Saturday 9 March 2013

Radio Galau FM Versi Gue

Share it Please
Kemaren, enggak lama gue baru aja nonton Radio Galau FM yang tayang perdana di RCTI. Enggak tau kenapa gue ngerasa enggak puas dengan cerita tersebut. Tadinya gue kira bakal ada kaitan yang kuat antara radio dengan jalan cerita. Tapi yang gue dapetin disana, radio itu cuma dijadikan 'sampingan,' karna kuatnya cerita ditentukan oleh kesukaan menulis si pemeran utama. Dan tadinya gue kira bakal ada klimaks yang tercipta akibat pengaruh radio disitu, tapi yang gue dapetin klimaksnya adalah si pemeran utama berhasil nerbitin buku yang judulnya Radio Galau FM.

Nah, karna itu gue jadi kepikiran buat ngebuat cerita yang lebih enak menurut gue. Yang gue rasa pas dengan judul film tersebut. So, here is the story:

Radio Galau FM

Bara adalah anak SMA yang masih lugu. Dia memiliki kegemaran berbicara. Karna itulah dia kerja sambilan sebagai penyiar radio. Salah satu acara radio yang Bara bawakan adalah Malam Minggu Galau. Diberi nama seperti itu karena acara tersebut berisi tentang curhat-curhatan galau para pendengar dan acara tersebut disiarkan di Malam Minggu.
Ada salah-satu pendengar setia dari acara Malam Minggu Galau, Nuke namanya. Dia sering curhat di acara tersebut. Curhatannya adalah curhatan galau yang drama banget. Hal tersebut membuat Bara selalu mengolok-olok Nuke. Bara beranggapan bahwa cerita Nuke itu berlebihan.

Namun, siapa sangka, kebiasaan mengolok-olok Nuke malah berbuah karma bagi Bara. Bara mengalami sendiri semua kegalauan yang drama banget yang Nuke ceritakan.  Dia jadi merasakan apa yang Nuke katakan ketika di acara Malam Minggu Galau.

Suatu saat Bara berpacaran dengan adek kelasnya, Velin namanya. Awalnya mereka seneng-seneng aja, tapi setelah dua bulan pacaran, mulailah timbul konflik diantara mereka. Velin mulai mengekang Bara, bersikap drama dan berlebihan.

Suatu hari Bara ingin nonton turnamen basket dengan teman kelasnya. Tapi pada hari yang sama, Velin meminta Bara untuk menemaninya ke toko buku. Bara meminta maaf bahwa dia tidak bisa mengantarnya karna ingin nonton basket. Saat itu lah Velin marah, dia tidak menerima. Kemudian dia mengeluarkan jurus yang biasa cewek-cewek labil keluarkan, yakni jurus banding-membandingkan.
'Jadi kamu lebih milih nonton basket sama temen kamu daripada nemenin aku? Sebenernya kamu sayang aku enggak sih?!' kata Velin dengan nada tinggi.

Buka cuma itu, Velin juga menuntut Bara untuk selalu mengabarinya kapan dan dimanapun dia berada. Jika satu hari saja Bara enggak mengabari Velin, maka dia akan marah dengan alasan 'khawatir.' Entah apakah itu rasa khawatir takut Bara kenapa-kenapa, atau khawatir Bara jalan dengan yang lain. Bara merasa Velin masuk terlalu jauh ke kehidupannya. Bara masih punya kehidupannya sendiri yang enggak berhak dicampuri orang lain, termasuk pacarnya sendiri.

Karna kebiasaan Velin itulah kemudian mereka sering bertengkar. Bara merasa heran dengan Veli. Sikap keras dan mengekang Veli tadi sama sekali enggak dia temui saat PDKT.  Pada akhrinya Bara jenuh dengan Velin sehingga dia memutuskan untuk pisah dengan Velin. Setelah putus, Bara jadi galau.

Enggak lama kemudian Bara berpacaran dengan kakak kelasnya, Diandra. Seperti layaknnya orang yang berpacaran, semua berlangsung indah di awal. Dari mulai PDKT sampai awal mereka berpacaran, selalu aja ada kejutan tak terlupakan yang ngebuat semuanya jadi indah. Bara sempat berpikir bahwa pacarnya yang sekarang itu lebih baik daripada Velin, pacarnya yang dulu. Diandra lebih dewasa, mandiri, dan anggun.

Namun lama-kelamaan Bara merasa enggak nyaman. Diandra memang berbeda dengan Velin yang memiliki sifat manja, drama, dan possesif. Dia lebih mandiri. Tapi, menurut Bara, Diandra terlalu mandiri. Sampai-sampai tiap Bara menawarkan tumpangan untuk diantar pulang, dia sering menolak dengan bilang, 'Enggak usah, aku bisa pulang sendiri, kok, Sayang!' Bukan cuma menolak diantar pulang, tiap Diandra mau beraktifitas seperti pergi ke toko buku, pergi ke supermarket, pergi ke pertunjukan sirkus, Diandra tidak pernah pengin diantar Bara. Sehingga mereka berdua bisa pergi bareng cuma tiap Hari Minggu. Sekedar hang out bareng.

Ketidaknyamanan Bara semakin menjadi karna dia merasa tidak diakui oleh Diandra. Ketika mereka jalan bareng, mereka enggak sengaja papasan dengan temen lama Diandra. Namun, bukannya memperkenalkan Bara sebagai pacarnya, Diandra malah bersikap cuek dan asyik sendiri ngobrol dengan temannya itu.

Bara merasa bahwa Diandra tidak benar-benar mencintainya. Bara mencoba menanyakan kepada Diandra akan sikapnya itu, tapi dia tidak nerima. Diandra malah bilang bahwa Bara kekanak-kanakan. Hal kecil gitu aja sampai dipermasalahkan dan dianggap seruis. Kemudian mereka cekcok dan akhirnya putus. Bara pun galau lagi.

***

Bara kembali siaran di acara Malem Minggu Galau. Seperti biasa, Nuke, pendengar setia Malam Minggu Galau, selalu menelepon dan curhat tentang segala kegalauan dia. Kali ini Nuke cerita bahwa dia baru saja putus dengan pacarnya karna ternyata pacarnya suka sesama jenis. Dia homo. Nuke kecewa, padahal rasa sayangnya ke mantannya itu sangat besar. Bara pun menanggapai curhatan Nuke. Tapi ada yg berbeda. Bara enggak seperti biasanya yang mengolok-olok setiap curhatan Nuke. Kali ini dia mendengarkan dengan baik. Karna Bara sekarang tahu, bahwa hubungan berpacaran itu memang rumit. Butuh komunikasi, butuh pengertian, harus terbuka dan bisa menahan ego.

Enggak lama kemudian Bara juga menceritakan kegagalan cintanya bersama Diandra. Dia Menceritakan kepada Nuke tiap detail kekecewaannya. Sekarang keadaannya kebalik, malah Bara yang curhat ke Nuke.

'Ini kenapa malah penyiarnya yang curhat ke pendengar? Haha!' kata Nuke.
'Eh, i-iya kenapa yah? Duh, sorry banget para pendengar, kali ini gue kebawa suasana.' Jawab Bara sambil gelagapan.
'Huh, ntar hubungin nomer gue aja deh ya, biar kita bisa ngegalau bareng, haha. Dahhh!'
'Hehe, oke, teingks Nuke yang uda curhat disini. Ayo bagi yang pengin nyeritain kegelisahannya, rasa galaunya, cepet hubungi nomer ini. Well, kita break dulu lima menit. Gue punya lagu keren buat lo semua. Check this out!' tutup Bara.

Beberapa hari kemudian, Bara coba menghubungi Nuke. Akhirnya merekapun sering berkomunnikasi baik via SMS atau telepon-teleponan. Isinya tetep, curhat masalah masing-masing dan tentunya ngegalau bersama. Saat itu Bara merasa nyambung dengan Nuke. Akhirnya Bara suka dengan Nuke.

Pada suatu Malam Minggu, Nuke datang ke Radio dimana Bara siaran. Sebelumnya Nike penasaran bagaimana ekspresi Bara ketika menerima curhatan-curhatan pendengarnya di acara Malam Minggu Galau. Kemudian Nuke meminta ijin untuk dateng ketika Bara siaran. Dengan senang hati Bara pun membolehkannya.

‘Bara!’ teriak seseorang dari jauh. Saat itu Bara sedang duduk di depan komputer memainkan musik disela-sela break siaran.
‘Eh, lo Nuke?’
‘Iya, ini gue!’ Nuke menjawab dengan santai.
‘Oh, hehe. Gue Bara’ Nyodorin tangan.
‘Nuke’ sambil menjabat tangan Bara.

Bara sedikit gerogi saat itu. Ini pertama kalinya mereka bertemu. Sebelumnya padahal mereka akrab banget di telefon dan di SMS. Bara yang biasanya aktif menghubungi dia, kini ketika berhadapan langsung dengan Nuke, dia malah kikuk.

‘Lo kenapa? Canggung gitu’ tanya Nuke.
‘E-e, masa, haha!’ Bara ketawa garing.
‘Yaudah, gue duduk disini ya’ Nuke duduk di kursi kosong sebelah Bara.
‘Silahkan silahkan! Hehe’ Bara makin kikuk.

Kemudian mereka pun ngobrol. Suasana mulai mencair. Mereka mulai ngobrol akrab seperti ketika di telefon atau di SMS.

‘Lo emang biasa ya pake celana robek-robek begitu? Enggak takut masuk angin?’ Tanya Bara.
‘Haha, biasa aja’

Nuke adalah sosok cewek tomboy. Saat itu dia menggunakan jeans robek-robek. Sehingga terlihat sekali sisi tomboynya.

‘Ternyata lo tomboy yah. Beda dari yang gue bayangin sebelumnya, haha’
‘Hm, emang kenapa?’
‘Engga papa, sih. Selama lo nyaman begitu, kenapa enggak?’
‘Iya, gue nyaman kok’ jawab Nuke sambil senyum.
‘Oya, gue baru ngeh, mantan lo yang homo itu pasti ngira lo itu seorang cowok ketika nembak lo. Haha!’ Kata Bara meledek Nuke.
‘Errggg, jangan diungkap lagi deh!’ Nuke diem sejenak. ‘Eh, tapi bener juga yah, haha!’ lanjutnya.
‘Eh, biar lo itu tomboy, tapi lo juga drama banget ya. Cerita lo waktu ditelefon berebihan gitu haha’
‘Yee, namanya juga cewek, wajar lah drama sedikit’

‘Nuke memang beda dengan Velin dan Diandra. Dia enggak secantik Velin dan enggak seanggun Diandra. Yang jelas, dia bisa ngebuat gue nyaman dengan kepribadian yang dia miliki. Dimata gue, Nuke punya sisi menarik tersendiri. Awalnya gue selalu MENGINGINKAN sosok YANG SEMPURNA, tanpa gue sadari bahwa yang gue BUTUHKAN adalah sosok YANG PAS. Dan gue yakin Nuke adalah sosok yang pas buat gue.’ Gumam Bara dalam hati.

‘Haha. Hm, ekhem. Ke, gue mau ngomong deh.’ Wajah Bara berubah menjadi serius.
‘Mau ngomong apa? Sampe bilang segala’
‘Hm, gue ngerasa kita tu nyambung. Gue nyaman ngobrol sama lo, enggak ada beban...’ kata Bara sambil menatap wajah Nuke. ‘Gue suka sama lo, Ke. Lo mau kan?’ sambung Bara.
Nuke cuma diem. Kemudian dia sedikit menunduk. Tapi perlahan senyum mulai mengembang di wajahnya. Lalu Nuke menatap mata Bara. Kemudian, ‘Iya’ jawab Nuke diiringi senyum yang merekah. Bara pun senyum kegirangan.

Enggak lama kemudian break pun selesai, lalu siaran dimulai kembali. ‘Eh, ssttt! Bentar lagi mau on air lagi nih.’ Bara menempelkan jari telunnjuk ke bibir, meminta Nuke diam karna siaran akan dimulai lagi. ’Oke, balik lagi di Malam Minggu Galau. Di sesi terakhir ini sebelum gue nutup siaran, gue cuma mau bilang bahwa segalau apapun kalian, jangan pernah terpuruk terlalu lama. Lo harus inget, ketika lo patah hati, pasti ada orang diluar sana yang bakal menjadi penyembuhnya. Kaya gue sekarang. Gue udah menemukan penyembuh itu.’ ucap Bara sambil melirik Nuke.


Bara:Akhirnya gue menemukan penyembuh luka yang dibuat Velin dan Diandra. Dia adalah Nuke. Acara Malam Minggu Galau di Radio ini lah yang mempertemukan gue dengan dia. Galau-galauan di radio enggak lagi ngebuat gue hanyut dalam kegalauan. Karna sekarang, ada Nuke yang nemenin tiap kali gue siaran di Radio Galau yang satu ini!

--TAMAT--

Gimana? Enggak kalah kan Radio Galau FM Versi gue dengan cerita yang aslinya? Haha! Udah, gitu ajah. Wassalam.

21 comments:

  1. iya bener banget bro, itu film nggak nyambung banget....... fu fu fuf janan

    ReplyDelete
    Replies
    1. i-iyah.
      Itu mksudnya 'fufufuf janan' apa ya?

      Delete
    2. itu bahasa tingkat tinggi bero

      Delete
    3. Btw, jangan pakai Fufufu dong. Jadi ngerasa...

      Hahaha *jitakin kepala sendiri*

      Delete
  2. wah gue lebih suka sama cerita Radio Galau versi lo bang haha :D
    lebih nyambung banget dan lebih masuk akal. Kalo buat cerita yang aslinya sih, kayaknya mesti ganti judul tuh -_-

    ReplyDelete
  3. cerita radio galaunya keren nih,, tapi sebagai pembanding, gua enggak tau film radio galau yg enggak sesuai keinginannya penulis sih

    ReplyDelete
  4. hahaha
    aku belum pernah nonton.. -.-
    tapi kalo yang versi kamu ini kayaknya seru banget.. (y)

    ReplyDelete
  5. sama ne ama ginty , aku jga blum nonton yg tipi..
    crta ini seru jga kok..:D

    ReplyDelete
  6. aku blm nonton filmnya seperti apa, jd gak bisa membandingkan seperti apa kisahmu ini dgn filmnya. kayaknya harus nonton dulu nih biar tahu. :)

    ReplyDelete
  7. aku udah pernah nonton, dan crita endingnya tu gak jelas.. menurut aku sih masih bagusan punya mu hehe

    ReplyDelete
  8. wah cerita versi km lebih oke nih haha

    ReplyDelete
  9. Wah cerita lo boleh juga tuh, serius ..
    Ini baru bener-bener radio banget!!!
    Gue baca dari awal sampe akhir loooh (•̀⌣•́)9

    Btw, itu velin beberapa typo jadi veli.. Gue jadi berasa porno

    ReplyDelete
    Replies
    1. hoho, txs
      'velin' bang, td 'veli' salah nulis.

      Delete
    2. oya, emang lo biasanya enggak baca ampe akhir ya?

      Delete
  10. yang kadang konyol tu, cerita putus terus nyilet hahaha. sma juga duh :D

    ReplyDelete
  11. Keren bang,.
    Gue udah nonton filmnya, tapi kok gue gak nyadar yah,.
    Mungkin karena gue terlalu fokus sama kisah cintanya, dari pada radio-nya.

    Emang bener sih rada-rada gak nyambung judulnya, kalo kisah didalamnya keren menurut gue

    ReplyDelete
  12. aku belom pernah nonton. mungkin kalo radio galau versimu itu dibuat layar lebar akan lebih galau-ness
    hihihi

    ReplyDelete
  13. Gue malah belum nonton aslinya -__-
    dan itu. Itu... kenapa ada homonya. Kesiyan dia, udah homo masuk tipi. Terekspose gitu~

    ReplyDelete
  14. wah bener, bang,.... keren.
    gue kirain juga, yang galau tuh penyiar radiaonya (versi asli) ternyata yah, kayak gitu....
    u bikin filmnya aja deh, bang. laku'' di tonton sasma anak BE muahahah

    ReplyDelete
  15. Belum nonton yang versi filmnya, jadi sama kayak di atas, belum bisa membandingkan. Tapi ceritanya keren dan ngalir. Bahasanya juga ringan. Oke oke

    ReplyDelete
  16. Keren broo.... Gue suka gaya elo

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter