Tuesday 1 December 2015

Mel

Share it Please


Gue udah kenal Amel lama banget. Bahkan, sebelum GGS tayang di tivi dan sebelum Prili Latukonsina di-bully sama hatersnya, gue sudah kenal dengan Amel.

Pertama kali kami bertemu dan tahu nama masing-masing, yaitu disebuah organisasi kampus. Ini adalah organisasi Mahasiswa Bahasa Inggris. Iya, gue dan Amel kuliah di jurusan Bahasa Inggris. Btw, organisasi kami ini adalah organisasi yang positif lho. Seluruh anggotanya adalah anak sholeh yang selalu ngecup tangan kedua orang tua tiap berangkat ngampus. Selain itu, organisasi ini merangkap menjadi biro jodoh. Soalnya banyak member yang tertangkap basah menjalin hubungan dengan sesama anggota tapi enggak sesama jenis.

Semua cerita cinta yang terkuak antar member ini selalu manis. Namun, cuma kisah cinta gue aja yang pahit campur asem karna kena PHP ditinggal balikan sama mantan gebetan gue dulu. Ya sebut saja Hayati. Kita samarkan nama aslinya. Hayati kampret ini ditaksir banyak member cowok organisasi kami. Kira-kira jumlahnya belasan. Menurut gue, jumlah segitu sudah cukup untuk membuat sebuah organisasi pecinta Hayati.

Suatu saat gue nembak Hayati. Terus pas gue tembak, dia beralasan enggak mau jadian sama gue karna dia takut gue dimusuhin member lain. Hayati takut rasa cinta gue ke dia malah merugikan gue sendiri karna gue dianggap saingan sama para member cowok yang naksir dia. So sweet yah! Kaya di FTV. Tapiii... ternyata eh ternyata itu semua bulshit. Hayati malah balikan sama mantannya. Semua member cowok yang suka sama dia juga ditolak mentah mentah. Ehm... kecuali gue. Gue ditolak setengah mateng, karna gue dan hayati sempet jalan bareng, nonton bareng, ke WC bareng, dan hampir gandengan tangan.


Setelah ditolak, liver gue hancur. Akhirnya demi melampiaskan sakit hati gue, gue cuma bisa membuat organisasi baru yang berisi para member cowok yang ditolak cintanya oleh Hayati kampret ini. Semoga dikemudian hari kami enggak kejebak cinlok dan merasakan benih-benih asmara diantara kami.

Selain gue, tentu saja Amel juga enggak lepas dari romansa cinta lokasi. Cerita cinta Amel juga sweet banget.

Tapi sebelum melangkah lebih jauh, untuk mempermudah pengucapan organisasi mahasiswa bahasa inggris yang sholeh karna selalu mengecup tangan kedua orang tua sebelum ngampus yang merangkap menjadi biro jodoh ini, gimana kalo kita ganti saja pengucpannya jadi.... ‘Huft.’ Iya, sebut saja nama organisasi ini ‘Huft.’

Okey, kisah cinta Amel dengan seorang adek kelas terungkap kala itu. Gue sempat kaget setelah tahu ternyata cowok itu adek kelas.

“Dia adek kelas, Mel?”

“Ehe iyak, Ga.”

Kala itu gue dan Amel beserta beberapa member ‘Huft’ sedang berkumpul di ruang sekretariat.

Enggak lama, orang yang diomongin dateng. Gue liatin terus dia dari ujung kakinya, terus naek ke lutut, naik lagi ke selangkangan. Gue berhenti sebentar, jantung gue berdegup kencang. Terus gue lanjut lagi samai akhrinya gue tercengang saat pandangan gue sampai di wajahnya.

Wajahnya terlihat lebih tua dari gue. Rambut bagian depannya sudah abrasi, sehingga nampak tipis. Jenggotnya tumbuh liar. Kantong matanya tebal, giginya kuning langsat seperti keseringan ngopi dan rokok.

Setelah gue melalakukan investigasi lebih lanjut dan mendalam, ternyata walaupun statusnya adik kelas, namun usia pacalnya Amel ini diatas Amel dan gue. Ehm, pantes struktur wajahnya nyaingin wajah gue tuanya.

Romansa percintaan mereka sangat so sweet. Mereka sering selfie bareng lalu diupload di facebook. Ketika lagi makan dikantin, mereka selfie, terus diupload. Saat lagi jalan bareng di mall, mereka selfie terus diupload. Pas lagi selfie, mereka selfie terus diupload.

Kadang gue pengen juga kayak mereka. Bukan, bukan selfie bareng sama pasangan, tapi bisa makan di kantin dan main ke mall. Waktu itu uang saku gue cuma cukup buat bensin motor sama jilid dan motokopi tugas-tugas kuliah. Akhirnya gue enggak pernah jajan di kantin, dan cuma bisa puasa. Gue juga enggak pernah main di mall. Jadi gue seringnya main di teras mesjid, nyundul-nyundul ubin.

Hubungan mereka awet banget, kayak baso boraks. Kelihatannya enggak pernah kadaluarsa atau busuk. Dari semenjak gue cinta sama Hayati, sampai cinta gue beralih ke adik kelas, ke teman sekelas, sampai ke mamang potokopian, Amel tetep awet sama pacalnya. Salut gue!

Gue enggak begitu tahu kelanjutannya Amel dengan pacalnya seperti apa. Ada isu yang mengabarkan Amel enggak lagi bareng pacalnya. Tapi gue lihat dia masih sering selfie bareng. Tadinya gue juga mau bikin gosip gue deket sama pacalnya Amel, tapi gue urungkan niat itu. Bukan, bukan karna gue enggak suka, tapi karna cowok enggak pernah bergosip.

Gue sering nulis di blog. Banyak hal yang gue ceritakan di sana. Seringnya sih keapesan gue sehari-hari. Seperti saat gue kebelet pup di saat UTS sedang berlangsung. Sungguh dilematis banget rasanya kala itu. Gue cuma punya dua pilihan, lanjut ngerjain soal UTS dengan resiko cepirit di kelas, atau cabut pup k WC dengan resiko gagal ngerjain soal UTS.

Selain itu, gue juga sering ceritain tingkah laku absurd temen-temen gue. Salah satunya temen gue yang bau ketek. Ya walaupun ketek gue juga bau sih, tapi bau ketek temen gue ini menyengat banget. Aroma keteknya sudah bisa tercium dari jarak 5000 meter. Mungkin kalo dia hidup di pulau Komodo, dia sudah tewas disantap Komodo karna aroma badannya yang menyengat memancing Komodo dari kejauhan. Selain itu gue juga pernah nulis di blog saat gue diajak Chacha, temen sekelas gue, untuk jalan-jalan ke mall nyari gitar, terus pulangnya gue ditraktir baso. Akhirnyaa, gue bisa ngerasain main ke mall dan makan gratis.

Adek kelas gue, Dwi, suka baca blog gue. Katanya si lucu, padahal menurut gue isinya aib semua. Abang kelas gue, Sandy, juga sering baca blog gue. Katanya sih kisah percintaan yang gue tulis di blog mengharukan, padahal menurut gue sih mengenaskan, aib, dan sisanya kenangan... hiks Y,Y.

Amel juga enggak kelewatan menjadi subscriber blog gue. Amel enggak ngasih pendapat apapun tentang tulisan gue kayak yang lainnya. Dia malah minta gue nulis cerita yang mencatut namanya di blog gue.

“Oga, kapan nih kamu mau masukin aku ke blog kamu? Hihi” ucap Amel cempreng.

”E-ehm... anu.”

“Kapaaann?”

“Err... k-kapan yah.”

“Masukiiiinnn!!!!”

“Eh, liat deh, bulu hidung aku nyambung ke kumis lho. Nihh, bagus kan???,” kata gue mengalihkan perhatian Amel.

“Wah, hebat yahh,” dia pun lupa, dan kini mengagumi bulu hidung gue.

Sebenernya gue enggak ada maksud sengaja untuk menulis orang-orang sekitar gue ke dalam blog gue. Waktu itu kebetulan temen gue keteknya bau banget, ya gue tulis lah ke blog. Saat itu Chacha minta dianter belin gitar lalu sesudahnya gue ditraktir bakso, ya gue tulis lah di blog. Nah sekarang mungkin kalo Amel keteknya berbau bangkai dan dia mau nraktir gue, mungkin gue bakal nulis di blog pengalaman itu beserta nama Amel di dalamnya.

Gue heran sama Amel. Kebanyakan temen gue setelah namanya ada di blog gue, mereka pada enggak terima. Ada yang minta gue hapus atau samarkan nama mereka karna merasa aib. Ada yang minta royalti karna udah mencatut namanya ke blog gue. Ada yang minta postingan gue itu dihapus. Gue serba salah jadinya.

Tapi ada apa dengan Amel? Plis, Mel, ini bisa menjadi aib buat kamu. Pliss, jangan paksa gue masukin nama lo di blog gue. Pliss...

Amel memang punya energi yang berlebih. Mungkin orang kebanyakan merasa aib setelah namanya ada di blog gue, tapi enggak dengan Amel. Dengan energinya, dia merubah rasa aib itu menjadi rasa senang, bahkan mungkin rasa bangga. Gue enggak tau. Seorang Amel yang notabene orang biasa, asing dengan dunia blog, tapi menganggap blog gue ini bukan aib. Dia dengan senang hati minta namanya dimuat di blog gue. Gue jadi terenyuh dan terharu.

Di balik ambisi enggak penting Amel yang pengen namanya ada di blog gue itu, Amel adalah orang yang menyenangkan. Sifat Amel begitu periang. Amel selalu menebarkan aura positif. Kalo deket dia, bau ketek dari badan gue ini pasti selalu berubah menjadi aura positif yang menyegarkan. Bahkan anak-anak cewek kalo keseringan deket Amel, lama-lama bakal positif.

Oke, Mel. Gue akan masukan nama kamu suatu saat nanti di blog gue. Tapi plis, siapkan mental dari sekarang. Karna ini akan menjadi aib buat kamu, Mel. Pliss banget....

Well, this is the end of my post. If you have something to say, just write your comment below! See ya.


1 comment:

  1. hahaha yogaaa makasiiihhh.. wakakakak akkk oga brlebihan memuji amel periang, aura posiif pula, tpi aamiin deh :) :) :)
    oke ogaaa amel sih mentalnya udah mental baja haha,, ditungguuuuu *_~

    ReplyDelete

Profil Penulis

My photo
Penulis blog ini adalah seorang lelaki jantan bernama Nurul Prayoga Abdillah, S.Pd. Ia baru saja menyelesaikan studinya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Ia berniat meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk memperdalam ilmu Pendidikan Bahasa Tumbuhan, namun sayang belum ada universitas yang membuka jurusan tersebut. Panggil saja ia “Yoga.” Ia adalah lelaki perkasa yang sangat sayang sekali sama Raisa. Di kamarnya banyak sekali terpajang foto Raisa. Sesekali di waktu senggangnya, ia mengedit foto Raisa seolah-olah sedang dirangkul oleh dirinya, atau sedang bersandar di bahunya, atau sedang menampar jidatnya yang lebar. Perlu anda tahu, Yoga memiliki jidat yang lebar. Karna itu ia sering masuk angin jika terlalu lama terpapar angin di area wajah. Jika anda ingin berkonsultasi seputar mata pelajaran Bahasa Inggris, atau bertanya-tanya tentang dunia kuliah, atau ingin mengirim penipuan “Mamah Minta Pulsa” silahkan anda kirim pesan anda ke nurulprayoga93@gmail.com. Atau mention ke twitternya di @nurulprayoga.

Find My Moments

Twitter