” Cecep diem.

“Kamu berubah. Kamu enggak kayak yang aku kenal lima menit lalu!” sang wasit pun ngeloyor pergi.

NGEGOSIP
Yang namanya cewek, ngegosip udah jadi kebiasaan sehari-hari. Ngeliat temen pake tas baru dikit, diomongin. Temen punya gebetan baru dikit, diomongin. Temen masuk katalog Alexis, diomongin. Pokoknya yang namanya cewek pasti seneng ngegosip.

Nah, ini bakalan ribet kalo dibawa ke lapangan saat mimpin sepakbola.

Pertandingan Perjoni VS Perkoni dipimpin wasit utama perempuan. Dan dua hakim garis yang perempuan juga. Mereka saling berkomukiasi pakai earphone.



Di tengah-tengah pertandingan, mereka bertiga malah asik ngegosip lewat earphone.

“Eh, Beb, tahu enggak. Aku kesel banget tadi pas lewat pelatih Perjoni,” kata hakim garis ngomong lewat earphone.

“Ih, kenapa, Bep, kenapa?” jawab wasit utama antusias sambil lari-lari di tengah lapangan, masih ngawas pertandingan.

“Iyah, tadi dia matanya jelalatan gitu ngeliatin badan bahenol aku tau enggak sih?” kata hakim garis.

“Ih, serius, Beb?” Kata hakim garis satunya.

“Dasar mata keranjang!” hardik wasit utama, mulai hilang konsen mimpin pertandingan.

 “Iyah, ih. Bete deh, Beb.”

“Aku juga kesel sama pemain Perjoni nomor 60,” wasit utama mulai kepancing.

“Kesel kenapa, Beb? Cerita dong.”

“Kamu liat enggak tadi waktu temennya selebrasi goal? Masa nomor punggung 60 nyolok-nyolok pantat temennya itu.”

“Ih, geli, Beb. Sayang banget aku enggak lihat.”



Karna keduanya keasikan ngerumpi lewat earphone, tanpa sadar, pemain Perjoni sudah pada bubar dari lapangan karna gol Perjoni enggak disahkan sama wasit. Padahal bola udah masuk gawang dan nyangkut di dalam jaring. Namun wasit enggak lihat karna keasikan ngerumpi, penjaga gawang dengan cepat mengambil bola dan melanjutkan permainan.

SALAH SENDIRI, BETE SENDIRI
Cewek memang unik. Di saat dia berbuat salah, entah mengapa kami sebagai cowok, harusnya bernafsu untuk gebukin dan SMACK DOWN dia pake gaya Stone Cold, tapi kita malah jadi merasa jauh lebih bersalah. Dan ujung-ujungnya kami bertekuk lutut di hadapannya. Mengemis maaf habis-habisan. Padahal cewek yang salah.

Dan ini bakal kampret banget kalo terjadi di lapangan bola.

Para pemain Perjoni emosi berat. Goal yang sudah susah payah dibuat malah enggak disahkan dengan alasan wasit enggak lihat karna  keasikan ngerumpi. Para pemain Perjoni mogok main. Sang wasit merasa bersalah. Ia nangis di tengah lapangan. Air matanya berlinang jatuh ke rerumputan. Ia terlihat begitu lemah. Seluruh pemain Perjoni jadi merasa jauh lebih bersalah. Mereka enggak tega lihat cewek menangis. Akhirnya satu-persatu pemain Perjoni minta maaf ke wasit.

“Maafin kami, Sit. Kami sudah membuat Wasit menangis,” kata Kapten Perjoni, yaitu Cecep.

“Enggak ada yang perlu dimaafin, Cep. Ini semua salah aku. Kalian berhak marah,” jawab wasit sambil ngelap umbel.

“Tapi kami enggak seharusnya bikin Wasit nangis,” ucap Cecep makin merasa bersalah.

“Udah, Cep. Aku enggak papa kok. Aku emang pantes diginiin. Aku emang salah. Aku udah nyakitin kamu. Ngecewain kamu. Aku enggak pantes mimpin pertandingan ini.”

Seluruh pemain Perjoni jadi stress ngadepin nih wasit.

LABIL
Saat belanja baju di Mall, cewek suka nanya ke cowoknya, “Ayang, menurut kamu, aku lebih bagus pakai baju warna BIRU, atau MERAH?” si cowok jawab “Merah.” Tapi si cewek malah protes, “Tapi bagusan yang biru, Ayaaang. Yaudah, aku beli yang warna PUTIH aja deh.”

Enggak lama, si cowok pun terjun bebas dari lantai atas Mall tersebut.

Bakalan kampret kalau kelabilan ini kebawa di pertandingan bola.

“PRIIITTTT,” wasit niup pluit. Sebuah pelanggaran terjadi. Pemain yang dilanggar kesakitan memegangi kakinya.

Wasit pun menghampiri. Dia melihat pelanggaran ini layak diberi kartu. Sebelum memberi kartu, dia berkomunikasi dengan hakim garis, yang juga cewek. Dia melihat pelanggaran lebih jelas. Wasit hendak memastikan bahwa pelanggaran tadi layak diberi kartu.

“Beb, tadi pelanggaran yah?” tanya wasit ke hakim garis.

“Iyah, Beb. Jelas banget di depan aku,” jawab hakim garis.

“Kayaknya harus aku kasih kartu. Menurut kamu, lebih bagus dikasih kartu kuning, atau merah?”

“Kuning deh kayaknya, Beb. Soalnya enggak begitu keras. Yang dilanggarpun cuma kesakitan megangin kaki. Kalo kakinya patah dan tulangnya nongol keluar, baru kasih kartu merah, Beb,” jawab hakim garis.

“Oh, gitu yah,” kata wasit. Dia mengintip saku di dadanya untuk mengambil kartu kuning. “Eh tapi, Beb, kartu merah warnanya lucu bangeeeet. Ihhh liat dehh. Sukaaaa. Aku kasih dia kartu merah aja ah.”

JEDAARRRR!!! Petir pun menyambar di langit.

TERLANJUR NYAMAN
Banyak cewek cantik, tapi punya pacar buluk. Kebanyakan dari mereka punya alsan tersendiri kenapa mau-maunya punya pacar buluk. Yang kalo diajak ke kondangan bakal dikira tukang ngambilin piring kotor di kolong kursi tamu undangan.

Alasannya adalah nyaman. Iyah, terlanjur nyaman. Mau sebuluk apapun wajah pacar, kalo dia udah nyaman, dia rela. Walaupun entah nanti anaknya bakal jadi kayak apa.

Dan gimana kalo hal ini di bawa ke lapangan bola?

Setelah tertunda selama 15 menit, pertandingan Perjoni VS Perkoni dilanjutkan kembali. Cecep yang merasa bersalah, ingin sekali menebus kesalahannya terhadap wasit. Jadinya Cecep lebih perhatian sama wasit. Cecep jadi ngikutin apa maunya wasit. Cecep sengaja melakukan pelanggaran. Lalu Cecep menghampiri wasit. Tanpa ditanya, Cecep langsung mengakui kesalahannya. Habis itu Cecep ngejar-ngejar wasit. Wasit merasa senang dengan perlakuan Cecep yang pengertian. Saat wasit lari-lari kecapean, Cecep langsung ngambil air dari pinggir lapangan dan ngasih ke wasit. Saat ada pemain lain yang protes keras ke wasit, Cecep langsung pasang badan ngelindungin wasit.

Melihat perlakuan Cecep, wasit jadi senang. Dia merasa ada yang merhatiin. Wasit jadi nyaman sama Cecep. Nyaman memimpin pertandingan ini.

“Sit, waktu! Waktu,” ucap Cecep menunjuk-nunjuk pergelangan tangannya. Memberi isyarat menanyakan waktu yang tersisa dalam pertandingan. Cecep merasa waktu sudah habis 90 menit. Waktu perpanjangan pun rasa-rasanya sudah habis. Namun wasit tak kunjung meniup pluit tanda pertandingan selesai. Padahal Perjoni sudah unggul 1 – 0.

Wasit senyum manja menatap Cecep. Ia menggelengkan kepala. Dia ingin lebih lama lagi memimpin pertandingan, karna dia... sudah terlanjur nyaman.


gue berharap, semoga segala keribetan cewek enggak terbawa saat jadi wasit sepakbola di lapangan kayak diatas.


YEAAAAY, sekian sudah tulisan gue. Semoga ini bisa menghibur dan bermanfaat buat lo, pembaca setia gue. Ehehehe. Sampai ketemu. Love youuu.... :* 

13 comments:

  1. Yaelah, ribet banget ya, kalau wasit cewek. Aku sendiri belum pernah lihat secara langsung sih, sesekali di youtube paling lihat pemainnya yang cewek..

    Kalau aku maen bola dan wasitnya cewek, dan bakal ribet dah..haha
    Gak kebayang kalau kelabilan itu terjadi dalam kisah nyata..Semoga aja deh gak bakal terjadi kejadian gitu kalau wasit cewek sampe gitu, bakalan repot..

    ReplyDelete
  2. “Eh tapi, Beb, kartu merah warnanya lucu bangeeeet. Ihhh liat dehh. Sukaaaa. Aku kasih dia kartu merah aja ah.” ini sumpah pecah banget dah. Bayangin itu beneran kejadian pas dia lagi mimpin pertandingan, udah kalau sering pelanggaran gak nyampe satu babak abis itu pemain. Pada WO dua-duanya karena pemainnya pada dikasih kartu merah semua xD

    ReplyDelete
  3. Loh ko jadi ribet gini ya urusanya,
    untung seumur-umur main bola aku ga pernah dapet wasit cewe.
    eh tapi aku jarang main bola ding wkwk.

    Moga yang jadi wasit cukup mba Bibana aja ga usah ada lagi yang lainya supaya tidak terjadi petaka haha

    ReplyDelete
  4. Wadaw, berasanya kalo wasit cewek bakalan ribet banget ya. Persis cewek cewek labil jaman sekarang. Etapi kalo menurutku sih ya, namanya juga sekarang tuh udah ada yang namanya persamaan gender. Si wasit perempuan ini bisa jadi prooo banget lho. Sama kayak para cowok cowok koki yang bertebaran di luar sana.

    ReplyDelete
  5. beakakakakaka, ini kenapa kepikiran sik nulis ini.
    ngakak aja gitu.tapi kalau vina jadi cewe ga gini gini amat sih,
    lebih parah tepatnya wkwkwkwkw
    yang jelas wanita butuh di mengerti, ehakkk~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ehtapi, jika penjabaran seperti diatas emang beneran terjadi. Kayaknya, pemainnya gimana ya, kalau sama sama wanita paling keras jambak-jambakan.
      kalau antara wanita dan laki-laki begimana jadinya ituuu. wkwkwkw masih jadi perdebatan dan pergolakan batin.

      Delete
  6. Yahhh namanya juga cewe bangg, maklumin aja kalau emang ribet banget, banget, banget.

    Butuh banyak banget bg kalo buat cewe mah wkwkw, tapi tanpa cwe bakal hampa hidup kita bg :(

    ReplyDelete
  7. ini wasit yang liga jerman itu kan ya? gue pernah baca beritanya, tapi emang udah beneran mimpin pertandingan gitu ya?

    ini telek banget sih kalo beneran kayak gitu wasitnya. apa''an labil gitu. gue kalo beneran dipimpin wasit labil bin aneh kayak gitu, mendingan gue tekling wasitnya dah, ketimbang musuh. asli, minta banget ditendang. untung pacar gue engga labil kayak gitu.
    wasit yang kayak gitu, musnah aja lah. hahahaha
    bikin emosi doang

    ReplyDelete
  8. Ini tuh kamu sebenarnya pengen curhat tentang segala keribetan cewek tapi mengaitkannya ke wasit, ide bagus bro, bener bener bisa aja ya hehe

    ReplyDelete
  9. Ribet juga ya kalo cewek yang jadi wasit, itu bakal jadi pertandingan bola yang warna-warni. Hahaha.
    Tapi kalo pernah lihat pertandingan yang sebenarnya, cewek bagus-bagus aja sih jadi wasit. malah cenderung tegas dan pemain jarang protes. Mungkin karena cewek selalu bener.. :D

    ReplyDelete
  10. Kalau seandainya di dunia ini semua cewek kayak gini, udah lah g usah ada cewek aja sekalian, ribet soalnya. Aku jadi laki aja deh..
    Ini pengandaiannya bener-bener menghayati banget, kayak udah pengalaman aja digituin cewek atau mungkin pernah jadi cewek? :p

    Pasti yang kamu omongin ini cewek yang teramat rempong sedunia, kalau sampai terjadi beneran cewek macam gini megang peranan penting di ajang pertandingan dsb.. jujur aja bye~ *nodong senapan dan door!

    ReplyDelete
  11. Menurut saya gk enak ah kalo wasitnya cewe, nanti pas ada pelanggaran dan ditanya "salah saya apa sit? dan wasitnya jawab "pikir aja sendiri" -_-

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter